41. Part Empat Puluh Satu

41.9K 4.9K 254
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

41. Gak Guna

Jevanya menggeret kopernya memasuki bandara, dengan memakai hoodie abu-abu kebesaran dan rok jeans sebatas lututnya. Jevanya menguncir rambut seperti ekor kuda, juga memakai topi serta kacamata hitam yang menghiasi wajahnya. Sementara untuk alas kaki, ia mengenakan sneakers putih.

Outfit yang cukup santai namun terlihat menggemaskan, Jevanya langsung menuju tempat tunggu di mana Ersa berada.

Hari ini mereka akan berangkat ke Swiss untuk festival lusa, pertunjukan piano yang akan ia tampilkan nanti— Jevanya sungguh tidak sabar.

"Jev sini!" Teriak Ersa melambai dari kejauhan.

"Eh?" Jevanya menurunkan kacamata nya untuk melihat lebih jelas, benar kacamata ini rusak atau pengelihatannya yang salah. Ternyata, kedua-duanya benar.

Jevanya mendengus, dengan malas menarik kopernya ke arah Ersa dan inti Oscar berada. Mereka, ngapain ke sini? Batin Jevanya jengkel.

Malas sekali dia melihat wajah sok kegantengan Alkano yang sekarang lagi senyum-senyum nggak jelas lihat Jevanya.

"Kok ada mereka sih?!" Tanya Jevanya dengan nada tak suka.

Ersa mengangkat kedua bahunya, "Mereka maksa, so ya begitulah..." Jawab Ersa menggaruk tengkuknya, tidak enak juga dengan Jevanya yang jelas-jelas menunjukkan ketidaknyamanan.

"Gapapa kan, Jev?"

"Terserah," Ketus Jevanya mendudukkan dirinya dengan kasar.

Ersa menghela nafas, terserah tapi Jevanya terlihat tidak bisa menerima? Cewek maunya apasih, buat pusying.

"Masih lama gak?" Tanya Jevanya.

"Nggak, setengah jam lagi kok."

"Lama itu! Ck." Sentak Jevanya, bagaimana bisa Ersa bilang tiga puluh menit itu tidak lama? Hell! Dia benci menunggu walau hanya sedetik.

"Marah-marah mulu, pms ya Jev?" Tanya Alkano duduk di sebelah, refleks Jevanya bergeser menjauh membuat lelaki itu menatapnya tak suka dan kekeuh mendekat lagi pada Jevanya.

Ia jengah, hingga Jevanya mentok di pembatas kursi dan Alkano juga sudah menempel padanya.

"Lo bisa jauhan dikit ga! Sempit bodoh!" Bentak Jevanya.

Alkano meringis dan menggeser badannya sedikit, hanya sedikit.

Jevanya berdecak melihat itu, menyugar rambut coklatnya kebelakang lalu menghembuskan nafas kasar. Bertemu Oscar benar-benar takdir buruk.

Kris terus menatap Jevanya, mereka duduk berhadap-hadapan namun mengapa ia merasa seolah jauh dari kembarannya. Seperti ada rasa sesak ketika melihat tatapan asing itu, tertuju untuknya dan Kris sadar.

The Devil Girl? [TERBIT!]Where stories live. Discover now