13. Perdebatan Hati

1.2K 295 212
                                    


Di Sore hari menjelang gelap itu, Bae irene terlihat masih fokus menatap monitor komputer diatas meja kerjanya.
Sedangkan disisi Lain Shon Wendy terlihat sudah merapihkan barang-barangnya dan berniat pulang, karena ruangannya berada disatu area dengan irene, maka langkahnya ia bawa menuju ke arah sahabatnya yang masih terlihat begitu fokus, padahal pekerjaan hari ini sudah selesai lebih cepat dari biasanya.

"Irene.."

"Hm?". Balas irene dengan pandangan yang tidak teralihkan sama sekali.

Wendy menatap sekilas jam ditangannya kemudian melihat lagi sosok sahabat nya.

"Sekarang pukul 17.40, kita selesai lebih cepat. Bukankah seharusnya kau bergegas untuk pulang"

"Aku belum ingin pulang"

"Kenapa?"

"Masih ada beberapa hal yang harus ku cek lagi dan aku tidak ingin memikirkan nya ketika sudah dirumah"

Wendy menghela nafas lelahny ketika untuk kesekian kalinya ia melihat Bae Irene terlalu mementingkan pekerjaan nya, padahal diwaktu yang langka ini irene bisa memanfaatkan nya untuk beristirahat lebih cepat dirumah.

"Ck, Apa kau memang suka jatuh sakit karena kelelahan dalam bekerja?"

Irene hanya melirik sahabat nya sekilas, lalu mengangkat bahunya seolah tak peduli dengan ucapan sahabat nya.

"Kita sangat sulit mendapatkan waktu pulang lebih cepat seperti ini, bukankah lebih baik kau bergegas pulang untuk menikmati waktu senggang mu dirumah atau keluar mencari hiburan untuk merilekskan pikiran dan saraf-saraf otakmu yang gila kerja itu". Cibir wendy dengan suara khasnya.

Irene yang mendengar itu hanya terkekeh kecil dengan tangannya yang sibuk mengetik sesuatu diatas keyboard nya.

"Kau semakin hari semakin terdengar seperti ibuku". Canda irene tanpa melihat sahabat nya.

Wendy memilih mendudukan tubuhnya dipinggir meja kerja irene sambil melihat sahabat nya yang masih terus bekerja tanpa mengenal lelah.

"Kau bekerja keras hampir setiap hari, tabunganmu sudah membengkak bukankah itu saatnya yang tepat untukmu berfoya-foya"

"No.. No.. Menyia-nyiakan uang bukanlah hobiku. Kau kan sudah tau jika aku bekerja keras seperti ini karena untuk menjamin kehidupan masa depanku, kelak nanti aku mungkin tidak bisa bekerja seperti ini lagi, setidaknya aku harus mempunyai tabungan untuk membahagiakan masa tuaku"

"Huh.. Cara berpikirmu harus sedikit dirubah irene.."

"Dirubah bagaimana?"

"Ya.. Kau harus mengerti jika kau tidak mungkin akan terus hidup sendirian sampai Tua dengan aset yang kau miliki saat ini"

Irene kali ini menatap sahabat nya dengan pandangan yang tak mengerti.

"Maksudku.. Dengan wajahmu, kepintaranmu, kekayaanmu, karirmu, dan pengalamanmu. Semua itu merupakan aset penting dimana Kau akan menjadi salah satu manusia yang tidak akan dibiarkan sendirian didunia ini"

"Aku tau ke arah mana pembicaraan mu"

"Iya! Kau harusnya sadar sudah berapa banyak pria-pria kelaparan diluaran sana yang seperti menunggumu bersedia menerima mereka dihidupmu!"

Maksud dari kalimat kelaparan itu wendy ucapkan untuk istilah pria-pria diluar sana yang selalu saja melihat Bae irene seperti sebuah makanan langka yang harus mereka dapatkan secepatnya.

"Ck, hidupku yang sekarang saja skenarionya sudah rumit. Mana sudi aku memikirkan pria-pria yang haus wanita seperti mereka". Decih irene pelan.

Faultless ✔Where stories live. Discover now