◉Calon mantu◉

5K 384 3
                                    

HOLLA KETEMU LAGI KITA
JANGAN LUPA FOLLOW AKUN INSTAGRAM AKU: @Rahsyafit4 dan @anakwattpad53
◉▣◉
Happy reading..

"Sya, lo pulang duluan aja sama Papa, gue mau pergi ketemu Bima sama Ryan. " Ujar Brayan pada Resya yang masih menguap menahan kantuk.

Resya menganguk, lagi pula ia harus membersihkan badannya dan merawat kulit nya agar tidak kusam. "Van, gue pulang duluan ya. Gue mau mandi, lo juga sana mandi biar fresh. "

Evan menoyor kepala Resya. "Mikir woi, tangan gue lecet kena aspal malah lo suruh mandi, oh apa jangan jangan lo seneng ya liat gue menderita kayak gini di rumah sakit?.

" Ya engak lah, gue ngak setega itu Van. "Tolak Resya mentah-mentah. Enak saja. Dia tidak sejahat itu, paling palingan Resya akan menyuruh Evan meminum cairan infus itu dan menanyakan rasanya seperti apa.

"Yaudah lah Sya, sana lo pulang. Kalau bisa jangan ada waktu buat balik ke sini lagi. Bikin rusuh aja lo. Mana ganggu waktu istirahat gue lagi. Mau istirahat aja cobaan nya kayak melewati lembah, menyebrangi lautan. Susah nya minta ampun. " Cerocos Evan mengeluarkan unek unek yang di tahannya dari beberapa jam yang lalu.

Resya memutar bola matanya jengah. "Iya, iya gue balik. Tapi, dua jam lagi gue kesini yah. Babay. " belum sempat Evan membalasnya, Resya sudah ngacir keluar ruangan. Di depan ruangan, Tio sedang berbincang ringan dengan Alvaro terpaksa terhenti dan menyuruh Resya untuk berjalan saja. Tidak usah berlari larian seperti anak kecil.

"Resya, kaki kamu belum sepenuhnya sembuh lo nak. " tegur Tio pelan. Tidak membentak ataupun memarahinya. Karna ia tahu, Resya paling tidak suka dengan orang yang membentaknya dengan alasan yang sepele.

"Iya, Pah. Resya ikut Papa pulang ya. "Tio menganguk, tidak lupa berpamitan dengan Alvaro beserta Bella.

" Ro, gua pamit duluan ya.  Nanti kalau ada waktu mampir lah ke rumah. Calon besan loh. " Bella tersenyum jahil, menyenggol Resya. "Ini calon mantu Bunda, sering" main kerumah ya sayang.

"Hm, i-iya Bund. Resya pamit duluan ya. Assalamu'alaikum."Resya menyalami mereka satu persatu, tak lupa berpamitan dan mengecup pelan pipi Bella. Bukan Resya yang melakukannya, melainkan Bella yang tiba-tiba saja sudah mengecup pelan puncak kepala Resya.

" Pah, Bang Brayan nyuruh kita pulang duluan. Gak papakan. Padahal Resya udah larang tapi tetep aja ngeyel nya minta ampun. "Dumel Resya mengikuti langkah Tio yang berjalan di depannya.

"Kebiasaan banget ya, Abang kamu itu. Cari kesempatan di dalam kesempitan. Mentang mentang Papah lagi sibuk ngobrol sama Alvaro dia malah kabur. Takut banget bakalan Papa omelin karna ngak bisa jagain kamu.

Resya mengaruk tengkuknya yang tak gatal. " Jangan marahin Bang Brayan pah, kasihan.

"Kamu itu ya, persis kayak Mamah kamu ngak suka liat orang lain menderita. Tapi dirinya sendiri di biarin menderita. Jangan keseringan gitu Sya. Papa ngak mau tau ya, kamu ngak boleh kasihanin orang yang salah. sekali kali harus di balas Sya. Biar setimpal.

" Kak Brayan__. Papa Kakak sesat. Masa aku di suruh balas dendam. Huaaaa aku terlalu baik untuk itu. "Batin Resya tak tega dengan yang di suruh Tio kepadanya.

◉▣◉

Kini tinggal lah Evan seorang diri di kamar rawat. Dirinya dilanda kebosanan. Andai saja Resya tidak di suruh nya pulang mungkin ruangan ini masih ramai dengan sorakan nya. " Kok sepi ya?.

Transmigrasi Evan  (Telah Terbit) जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें