18. Part Delapan Belas

52.1K 5.8K 266
                                    

Sesuai janji saya, kalau dalam sehari vote nya tembus cefek alias 100. Aku bakalan up lagi, yahaaa...

Baik kan, aku? Jelas😎

Vote dong, yang lebih banyak lagi di part ini. Ramaikan komentar paragrafnya kaya pasar, ahahaha!

 Ramaikan komentar paragrafnya kaya pasar, ahahaha!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

18. Care

Jevanya membeku, hell semudah itu? Dia bahkan belum mengeluarkan jawaban, apakah Jevanya menerimanya atau tida

Lelaki itu malah seenaknya mengklaim Jevanya sebagai miliknya. Sialan! Malven melakukan pemaksaan padanya, mana sama sekali tidak ada romantis-romantisnya lagi.

Dasar kaku, dinding, triplek. Batin Jevanya menggerutu.

Gadis itu ingin protes, tapi tiba-tiba otaknya memproses hal yang sangat menguntungkan.

Kalau gue pacaran sama Malven pasti gue bisa ketemu mami papi lagi kan? Batin Jevanya.

Berpacaran dengan Malven adalah satu-satunya jalan, yang bisa membuat Jevanya kembali berhubungan dengan keluarga Arisaka.

Ada kemungkinan juga dia akan bertemu orang tua, dan aunty uncle nya. Jevanya seharusnya bisa menggunakan kesempatan ini, meskipun sebenarnya adalah sebuah kesalahan.

Namun di satu sisi Jevanya juga tidak yakin dengan perasaannya.

Dia takut, takut bila pada akhirnya Jevanya akan jatuh pada sepupunya sendiri.

Mengingat visual Malven yang hampir mendekati kata sempurna dan bagaimana aura kepemimpinan nya tadi keluar sudah membuat Jevanya ketar-ketir, tapi apa Malven juga tulus ingin menjalin hubungan dengannya?

Apa orang seperti Malven memakai perasaan? Jevanya sedikit ragu akan hal itu.

Dan jangan lupakan jika gangster yang di pimpin lelaki ini bermusuhan dengan Oscar, bisa saja Malven menggunakannya sebagai alat kan?

Tapi selagi itu bisa menjadi jembatan Jevanya menuju keluarga Arisaka, tidak masalah. Dia tidak perduli dengan Oscar ataupun Alkano. Sekalipun Malven ingin menghancurkan mereka, itu bukan urusannya.

Sekarang adalah bagaimana ia bisa menggapai keluarga Arisaka.

Jevanya menatap Malven lekat, "Gue punya pertanyaan,"

"Sure."

"Lo cinta sama gue?"

Malven menatap Jevanya dengan tatapan yang tidak bisa dijabarkan, dia memberi senyum tipis.

"Dari awal lo menghentikan tauran antara Astero dan Oscar gue udah tertarik, gue belum cinta sama lo Jevanya. Tapi waktu bakal jawab semuanya, lo cuma perlu berdiri di samping gue dan kita jalani bareng." Ucap Malven jujur.

The Devil Girl? [TERBIT!]Where stories live. Discover now