◉Mabuk◉

2.5K 224 49
                                    

Maafin gue ya😔
Mulai sekarang upnya gak nentu....
◉▣◉

"Astaga Raka! Kalau kasih info yang bener napa. " Raka hanya diam, merasa terlambat untuk menemui raga Evan yang di temukan di rumah sakit yang cukup megah ini.

Riri mengepalkan tangannya sejenak, memejamkan mata menahan amarah yang siap berkobar tak karuan. "Kalau aja lo gak telat aja gue ke sini, kita pasti bakalan dapetin titik terang tentang raga Evan.

" Titik terang apa maksud lo Ri?"Tanya Raka.

Riri menoleh ke arah jendela, memperhatikan jalanan yang benar benar ramai dan ribut. "Kalau aja raga Evan masih ada, dan kita berhasil nemuinnya. Bisa ajakan Revan adek kita bisa kembali lagi ke kita. Gue bukannya gak terima tentang Evan yang nyangkut di raga Revan, tapi bukannya lebih baik kalau mereka bisa hidup diraga masing masing dan dikendaliin oleh jiwa masing masing.

Raka berpikir, apa yang di katakan Riri ada benarnya. Bahkan ini jauh dari yang di harapkan. Tapi masalahnya sekarang raga itu sudah di pindahkan oleh seseorang dan sialnya lagi pihak rumah sakit menutupi identitas orang itu.

" Apa alasannya dan apa motif dari sang pelaku menyembunyikan Identitas nya.

Melihat Riri yang sedih akhirnya Raka merangkul sang kembaran, berusaha menguatkan. "Apapun yang terjadi, gue bakalan selalu temenin lo. Kita kan kembar, dan kita juga harus jadi Kakak yang baik buat Revan maupun Revan.

Riri melepas rangkulan Raka, menyipitkan mata curiga ke arah sang kembaran yang menghela nafas sekaligus bingung. " Lo kenapa Ri? Sakit atau gimana.

"Plak."

"Gue curiga deh sama lo Raka. Kenapa lo bisa berubah se drastis ini, dan mau mau aja bantuin gue buat cari raga Evan. Apa jangan jangan_____.

Raka menyipitkan matanya, menepis tangan lentik Riri yang menunjuk nunjuk ke arahnya. " Jangan jangan apa an____.

"Apaan sih Ri, jangan bikin gue takut deh. "

"Lo gak___.

" Astaga, lo kenapa sih Ri? Punya masalah sama gue sini cerita jangan bikin gue kek orang bego gini anjing.

"Ehm, gak jadi." Ucap Riri akhir nya dan mendapat tendangan maut dari sang kembaran.

◉▣◉

"Assalamu'alaikum, Evan pulang. " panggil Evan dari arah luar.

Pintu rumah sama sekali  tidak terkunci yang berarti menandakan ada orang di rumah. Evan menghela nafas panjang saat Bunda dan Ayahnya melirik jam yang ada di pergelangan tangan mereka masing masing.

"Dari mana aja kamu?" Tanya Ayahnya dingin dan terkesan datar. Evan rasa ada masalah baru lagi yang terjadi, dan itu pasti karna hasutan makluk astral sialan yang tak lain dan tak bukan Gio.

"Gio anjing. " umpat Evan terlampau geram.

Evan berusaha menetralkan detak jantung dan nafasnya. Menghadap ke arah sang Ayah yang tampak engan menerima uluran tangan untuk bersalaman. "Evan habis dari kafe, makan makan sama temen. "

"Plak."

"Lagi dan lagi, kalian gak pernah berubah ha?. Gak puas liat gue menderita karna kalian. Sekarang malah kalian tambah lagi.

Transmigrasi Evan  (Telah Terbit) Where stories live. Discover now