20. Part Dua Puluh

53.2K 5.8K 307
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

20. Penyesalan

"Apa lagi sih Alkano? Lo demen banget main tarik-tarikan sama gue, di kira paud apa? Main aja sama anak tk sono... Lebih cocok!" Kesal Jevanya menarik paksa tangannya dari cekalan Alkano, ia menatap sedih pergelangan tangannya yang memerah akibat ulah Alkano.

Lelaki itu? Hanya menatap datar tanpa rasa bersalah, seolah dia tidak melakukan apapun padahal buktinya sudah ada di depan mata.

"Ada hubungan apa lo sama Astero?!" Tanya Alkano mengintimidasi.

Tetapi yang di tanya sama sekali tidak merasa terintimidasi, dia hanya menatap Alkano santai seakan lelaki di depannya ini bukan ancaman. Entahlah rasanya berbeda saat ia menatap Malven dan Alkano, Jevanya akan merasa takut saat matanya bertemu dengan Malven tapi ketika melihat Alkano yang Jevanya rasakan hanya kejenuhan dan muak berada di dekat lelaki itu.

"Kurang jelas pengumumannya? Gue sama Malven pacaran." Ungkap Jevanya, tidak ada gunanya menutupi dari lelaki itu toh semuanya juga sudah tau. Sekalian Jevanya ingin membuktikan pada Alkano jika Jevanya Ilora Sandygard sudah berhasil melupakan alias move on dari sahabat masa kecilnya.

Alkano menatap Jevanya tajam, entah kenapa dia harus merasa tidak terima dengan kenyataan itu.

"Lo berkhianat dengan Oscar?" Tanya Alkano marah.

Jevanya mendelik sinis ke arahnya, "Dih, paan sih lo?! Berkhianat? Emangnya gue bagian dari kalian, bukan kan? Gue ga mengkhianati siapapun di sini." Ucap Jeva tegas.

Alkano menatap remeh, "Selama ini lo deket-deket Oscar pasti demi memata-matai kami kan? Setelah itu informasinya lo jual ke Astero." Tuduh lelaki itu.

Jevanya sedikit kesal mendengarnya, kurang kerjaan sekali dia memata-matai Oscar? Memangnya tidak ada hal lain yang masih bisa ia lakukan selain berurusan dengan mereka? Tentu Jevanya tidak akan segabut itu.

"Alkano udah gue bilang hilangin sifat pede lo." Jevanya berucap lembut, tersenyum manis ke arah Alkano. Dia tengah menekan kuat-kuat rasa dongkolnya menghadapi lelaki itu, jika boleh Jevanya ingin menjambak rambutnya dan mencakar-cakar wajah sok kegantengan Alkano.

"Ini ga ada urusannya sama gang, ini antara gue dan Malven. Stop ikut campur! Gue bahkan udah ga pernah ngusik lo dan princess drakula kalian itu, jadi mohon kerja samanya Alkano Rajawali." Jevanya bahkan memohon dengan wajah memelas, dia pikir dengan menjauhi Alkano Friska dan Oscar akan membuat hidupnya lebih tenang. Tapi yang Jevanya dapatkan malah sebaliknya, hidupnya selalu salah di mata semua orang termasuk lelaki itu.

Alkano menatap Jevanya dalam, apakah semuanya akan berakhir seperti ini?

Sudah selesai?

Kenapa Alkano rasanya tidak rela? Tidak, dia memang tidak akan pernah rela.

The Devil Girl? [TERBIT!]Where stories live. Discover now