꧁☬Begin☬꧂

1K 185 58
                                    

Entah kenapa pas baca komenan kalian dalam menghina Mirai itu sangad menyenangkan😭✨

Author POV

"APA YANG KALIAN LAKUKAN??!!"

Awali hari ini dengan mendengar bentakan dari para guru Yuuei. Wajar saja jika itu terjadi. Karena baru saja para murid 1A menceritakan kejadian yang mereka alami di gedung USJ kemarin.

"Melakukan tindakan gegabah tanpa pengawasan ahli dan tidak melaporkan kejadian secara langsung. Kalian bisa dituntut karena ini," timpal Cementoss enteng. Tapi yakin deh, sekarang dia tuh lagi berusaha nahan emosinya.

"Ma-maafkan kami..." Entah sudah berapa kali Iida mengatakan ini dihadapan para guru. Mewakili semua temannya selaku pemimpin kelas.

"Bertemu All For One tanpa perlindungan sama sekali, ITU SANGAT FATAL! KALIAN BISA SAJA MATI!!" All Might membentak. Jika berurusan dengan AFO maka All Might tidak akan tinggal diam.

Untuk sekarang, murid kelas 1A harus menerima bentakan para guru dengan lapang dada. Mau tidak mau ini tetap salah mereka yang telah mengambil keputusan salah. 

Berdiri sejajar dengan kepala menunduk, hanya itu yang bisa mereka lakukan sejak 1 jam yang lalu. Tentu saja dengan Iida yang berada di posisi depan diikuti Yaoyorozu tepat di sebelahnya. 

"Sampai kapan kita harus begini?!" bisik Kaminari dengan sedikit penekanan.

"Entahlah, tampaknya masih banyak topik yang ingin para guru lampiaskan pada kita," balas Kirishima dengan bisikannya.

"Dua murid hilang, dibawa oleh ketua organisasi League of Villains dan dibawa entah kemana. Awalnya hanya satu, tapi sekarang bertambah akibat kecerobohan dari murid kelasku sendiri. Lalu ada gadis pengkhianat dari kelas 1B, benar begitu?" Aizawa mencoba untuk sabar.

"Ma-maafkan kami..." Iida lagi-lagi mengucapkan hal yang sama.

BRAAKK!!

"SUDAH CUKUP MAIN-MAINNYA!! SEKARANG KITA HARUS CEPAT AMBIL TINDAKAN!!" bentak Ectoplasm setelah menggebrak meja sebagai bentuk pelampiasan amarah.

"Apa yang harus kita lakukan?! Petunjuk saja tidak punya. Kau mau mencari ke seluruh negeri?!" omel Midnight kesal, mood nya sedang tidak baik saat ini.

"Ah, itu..." Uraraka mencoba membuka suara.

"Kami... mendapat sebuah pesan telepati dari (name)-chan. Dia cuma bilang..." Uraraka menjeda sejenak, mengingat-ingat kalimat yang (name) berikan dalam telepatinya.

"Shibuya, Inokashira Street," sambung Midoriya tegas.

"Shibuya...??" gumam Nezu pelan.

"Apa dia hanya menyampaikan itu?" tanya Present Mic.

"Ya, hanya itu," jawab Midoriya seadanya.

"Apa dia hanya bisa memberikan pesan terbatas?" -Present Mic

"Tidak, quirknya bukan telepati. Seharusnya (Surname) tidak bisa mengirim pesan telepati seperti itu," -Aizawa

"Hei, bakatnya itu menyalin quirk orang lain kan? Berarti dia hanya perlu menyalin quirk seseorang yang bisa telepati," -Midnight

"Bukan, kemampuan (Surname) bukan menyalin quirk," -Aizawa

Sontak semua atensi tertuju pada Aizawa. Terkecuali murid 1A yang memang sudah mengetahui identifikasi quirk (name).

"Tapi menyalin jiwa," lanjut Aizawa dengan nada datar serta kedua tangan yang bersidekap.

Tidak sedikit yang terkejut mendengar pernyataan itu. Karena jujur, menyalin quirk lebih baik daripada menyalin jiwa yang tentu lebih berbahaya dan beresiko.

Quirkless (Todoroki Shoto X Readers)Where stories live. Discover now