17. Pembuktian

1.6K 291 277
                                    

Didalam ruangan Executive producer itu, ada dua orang wanita cantik yang saat ini duduk berhadapan dideretan sofa tamu yang ada disana.

Mereka duduk bersebrangan dengan ekpresi wajah yang bertolak belakang. Bae irene dengan tatapan kosongnya dan Shon Wendy dengan tatapan lurus yang datar ke arah sahabat nya.

Wanita berambut pendek sebahu itu sejak tadi duduk tegak dengan posisi kedua tangan terlipat didadanya, sedangkan Bae Irene duduk menyender dengan helaan nafas yang sering kali terdengar. Keduanya terdiam hening cukup lama setelah beberapa saat yang lalu Irene menceritakan kejadian di apartemen Kim Seonho Lusa Kemarin.

Wendy sejak awal sudah bisa menebak akan ada sesuatu yang terjadi disana dan ternyata benar, setelah irene menceritakan tentang Ibu dari Kim bersaudara itu datang ke apartemen Seonho saat Bae irene berada disana dan membuat sebuah kesalahpahaman fatal, yang ternyata membuat suatu keputusan keluar dari mulut dokter Kim Hee ra itu.

"Jadi dia benar-benar membebaskanmu dari tuntutan itu?". Wendy memecahkan keheningan itu dengan suara tenang nya.

Irene diam tanpa menjawab dengan tatapannya yang kini beralih ke kaca besar yang menampilkan langit biru seoul diluar sana.
Wanita itu terlihat begitu lama berkecamuk dengan pikiran nya dan wendy yang sejak tadi berusaha memahami kondisi sahabatnya itu, mulai mengerti bahwa irene sedang dilanda sebuah perasaan dilema yang begitu besar.

Wendy ingat betul, dulu saat awal-awal pernikahan Bae Irene dengan Kim Suho. Irene berharap ibu dari pria itu akan melepaskan nya secepat mungkin dan membiarkan irene kembali hidup dengan tenang tanpa embel-embel ancaman tuntutan yang bisa merusak reputasi nya sewaktu-waktu, dan keinginannya itu benar-benar terjadi sekarang.

Namun yang wendy lihat sekarang justru bukan sebuah raut kelegaan nan bahagia dari irene, sahabat nya kini terlihat takut dan ragu disaat yang bersamaan.

"Ibunya memintaku untuk meninggalkan nya". Suara pelan yang terdengar lelah itu terdengar dari Bae Irene yang saat ini sedang menunduk memegangi pelipisnya sendiri.

"Lalu apa? Kau menyetujui nya?". Wendy masih berusaha setenang mungkin bertanya tanpa adanya emosi.

Bae irene terlihat menutup matanya sejenak sebelum menatap ke arah sahabat nya dan lagi-lagi wendy bisa melihat keraguan dikedua mata yang sedikit menunjukkan sorot mata terluka itu.

"Aku.. Aku Merasa bahwa keputusan ibunya sudah benar, bukankah seharusnya kehidupan ku terus berjalan seperti dulu dan tidak ada lagi halangan"

Ucapan pelan irene ternyata mampu membuat kedua tangan wendy turun dari posisi sebelumnya dan ekpresi wendy saat ini menunjukkan perubahan yang signifikan dari ketenangan sebelumnya.

"Jadi maksudmu Suho menghalangi kehidupanmu?". Tanya wendy dengan suara yang sedikit tercekat, mungkin efek terkejut dari ucapan irene tadi.

Irene diam dengan kedua mata bergetarnya yang kini menatap ke arah lain.

"Jawab aku, Apa Suho menghalangi kehidupan mu hingga kau tidak bisa bahagia seperti orang normal?"

Irene membuang wajah dengan kedua matanya yang mulai memanas.

"BAE IRENE!!"

"AKU TIDAK BISA!! Aku tidak bisa terus bergantung kepadanya yang belum tentu bisa memenuhi kehidupanku dimasa yang akan datang!!". Balasnya tak kalah tinggi.

Shon Wendy berdiri dari tempatnya dengan wajah yang memerah padam, Wanita itu bergerak cepat ke arah sahabat nya yang sudah lebih dulu berdiri setelah mereka saling membentak.

Keduanya saling berhadapan nya dengan sorot mata yang hampir sama, namun emosi yang keluar jelas berbeda.

PLAK

Faultless ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang