꧁☬Solusi☬꧂

2.3K 433 84
                                    

Todoroki POV

"Aneh sekali, kenapa tidak mau terlepas?" Batinku.

Haahh... Aku jadi harus berdekatan dengan gadis baru ini. Padahal sebelumnya aku tidak ada niatan sama sekali.

"Minna! Apa kalian melihat ada sesuatu yang aneh dari tubuh (name)-san?" Pertanyaan Midoriya itu jadi membuatku penasaran. Dan ya, semua pandangan kami pun tertuju pada murid baru yang kini jaraknya sangat dekat denganku.

Ku perhatikan lamat gerak-gerik tubuhnya. Memang apa yang salah? Aku tidak menemukan sesuatu yang aneh pada gadis ini.

"Oh! aku melihatnya! Ada semacam asap halus yang menguap keluar dari tubuh (name)-chan," seru Uraraka.

Mendengar itu, aku kembali memperhatikan gadis ini. Mencari kabut halus yang dimaksud oleh Uraraka. Dan pandanganku langsung tertuju pada tangannya yang menempel pada bahuku. Lengan nya... mengeluarkan asap.

"Ah benar, di tubuhmu seperti ada..." aku mendekatkan diriku pada (name) untuk melihat asap itu dengan lebih jelas. Tapi kenapa dia terlihat menjauhkan kepalanya?

Lalu tiba-tiba saja, pergelangan tangan (name) menjadi sangat panas. Dan tanpa sadar aku terpekik karenanya.

"Akh, panas!" pekik ku. (name) tampak terpekik kaget mendengarku. Dan karena sama terpekiknya, badan kami pun merasa tidak seimbang mengingat posisi yang menyatu seperti ini.

BRAK!!

Saat membuka mata, aku sudah terjatuh. Dengan posisi tangan yang tertindih oleh badanku sendiri. Dan... (name) yang tepat berada di bawahku. Mata kami bertemu. Sesaat, aku terpaku melihat manik (e/c) matanya yang sangat jernih. sedangkan rona merah wajahnya perlahan muncul menghiasi wajah polosnya.

"Sial..."

***

Readers POV

BRAK!!

"Awwss," rintihku. Sepertinya badanku terbating dengan keras ke lantai. Terlebih lagi adanya Todoroki yang membuat tubuhku menjadi semakin berat. Tunggu, TODOROKIII??!!

Aku membuka mataku, tampak sesuatu yang mulus berwarna putih menempel tepat di wajahku. Benda apa ini? Kenapa terasa sangat... lembut? Aku sedikit menengadahkan kepalaku, dan tampaklah beberapa helai rambut berwarna merah yang sedikit menggelitik kening ku. Setelah mata kami bertemu, proses loading di kepalaku pun muncul.

"T-T-T-T-TODOROKI-KUUNN??!!"

Aku terkejut melihat wajahnya yang begitu dekat dengan wajahku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku terkejut melihat wajahnya yang begitu dekat dengan wajahku. Tidak, jika sudah begini, bukan dekat lagi namanya. Tetapi sangat dekat! Wajah kami saja sepertinya hanya terpaut 5 senti. Tanpa sadar, rona merah diwajahku muncul. Kenapa wajah Todoroki terlihat tidak gugup? Bahkan desiran malu saja tidak tampak diwajahnya yang datar itu! Apa dia tidak gugup berdekatan dengan lawan jenisnya?

Blusshh

"Ja-jangan menatapku seperti itu Todoroki-kun..." ucapku lirih. Jika digambarkan dalam film kartun, kepalaku pasti dibuat seakan-akan meledak karena malu.

"Bagaimana caranya kita berdiri?" tanya nya datar. Tapi pandangannya masih terus tertuju kearah ku! Ugh, jantung ini sedang tidak aman.

"Tunggu, aku akan memanggilkan Aizawa sensei," ucap Iida sembari melesat dengan cepat.

"Jadi aku harus menunggu dalam posisi ini sampai Iida kembali?! Ah, tapi Iida pasti bisa membawa sensei dengan cepat kan?" Batinku.

