15. Part Lima Belas

55.4K 5.8K 146
                                    

Alooo Gengs! Gimana moodnya hari ini? Happy, sad, or biasa aja?

Jangan lupa tekan bintang dulu ya dipojok kiri bawah, owkie!

Bantu promosiin cerita ini juga ya biar tambah rame<3

Bantu promosiin cerita ini juga ya biar tambah rame<3

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.


***

15. Dia Tetap Bukan

Jevanya membuka laci meja riasnya, menatap sesuatu di dalam sana dengan datar. Tangannya terulur mengambil sesuatu itu, Jevanya membukanya dan mengambil beberapa butir obat.

Dia meminumnya bersama air, kemudian Jevanya menyimpan sisanya kembali ke tempat.

Gadis itu melangkah menuju kasur, nafas Jevanya yang tadinya memburu mulai teratur namun rasa sesak di dadanya tidak berkurang. Gadis itu menepuk-nepuk sekuat tenaga, tidak perduli akan menambah rasa sakit di dadanya. Karna yang sakit di sana, di dalam.

Air matanya jatuh, menghembuskan nafas berat. Tidak terbayang selama ini hantu Vanya menjalani hidup yang begitu hebat, bahkan ia sendiri sangat terpukau begitu menjalani nya.

Namun dia Numy, bukan Jevanya asli. Kenapa di harus merasakan perasaan ini? Padahal jelas-jelas bukan miliknya, tapi tetap saja ingatan siang tadi masih terbayang-bayang dan menjadi bekas yang tidak akan pernah Jeva lupakan.

"Gue rindu mami sama papi, Numy mau pulang..." Ucap Jevanya bergetar.

Gadis itu memeluk dirinya sendiri, memejamkan mata perlahan Jevanya mulai terlelap. Melupakan segala masalahnya hari ini. Entah untuk besok, mungkin dia akan mengingat kembali dan semua usahanya untuk melupakan malam ini sia-sia.

***

"Ini rumusnya gimana sih kak?" Tanya Friska tidak mengerti.

Alkano yang sedang memainkan ponselnya langsung menutup dan menghadap Friska, dia menjelaskan rumus yang tidak gadis itu mengerti. Alkano mengatakan dengan rinci dan sejelas mungkin agar Friska paham dan mampu menyelesaikan soal tersebut.

Namun bukannya memperhatikan Alkano yang sibuk menjelaskan, Friska malah asyik memandang wajah sahabat kakaknya itu. Friska menopang dagunya dengan sebelah tangan sambil tersenyum kecil.

"Friska," Panggil Alkano membuat gadis itu tersadar dan segera menegakkan tubuhnya.

"Ya?"

"Kamu dengerin aku ga dari tadi?" Tanya Alkano tajam, kesal karna Friska sibuk melamun dan membuatnya sia-sia menjelaskan panjang lebar.

Friska menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Hehe engga, maaf kak Alka..."

Alkano menghembuskan nafas kasar, "Kakak jelasin ulang, kali ini kamu harus perhatiin!" Ucap tegas Alkano.

The Devil Girl? [TERBIT!]Место, где живут истории. Откройте их для себя