30. Memilih yang terbaik

1.5K 263 179
                                    

Yg menunggu selamat menikmati

Harap maklum jika berantakan atau banyak typo soalnya yang nulis lagi gampang ngantuk.

Enjoy

3 hari setelah Kim Suho datang kembali ke penthouse nya tanpa dipinta, kini Bae irene menjalani hari-harinya seperti biasa lagi. Ia memastikan diri dan juga hatinya bahwa ia sudah tidak mudah lagi untuk terguncang oleh sebuah perasaan rindu ataupun sakitnya yang dulu. Wanita itu meyakinkan dirinya untuk kuat menjalani hari-harinya lagi, walaupun memang sedikit berat dari sebelumnya. Karena kedatangan suho kemarin ternyata masih cukup membekas dibenaknya.

Hari kembali berjalan seperti biasanya, dan Kini di tempat kerjanya ia baru saja menyelesaikan sebuah meeting bersama kliennya yang terdiri dari beberapa aktor utama, sutradara serta staff yang ada di project tersebut.

Bae Irene yang selalu ditemani oleh Shon wendy saat ini sudah berada diruangan milik Irene, wendy memilih untuk langsung duduk disebuah sofa, berbeda sekali dengan sosok Irene yang berdiri didepan meja kerjanya sambil mengecek beberapa berkas diatas mejanya.

"Hari ini jadwal meetingku sudah tidak ada kan?"

"Eum, tadi yang terakhir"

Wendy yang sedang memejamkan matanya sambil merilekskan pikirannya itu sedikit terkejut ketika mendapati pintu ruangan Irene terbuka secara tiba-tiba .

Irene menoleh secara cepat ke arah pintu ruangannya dan kini kedua matanya mendapati seorang aktor yang memang tadi sempat ikut meeting bersamanya.

"Haii.. ", sapa pria itu dengan senyuman lebarnya.

Kedua wanita yang ada diruangan itu sempat saling menatap untuk beberapa detik sebelum pada akhirnya irene memilih untuk sepenuhnya berbalik dan menghadap sosok pria tampan yang memang dalam beberapa waktu ini selalu mencari kesempatan untuk bisa lebih dekat dengannya.

Pria tinggi yang memiliki senyuman manis itu melangkah untuk lebih mendekat ke arah bae irene membawa 2 buah paper bag yang tertulis brand ternama.

"Ada yang perlu aku bantu atau kau ingin mengatakan sesuatu?". Ujar irene tenang dan terkesan santai.

Irene selalu terbuka dengan pria-pria yang silih berganti datang dan mencoba memasuki hatinya yang sudah terlanjur tertutup sangat rapat.

"Eum, ya.. ", pria itu menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal, terlihat sekali bahwa ia sedikit salah tingkah ditatap sebegitu santainya oleh sosok irene yang saat ini tersenyum kecil.

"Apa kau malam ini sibuk? Aku berniat mengajakmu makan malam bersama"

Irene yang berdiri tenang itu menatap sekilas ke sosok sahabat nya yang saat ini terlihat nyaman meminum teh sambil menonton 2 orang didepannya.

"Ouh Bogum-ssi.. I'm so sorry, tetapi malam ini aku ada jadwal makan malam dengan petinggi perusahaan", tolak irene selembut mungkin dengan senyuman tidak enaknya, mengingat orang didepannya salah satu aktor penting di projectnya, tidak lucu bukan jika salah satu aktor harus keluar dari project ini dengan alasan ditolak makan malam.

"Ahh begitu ya.. ", pria yang memiliki senyuman manis itu terlihat sedikit kecewa namun ia bisa mengendalikan ekspresi wajahnya.

"Baiklah, tidak apa-apa. Mungkin kita bisa makan malam di lain waktu", ujarnya lagi dengan suara lembutnya yang terkesan ramah.

Faultless ✔Where stories live. Discover now