◉patner? ◉

2.6K 252 60
                                    

HOLLA KETEMU LAGI KITA
JANGAN LUPA VOTE+ KOMEN YAK
◉▣◉
Happy reading..

Brayan tak habis pikir dengan adiknya, itu jam sudah menunjukkan pukul 07.20 dirinya sudah bersiap siap untuk berangkat ke sekolah. Sedangkan Resya sedang berusaha mengikat rambutnya setinggi mungkin.

Katanya sih biar cantik. Resya keluar dari kamar dengan wajah penuh binar serta bahagia, mengambil tas biru dan mengikuti langkah Brayan keluar rumah.

Tio? Tio tidak berada di rumah selama dua minggu ini, karna ada masalah pembangunan di salah satu proyek di kota P.

"Kak, kok bisa Kakak pindah sekolah semudah itu?.

Brayan mengulas senyum tipis, memfokuskan pandangannya ke arah depan jalanan. " Karna Papa donatur besar di sana. Jadi apapun bisa Kakak lakukan termasuk memecat Nia dari sekolah se elit itu.

Resya mengangguk setuju, apa yang di katakan Brayan benar adanya. Karna mudah bagi putra Tio untuk melakukan apapun di sekolah se elit itu.

Mobil hitam mikik Brayan memasuki perkarangan sekolah mobil asing yang baru masuk itu tentu akan menjadi pusat perhatian. "Kak, Resya tajut deh. Kok mereka liatin mobil kita segitunya ya?.

Brayan melepaskan sabuk pengamannya, dan juga Resya, di rapikannya ikat rambut gadis itu dan memasang kan headset di telinga Resya. " Adek abang gak boleh stres dengerin ocehan toa rusak kayak mereka.

"Ayo keluar dan gandeng tangan abang, karna tangan ini bakalan selalu jaga adeknya.

Resya meyakinkan dirinya. Bahwa ia akan baik baik saja jika bersama Brayan maupun Evan.

Sepatu bermerek milik Resya keluar lebih dahulu saat pintu mobil terbuka. Mereka berbisik bisik karna penampilan Resya jauh berbeda dari sebelumnya.

Mereka kira Resya adalah gadis beasiswa, tapi kenapa hari ini pakaian yang melekat di tubuh nya bermerek mahal. Mungkin jika di hitung dari sepatu sampai semuannya bisa ber tafsiran 50 jt.

" Eh itu bukannya Resya ya?

"Iya itu kan so bodoh! Kok bisa dia naik mobil sebagua itu.

" Anjay itu kan sepatu yang gue minta sama Mama gue tapi gak kesampean njir, mahalnya.

"Kok dia bisa pakai itu ya?

" Kayak gak tau aja lo kan dia bitch, jadi belum sampai sejam tu barang bisa kebeli kalik.

"Hustt jangan gitu woi!

" Apaam sih lo, sok alim baget.

"Astagfirullah, aku gak bermaksud gitu__'

" Diam lo.

"I_iya.

Di depan sana Evan melambaikan tangan ke aeah Beayan dan lagi lagi mendapatkan. Tatapan khusu dari mwreka semua. " Sya, Bray sini.

Resya melepaskan tautan tangannya, beralih mengalungkan lengan Evan seperti pasangan yang manis pada umumya.

"Heh, sejak kapan lo mau deket deket sama bitch ini?. " tanya salah satu siswi ber lipstik tebal, memisahkan. Lengan Evam dan Resya bersamaan.

Transmigrasi Evan  (Telah Terbit) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora