50. Part Lima Puluh Satu

46.5K 4.6K 564
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

50. Luka Sekaligus Obatnya

Satu kata, yang mampu membuat seisi kantin hening. Hal yang tidak pernah terpikirkan oleh semua orang akan terucap dari bibir seorang Alkano Rajawali, lelaki yang menjabat sebagai leader dari gangster bernama Oscar. Dan mendapati posisi most wanted di SMA Lintang, lelaki yang dikenal pandai menilai sesuatu namun terlalu dingin dan kejam.

Dia tidak pernah mengucapkan, maaf.

Alkano masih manusia biasa, dia bisa berbuat kesalahan dan bersalah. Namun cara Alkano untuk bertanggung jawab dari perbuatannya bukan dengan cara meminta maaf, sebaliknya dia akan menanggung apa saja asal tidak mengucapkan kata itu.

Alkano Rajawali benar-benar anti dengan kata maaf. Dan sekarang ini kantin berhasil dibuat tercengang dengan apa yang lelaki itu lakukan, fokusnya pada gadis yang duduk di bawah Alkano. Gadis yang awalnya tampak tak perduli kini juga merasa tak percaya, Jevanya membalikkan tubuhnya menghadap Alkano. Menoleh ke atas menatap lelaki itu yang juga tengah menatapnya dengan dingin dan lekat bersamaan.

Bukan, Jevanya bukan kaget dengan Alkano yang meminta maaf kepadanya. Dia tentu tidak mengetahui soal rumor Alkano yang tidak pernah mengucapkan kata maaf, karna dia baru saja masuk ke dalam lingkungan ini selama beberapa bulan. Namun, yang di heran kan gadis itu adalah Alkano minta maaf untuk hal apa?

Kayaknya mereka belum bertemu deh sepulang Jevanya dari Swiss, serasanya Alkano tidak mempunyai kesalahan pada Jevanya. Tapi ya diluar cerita lagi kalau tentang kesalahan-kesalahan lelaki itu di masa lalu, jika yang Alkano maksud itu. Maka kata maaf kurang cocok ditujukan untuknya, karna semua dosa lelaki itu ada pada hantu Vanya.

Jevanya menyilang kedua tangannya di depan dada, menatap Alkano dengan sorot mata kebingungan. "Wait, maaf untuk apa?" tanya Jevanya menaikan dagunya sedikit keatas, gaya angkuh gadis itu tidak pernah lepas. Anywhere.

Ketzia menyenggol betis Jevanya dengan sepatunya dibawah meja, membuat gadis itu kontan menoleh dan menatap Ketzia tajam seakan mengatakan 'maksud lo apa?!'

"Cari tempat ngobrol lain, jangan disini!" Titah Ketzia menggeser bola matanya sebagai kode menyuruh mereka pindah.

Jevanya menghela nafas, ribet. Batinnya, tapi gadis itu bangkit juga dan menarik tangan Alkano keluar dari kantin. Huft, padahal tadinya Jevanya lapar. Tapi karna leader Oscar ini ia terpaksa harus menunda makannya.

Jevanya membawa Alkano ke taman belakang sekolah, melepaskan tangan lelaki itu kasar lalu kembali membuat posisi tangannya seperti di kantin tadi. Bersekap angkuh menatap Alkano— menunggu kelanjutan dari ucapan lelaki itu saat di kantin.

"Untuk semua perlakuan gue, baik Oscar selama ini. Maaf Jeva, gue udah tau kalau Friska bohong dan... Semua tindakan gue dulu ga bisa di benarkan." Ucap Alkano tegas, dia bersungguh-sungguh dengan perkataannya. Selama ini semua yang dia lakukan salah, Alkano berpikir dengan cara memberi Jevanya pelajaran akan membuat gadis itu jera dan berhenti.

The Devil Girl? [TERBIT!]Where stories live. Discover now