◉Mamah Evan kangen◉

2.6K 248 23
                                    

Jangan lupa vote, biar ngetiknya semangat.
Masa pembacanya banyak yang vote cuma lima🙄
◉▣◉

"Hahaha, gue ditambah hiks.... "

" Ati gue sakit bestih.... "Lirih Evan memengang dadanya dramatis dan semakin meracau tak jelas akan hidupnya. Laki laki itu benar benar mabuk, ia sudah menghabiskan empat botol Vodka, sudah sebanyak itu tapi dia belum benar benar puas.

Riri menghela nafas panjang, di ruang tamu mereka berada. Mendengar orang tuanya saling cekcok tentang masalah Evan. " Ayah apa'an sih? Emang Ayah punya bukti kalau Evan beneran pakai narkotika.

Alvaro mengeleng, diserahkannya beberapa butir obat obatan kepada Raka. "Ini___, dan kamu gak ada alasan lagi buat bela anak itu. Dia sudah keterlaluan Raka, Riri.

" Kalau bukan dia gimana?

"Apanya yang gak mungkin Ri? Bunda kecewa sama adik kalian itu. Semakin lama tingkahnya semakin berulah. Bunda lelah. Bunda capek dengan tingkahnya. Bukannya menjadi lebih baik malah semakin buruk.

" Drttt....... "

Raka menajamkan pendengaran nya, meremas erat ponsel yang masih mendengarkan suara keluhan dari seseorang di seberang sana. "Kok bisa?.

" Gue gak tau dengan jelas Raka, yang gue tahu Evan lagi ribut sama Om om, mana adek lo lagi mabuk berat, sampai mual tu anak sangking banyaknya minum Vodka.

"Share lok sekarang!.

" Iya, iya bangsat!!!. "

Raka menajamkan matanya. "Karna Ayah dan Bunda Evan nekat main ke club, ngerusuh di sana. Ri, lo diem di sini aja ya. Gue mau jemput si Evan.

" Tapi lo hati hati ya. "

"Iya iya. " Alvaro dan Bella menatap kepergian Raka dengan tatapan yang sulit diartikan.

Raka melajukan mobilnya di kecepatan rata rata, laki laki itu sedikit cemas dengan ke adaan Evan di luar sana.

Mobil berwarna merah gelap itu menerjang jalanan, tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai di tempat neraka itu. Raka melirik kanan kiri mencari sosok yang sedari tadi di carinya.

Evan berdiri sempoyongan, menarik dasinyabg mengantung erat di leher seorang pria. Laki laki itu tercekik hebat, bukannya melapaskan Evan malah menariknya sekuat mungkin.

"Brengsek kayak lo, mati aja sana. Udah tua masih aja main ke tempat beginian____gak kayak gue manis, calonnya Resya nihh.

" Heii lepasin saya bocah!

"Kek om om di film Shifa aja loh, gue bukan anak kecil. " tunjuk Evan menghadap ke arah teman laki laki tua itu.

"Plak."

"Lo nampar gue anjeeeeng!

" Brugh. "

"Hueeek."

Raka berlari menghampiri Evan yang memuntahkan isi perut nya, menarik nafas dalam dalam saat Evan memuntahkan kembali isi perut nya. "Huekkk."

Transmigrasi Evan  (Telah Terbit) Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin