Menghilang

82 54 26
                                    

Part 13.

Yeayy! Mana pecinta jengkel?

Vote dulu sebelum baca. CEPET!!

Ada kata untuk Ajeng?

Farel?

Sela?

Naura?

Gemo?

Atau untuk Maria? (Kucing janda)

Mari mulai!

💢

|MENGHILANG|

Semilir angin menerbangkan dedaunan yang berjatuhan bersama dengan suara siulan burung-burung yang berterbangan di langit biru. Bunga-bunga mekar dari berbagai jenis serta bangku-bangku taman, menambah keindahan dan ke estetikan taman ini.

Kelima orang berbeda gender itu kini sedang menikmati keasrian taman, dengan ice cream masing-masing yang berbeda rasa.

Gemo berdecak kagum, "padahal gue sering kesini, tapi nih taman masih ajaa cantik kayak mak gue," Ujarnya membuka suara.

"Iya, gue akuin. Ini tempat bener-bener enak banget, gak ngebosenin," Sahut Naura membenarkan.

"Rasanya jadi pengen bangun rumah disini," Sambung Sela.

"Yayaya, kalian banyak bacot deh. Gue pengen makan tuh bunga rasanya, kelihatan enak. Coba aja itu coklat kalo gak yupi, huh!" Gerutu Ajeng.

"Nih!" Ujar lelaki dengan topi hitam. Farel.

"Apa?" Sahut Ajeng dengan kening berkerut.

"Yupi."

"Yupi?" Gumamnya, dilihat benda yang diberi Farel. Matanya menyipit memperhatikan dengan jelas bungkus di tangannya, "bukan racunkan?" Tanyanya memastikan.

Setelah mendapati gelengan dari sang pemberi, Ajeng merobek bungkus itu dengan semangat. Keningnya lagi-lagi mengerut melihat isi di dalamnya.

Nih anak ada-ada aja, kertas apa pula ini, gumamnya tak terdengar sama sekali.

Di liriknya lelaki itu, terlihat mencurigakan karena lelaki itu memasang wajah seperti menahan berak. Dengan malas Ajeng membuka kertas yang terlipat menjadi sangat-sangat kecil. Berlebihan? Tapi emang gitu faktanya. Ada 8 kali lipatan yang harus Ajeng buka.

"Ribet banget sih, harus di lipet sebanyak ini!" Gerutunya sebal.

Lo cakep hari ini.

Begitulah kira-kira tulisan yang tertera pada kertas tersebut. Jangan salahkan Ajeng kalau dirinya ingin tertawa sekarang. Aneh sekali, Farel yang sangat menyebalkan itu, menulis surat seperti ini? Yang benar saja.

Gadis itu menoleh menghadap ke arah tempat Farel duduk tadi. Tapi yang ia dapat, hanya ada Gemo seorang diri disana bersama dengan Naura dan Sela yang berada di tengah-tengah. Tadi saat memberikan bungkus yupi yang berisi kertas kecil itu, Farel berjalan ke arahnya, karena tempatnya dan tempat lelaki itu berjauhan. Posisi Farel dan dirinya berada di paling ujung bagian kanan dan kiri. Mengherankan sekali bukan? Lelaki itu niat berjalan ke arahnya hanya untuk memberikan kertas ini.

Yang jadi pembahasan bukan itu, tapi kini lelaki itu tidak ada disana.

Hilang.

Kemana Farel sekarang?

"Woi!" Panggil Ajeng, membuat ke tiga orang yang sedang berdebat itu menghentikan perdebatan nya.

Sela mengernyit mendapati wajah panik dari Ajeng, "kenapa sih Jeng!"

"Kalian liat Farel?"

"Hah Farel?" Beo Gemo, segera ia tolehkan kepalanya ke tempat awal Farel duduki. Kosong.

"Kok gak ada njir!" Gemo mulai panik, matanya melirik kesana-kemari barangkali menemukan seseorang yang mereka cari.

Sedangkan di tempat bakso yang berada lumayan jauh dari taman, ada seorang lelaki yang kini tengah memasang muka paniknya.

"Tolol, tolol, tolol!" Hardik nya pada diri sendiri dengan memukulkan kepalanya beberapa kali.

Memalukan sekali. Andai saja kejadian tadi tak terjadi, ia tak akan melarikan diri seperti ini.

Ya, Farel langsung berlari setelah Ajeng membuka kertas tersebut. Ia malu, makanya tanpa pikir panjang, lelaki itu dengan segera melarikan diri menjauh dari Ajeng. Kemana pun itu asalkan dirinya tak bertemu dengan Ajeng.

Terlihat lelaki itu menyesal sekali. Wajahnya memerah hingga ke telinganya. Jantungnya berpacu cepat menandakan kepanikan yang teramat. Tubuhnya terasa sangat panas sekarang. Mungkin orang-orang lihat dirinya ini seperti habis kebakaran.

"Arghh! Kenapa gue bodoh banget sih!" kesal lelaki itu pada dirinya sendiri.

"Mau tarok dimana ini muka!! Sumpah, sumpah, gue gak sanggup ketemu Ajeng!" Hebohnya.

"Terus, ini gue gimana?" Tanyanya pada diri sendiri.

"Mana rumah depanan lagi, satu sekolah pula. Aaaa bundaaa Farel malu bangeeet!"

Rambutnya sangat berantakan sekarang. Karena beberapa kali, lelaki itu menjambaknya kemudian mengacak nya.

Sedangkan di taman, keempat orang yang kehilangan temannya itu, tampak berpencar mencari keberadaan lelaki tersebut.

Mereka panik sekali, bukan karena hilangnya lelaki itu. Tapi, lelaki itu sudah berjanji akan mentraktir mereka mulai dari tiket masuk hingga apapun yang mereka beli. Namun sekarang, Farel menghilang sebelum melunaskan semuanya. Lalu, gimana mereka membayar semua ini?

















💢

Update lagi!

Sesuai janji kaan? Aku up tiap hari xixi.

Seneng banget bisa ketemu kalian terus.

Ada-ada aja emang kelakuan Farel. Kan jadi gak gratis.

Pernah gak kalian di posisi Farel? Terus gimana kalian ngatasinnya?

Next ga?

Vote dulu tapi.

JENG(K)ELNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