Hewan-hewan laknat

186 83 52
                                    

Kabar baik semua?

Jangan pernah malas ya! Meskipun author juga orangnya mageran, hiks.

Okey tetep enjoy!

💢

|HEWAN-HEWAN LAKNAT|

Seorang gadis yang sedang terduduk di sebuah ruangan dengan sofa yang berjejer, serta beberapa figuran yang melengkapi dinding ruangan itu. Ruang tamu.

Jelas sekali, dari raut mukanya menunjukkan bahwa ia sedang serius sekarang. Sesekali raut wajahnya berubah-ubah. Matanya kadang kala menyipit lalu kembali normal. Alisnya kadang mengerut kemudian terangkat.

Tangannya bergerak tak tentu arah, matanya fokus pada satu tempat. Kini meja ruang tamu itu penuh dengan segala peralatan yang sedang ia amati sekarang.

Meong

Suara kucing membuyarkan konsentrasi gadis tersebut. Memandang sebentar, lalu kembali ke fokus awalnya.

Sesekali gadis itu memasukkan anak rambut yang keluar dari jilbab hitamnya.

Grrrrr

Dengkuran kucing itu membuat gadis itu berdecak. Dia Ajeng Belen Zahira. Dengan segera gadis itu mengalihkan atensinya penuh kepada kucing nyasar dari seberang rumahnya.

Diambilnya kemudian di elus nya buku-bulu halus milik kucing--Maria namanya--itu.

"Lo gak ada temen ya Mar?" Tanya gadis itu kepada kucing.

"Apa majikan lo gak kasih makan?" Tanyanya lagi.

Kucing itu hanya menatapnya dengan mata bulat nya yang indah itu. Kucing berwarna putih abu itu memang milik anak tetangga nya, yang sebenarnya adalah anak pungut. Canda ges

"Jejeng tau kok, majikan lo itu ga guna. Gimana kalau malam ini tidur sama jejeng?" Kucing tersebut hanya mengeong sebagai jawaban. Mendengar itu gadis dengan kerudung hitam yang diketahui bernama Ajeng itu tersenyum puas.

"Woi maling!" Teriak orang gila dari pintu.

Gadis itu hanya melirik sebentar, lalu memutar bola matanya cuek. Tak memperdulikan siapa itu, gadis itu kembali melakukan aktivitas awalnya sambil sesekali mengelus bulu Maria.

"Jawab ege!" Teriak orang itu lagi, tapi kali ini mulai melangkah masuk.

"Waalaikumsalam."

Mendengar itu, orang tadi menepuk jidatnya. Lupa. "Assalamu'alaikum maksudnya."

"Waalaikumsalam," Ulang gadis itu malas, tapi wajib untuk dijawab.

"Maling Maria lo!" Tuduh nya.

"Siapa lo? Orang gila gak boleh masuk!" Ketus Ajeng.

"Wah nih monyet ngajak gelud ya! Gue cuman mau ambil Maria!" Ujar orang itu tak kalah ketus.

"Apasih Rel!" Tangan Ajeng spontan memukul tangan orang yang diketahui bernama Farel Afkar.

Farel mengelus lengannya yang dipukul gadis itu. "Galak banget lo! Gue cuman mau liat pena itu."

"Diem! Gue lagi ngitung."

Tiba-tiba bencana datang. Lelaki itu tertawa sampai terguling-guling di lantai.

"Gila," Gumam gadis itu.

"Woi anjeng, eh Ajeng maksud gue. Apa yang lo itung? Tuh pena cuman dua biji, dan lo bilang itung?" Ujarnya tak menghentikan tawanya.

Lihat saja, air mata lelaki itu bahkan sampai turun karena tertawa terlalu berlebihan. "Suka-suka gue lah!" Jawab Ajeng ketus.

Farel berdehem, "bagi dong! Kan dua!"

Mendengar itu, gadis itu tiba-tiba terbesit hal gila. "Bagi?" Ulangnya.

Lelaki itu mengangguk sebagai jawaban.

Ajeng lalu mengambil sesuatu, yang tak sengaja ia lihat.

"Nih!"

Farel tersenyum lebar, lalu tanpa ragu lelaki itu mengambil benda yang diberikan Ajeng kepadanya. Tumben sekali gadis ini mau berbaik hati.

Perlahan lelaki itu membuka telapak tangannya. Melihat itu, seketika matanya melotot dengan mulut ternganga. Masih dengan tubuh kakunya lelaki itu memandang gadis yang berada di depannya.

"Ci-cicak?"

Ajeng mengangguk.

"D-dapet darimana lo?"

Gadis itu mengedikkan dagunya ke tempat cicak itu sebelumnya.

"ARGHHH!!" Heboh lelaki itu, lalu melempar cicak itu sembarang.

Maria yang mendengar jeritan itu, spontan melompat dari pangkuan Ajeng. Sedangkan pelakunya--Ajeng--tertawa terbahak-bahak melihat raut ketakutan Farel.

Tak ingin melewatkan hal ini, Ajeng kemudia merekam itu melalui ponselnya.

Nampaknya gadis itu tak sadar akan sesuatu. Karena kini, tepat di dekat kakinya ada sesuatu yang dapat membuat rumahnya seketika menjadi berantakan.

Farel yang melihat itu lantas berteriak. "AJENG DI KAKI LO?!"

Ajeng yang mendengar itu, lalu melihat ke arah kakinya. Seketika tubuhnya lemas, ponsel di tangannya jatuh. Dan, hewan yang disebut kecoak itu terbang ke arah wajahnya karena suara jatuhan dari ponselnya tadi.

"KYAAAAAAA!!!!" Teriak Ajeng menggemparkan rumahnya saat itu juga.













💢

Part 1 nih guys. Gimana reaksi kalian kalau ketemu hewan itu? Eghhh geli bangett kalau aku jadi Ajeng.

Fyi, Farel itu takut banget sama cicak. Karena dia trauma pas masih kecil pernah hampir kemakan. Dan kalau Ajeng, taulah ya hampir semua orang pasti geli ngeliat serangga satu itu yang kita sebut kecoak.

Okeyy next part!

JENG(K)ELWhere stories live. Discover now