◉Janji◉

9.6K 855 10
                                    

HOLLA, KETEMU LAGI KITA..
VOTE DAN KOMENNYA JANGAN LUPA
◉▣◉
Happy reading..
◉▣◉

Kafe di pinggir pantai akan menjadi tempat Favorit baru untuk laki laki bernetra coklat gelap. Dia Evan, pagi pagi sekali ia langsung di tampar oleh Ayahnya. Ia kira Ayah dan Bundanya Revan tidak akan pernah bermain tangan dengannya.

Tapi itulah kenyataannya, entah hasutan dari mana, itu semua bisa terjadi, tangan kekar laki laki dewasa itu bisa tepat melayang di pipinya. Hatinya sungguh sakit, anak mana yang tidak hancur merasakan kekerasan dari orang tua nya sendiri.  Apalagi itu karna orang lain.

Deburan ombak terdengar jelas di indranya, laut biru tampak dengan jelas dari balik kaca. Pasangan muda mudi menjadi pelaris di kafe ini. Ada yang berselfi ria dan ada juga yang suap suapan dengan pasangannya.

Evan menghela nafas pelan, di depan sana ada keluarga harmonis yang tampak bergurau ria seraya menceritakan kisah kisah yang di penuhi akan kebahagiaan.

"Papa tau ngak? Aldi ketemu cewek cantik di pantai. "Cerita remaja laki laki berkemeja biru dongker kepada laki laki dewasa, dan di sambut dengan usapan pelan di kepalanya.

Sang Papa menyambut hangat cerita tersebut, seraya menyeruput kopi yang di racik oleh barista beberapa menit yang lalu.

"Terus responnya kayak gimana kak?" Serobot Mamanya, bahkan wanita itu tak kalah heboh, sangking hebohnya ia mengeser duduknya lebih dekat dengan sang anak.

Remaja tersebut menoleh menyandarkan kepalanya di bahu sang Mama "Kayakya Aldi cinta dia deh ma, lewat pandangan pertama. Do'a in Aldi ya Ma biar bisa jodoh sama dia.

"Amin sayang".

Evan menghela nafas panjang" Itu salah satu impian gue yang ngak bakalan pernah terwujud.

"Impian apa? " Respon seseorang dan langsung duduk di depannya.

Evan memutar bola matanya malas, perempuan dengan rambut kepang satu dengan Sweater serta celana selutut tiba tiba ikut serta di depannya.

Tangan perempuan tersebut terangkat hendak memperkenalkan dirinya. Di sertai hembusan angin hang  seakan akan ikut serta dalam sebuah perkenalan yang teramat singkat itu.

"Gue Resya nada putri, Lo tau ngak gue pengen banget bisa main skateboard, tapi ngak ada yang ngajarin." Ucapnya lirih. Lalu kepalanya beralih menatap Evan dengan permohonan." lo mau ngajarin gue kan?" Resya nampak memohon meletakkan tangan di dagu di sertai puppy eyes yang nampak mengemaskan.

Evan buru buru menutup wajahnya dengan kartu menu, menarik gadis itu untuk duduk di atas pahanya"Minggir, deketan sini. " bisik Evan dan di iyakan oleh Resya.

Resya berdiri dan duduk di atas pangkuan Evan. Walaupun binggung namun gadis itu tetap menuruti.

"Emang ada apa sih?" Bisik gadis di dekat telingga Evan.

Evan sedikit bergetar, baru kali ini ada cewek yang berani berbicara langsung di telingganya.

"Lo tau ngak, cowok di pojok sana?" Resya menganguk pelan.

"Siapa sih yang ngak kenal tu orang, dia kan Pelanggan setia di kafe ini. "Evan menaikkan alisnya seolah olah bertanya.

" Ini kafe punya Mama gue, jadi gue hafal betul itu orang sering ke sini apalagi weekend."jelas Resya panjang lebar.

"Dia kesini buat apa?"

Resya menarik Evan lebih dekat dengannya. " Dia disini sering ketemuan sama...".

◉▣◉

"Sesuai janji lo tadi, besok lo bakalan ajarin gue main skateboard kan?. Jadi lo ngak boleh ingkar ya Van. "

Transmigrasi Evan  (Telah Terbit) Where stories live. Discover now