***

Iida POV

Aku berlari dengan cepat menggunakan quirk ku seperti biasa. Menyusuri koridor dan melewati beberapa siswa-siswi lain yang terkejut melihatku.

"Aku harus cepat, ini demi Todoroki dan (name)-kun yang tengah dilanda masalah!" batinku.

Sesampainya di ruang guru, aku segera menemui Aizawa sensei, dan membangunkannya dari tidurnya.

"Aizawa sensei! Saya sebagai ketua kelas melaporkan, bahwa kami meminta bantuan sensei untuk menyelesaikan masalah di kelas," ucapku tegas, seperti biasa.

"Hm? Masalah apa?" tanya Aizawa sensei yang diakhiri dengan menguap. Sepertinya ia masih setengah sadar.

Karena tak ingin menunggu lama, aku pun menggendong Aizawa sensei dengan gaya ala bridal-style, dan membawanya sampai di kelas. Anehnya, sensei sama sekali tidak menolak gendonganku. Ia bahkan turun dari gendonganku dengan tampang biasa saja--maksudku, datar.

"Ada apa ini? Kalian mau berlaku mesum disekolah?" tanya Aizawa sensei saat melihat kondisi (name) dan Todoroki yang saling bertindih di lantai.

"Tidak!" jawab Todoroki dan (name) bersamaan.

"Lalu apa-apaan posisi kalian ini?"

"Se-sebaiknya sensei tolong bantu kami dahulu. Posisi seperti ini sangat melelahkan..." pinta (name).

Namun Aizawa sensei hanya diam. Memerhatikan posisi (name) dan Todoroki dengan seksama. Sebenarnya, apa yang ia pikirkan?

"Mineta, apa ini ulah mu?" tanya nya.

"Tentu saja bukan! Akhh kenapa semua jadi menyalahkan kuu!!" oceh Mineta sembari menggaruk kasar kepalanya.

Lalu Aizawa sensei pun menatap sepasang mata (name) tanpa berkedip. Dan tiba-tiba saja, hawa panas dingin itu mulai menghilang, lengketan badan antara (name) dan Todoroki pun terlepas. Aku jadi semakin tidak mengerti kenapa itu bisa terjadi.

"Hahh leganya... Arigato, Aizawa senseii!!" ucap (name) sembari berdiri dari posisinya.

"Arigato, sensei." ucap Todoroki juga.

"Hei Todoroki-kun, badanmu sangatlah berat!" omel (name) yang tentu tidak ditanggapi oleh Todoroki.

"Dasar lemah," cibir Bakugou dengan decihannya.

"A-apa katamu?!" (name) berseru, sorot matanya langsung tertuju pada Bakugou yang sama sekali tak merasa bersalah.

"Kalian, cepat ceritakan kejadiannya padaku!" seru Aizawa sensei sambil menunjuk kearah (name) dan Todoroki secara bergantian.

"A-aku hanya berjalan menuju kantin bersama yang lain. La-lalu ketemu Todoroki-kun, dan-"

"Kami hanya bertabrakan, lalu menempel," jelas Todoroki singkat, menyela penjelasan (name) yang terpotong.

"Iya, aku juga melihatnya sensei. Dan y/n-chan tidak salah apa-apa," timpal Uraraka.

"Ah, aku mengerti sekarang." gumam sensei pelan. Namun aku dapat mendengarnya.

"Maaf, apa yang dapat sensei mengerti?" tanyaku.

"Nanti juga kau akan tahu." Sensei membuang nafas panjangnya. "Ayo kembali ke bangku masing-masing! Pelajaran selanjutnya akan dimulai. Dan (name), bangku mu akan segera datang." sambungnya.

"Hee??!! Ta-tapi aku belum makan siang..." keluh f/n yang diangguki oleh beberapa siswi lain.

"Kalau itu urusanmu, aku tidak peduli."

Vote nya ya kawan, makasii~

Gatau mau ketik apa. Jadi ya kek gini aja:v

Quirkless (Todoroki Shoto X Readers)Where stories live. Discover now