꧁☬Sandera Villain☬꧂

2.1K 400 78
                                    

Readers POV

"Hmm apakah ini termasuk dari pelatihan? Kalau begitu, ayo kita se-"

"Jangan! Tetap diam di tempat!!" potong Aizawa sensei tegas. Membuat Kirishima diam tak berkutik.

"Mereka adalah Villain!!" sambung sensei yang membuat kami semakin resah.

"Yang benar saja? Berani sekali mereka menyusup ke Yuuei yang penjagaannya ketat." sahut Kaminari.

"Ya, mereka konyol. Tapi tidak bodoh," timpal Todoroki. Bahkan seorang pendiam sepertinya sampai buka mulut.

"Dia pasti sudah merencanakan ini semua. Hari ini merupakan kesempatan mereka, karena seharusnya All Might berada disini untuk melatih kita. Dan juga jarak gedung ini dan sekolah yang cukup jauh, membuat bantuan dari pro hero tidak akan datang dengan cepat." jelas Todoroki. Tampangnya terlihat lebih serius dari biasanya.

"Jadi, yang mereka incar adalah All Might?" batinku.

"Thirteen, aku serahkan mereka padamu," ucap Aizawa sensei sebelum melompat tinggi, bersiap melawan para villain itu.

"Ga-gawat! Aizawa sensei tidak akan bisa melawan villain sebanyak itu seorang diri!" seru Midoriya panik.

"Kau benar, kita harus membantunya!" seru Iida juga.

"Jangan!! Kalian jangan gegabah! Lebih baik panggil bantuan saja!!" sanggah Thirteen.

Ya, aku setuju dengannya. Lebih baik panggil bantuan daripada kami yang gegabah ini membantu dan menjadi beban. Lagipula Aizawa sensei tampak sangat gesit dan mudah dalam mengalahkan para villain itu.

"Eraser Head!! Dimana simbol kedamaian dunia itu? Dimana All Might!!" tanya lelaki berambut biru itu dengan nada tinggi. Sedangkan sensei yang masih sibuk mengalahkan para villain rendahan dengan mata dan kain putihnya hanya bisa berdecih.

"Cih, mana kutahu!!"

"Thirteen, siapa lelaki berambut biru itu? Apakah dia pemimpinnya?" tanyaku.

"Dia adalah Shigaraki Tomura. Pemimpin para villain ini. Dan mahkluk berbadan besar serta lelaki yang menimbulkan portal tadi adalah tangan kanannya," jelas Thirteen dengan tatapan lurus kedepan.

Shigaraki ya... Seertinya ia orang yang sangat berbahaya. Dan apa-apaan figur tangan yang menempel di badannya itu? Terlihat menjijikkan bagiku.

"Sayang sekali, All Might yang kita incar justru tidak hadir." gerutu Shigaraki yang masih bisa didengar olehku walau jarak kami lumayan jauh. Entah kenapa aku dapat mendengarnya, aku tidak mempermasalahkan itu saat ini.

"Siapa ketua kelas 1-A?" tanya Thirteen. Iida pun mengacungkan tangannya dengan tinggi agar Thirteen dapat melihatnya.

"Saya, Iida Tenya adalah ketua kelas dari kelas 1-A!"

"Ah, kalau begitu Tenya-kun. Bisakah kau memanggil para guru yang berada di sekolah?"

"He? Memanggil para guru yang ada di Yuuei? Jadi saya harus berlari untuk sampai kesana?"

"Un, tolong ya Tenya-kun. Karena jika hanya Eraser Head yang melawan villain sebanyak itu, sudah tentu ia akan kalah."

"Ta-tapi, bagaimana dengan teman-teman yang ada disini? Sebagai ketua kelas, saya tidak bisa meninggalkan teman-temanku berada dalam bahaya."

"Justru karena ketua kelas lah, kau harus membantu temanmu yang berada dalam bahaya! Aku yakin, quirk mu itu sangat beguna saat ini. Tolong Tenya-kun, infokan ke semua guru yang berada di Yuuei untuk mengirimkan bantuan!!"

Iida terpaku mendengar pernyataan yang baru saja Thirteen lontarkan. Tangannya yang sedari tadi mengacung tinggi, ia turunkan untuk membenarkan letak kacamatanya. Sembari mengukir senyum, ia berkata...

"Ha'i! Akan kupanggilkan bantuan secepat mungkin! Tolong tunggu aku ya, teman teman!!"

Sungguh, ucapan yang keluar dari mulut Iida membuatku sangat percaya padanya. Ternyata mereka memang tidak salah dalam memilih ketua kelas. Ya, mereka. Karena saat pemilihan ketua kelas, aku belum mulai bersekolah di Yuuei.

Iida mulai memanaskan knalpot yang berada di kakinya, dan melaju menuju Yuuei dengan segenap harapan. Sedangkan kami yang tidak tahu harus berbuat apa, hanya bisa terdiam melihat aksi seorang Eraser Head dalam melindungi murid-muridnya.

"Dasar, kenapa kalian sangat lemah!! Mengurus satu orang saja tidak bisa, tidak berguna!!" Bentak Shigaraki, membuat pasukannya menjadi gusar. Namun, justru itulah yang membuat mereka semakin bertambah kuat.

Mereka semakin agresif dalam mengeroyok Aizawa sensei yang sudah tampak lelah dengan mata merahnya. Wajar saja, sedari tadi ia sama sekali belum berkedip agar quirknya tidak terlepas dari villain yang sudah ia kalahkan.

"Oii Eraser Head! Kenapa kau tidak menyerah saja? Kau sudah terpojokkan tahu!!"

Ugh, aku sangat kesal mendengar provokasinya itu. Apa jangan-jangan ia hanya bisa berdiri sembari mengomentari pasukannya? Dasar pengecut!

Karena tidak mendapat respon dari sensei, aku dapat melihat Shigaraki yang tengah menggaruk lehernya itu tersenyum miring. Perasaanku tidak enak melihatnya. Apa yang mau ia lakukan?

"Kurogiri, sepertinya kita harus menggunakan sedikit kekerasan pada mereka," ucap Shigaraki pada lelaki hitam tak berwujud di sebelahnya.

"Apa yang harus kita lakukan?" tanya lelaki hitam itu.

Mata Shigaraki tampak bergulir, mencari sesuatu yang entah apa itu. Aku terus memerhatikan kemana arah sorot mata Shigaraki tertuju. Dan tak lama setelah itu, mata Shigaraki tertuju pada satu hal, yaitu aku. Bagus, mata kami saling beradu sekarang!

"A-apa ia sedang menatapku sekarang? Gawat, apa yang harus aku lakukan?" batinku sembari melangkah 1 jengkal ke belakang.

"Tangkap gadis itu." perintah Shigaraki dengan jari telunjuk yang sudah menunjuk kearah ku.

Aku yang menyadari itu, hendak berlari menuju Thirteen untuk meminta perlindungan. Namun belum sempat aku melangkahkan kaki, sekelebat kabut hitam muncul di belakang ku hingga menarik perhatian yang lain. Kabut hitam itu menarik paksa tubuhku dari belakang, membuat tubuhku terangkat dari tanah.

"(n-name)-saaannn!!!"

Grep

Sebelum tubuhku tertarik sepenuhnya kedalam kabut, aku merasakan adanya seseorang yang menggenggam kedua pergelangan tanganku dengan erat.

Aku memfokuskan pandangan, melihat siapa sosok yang memegang pergelangan tanganku.

"S-sonna..." gumamku lirih, ketika melihat seseorang itu.

"WOE! LEPASKAN DIA DASAR KABUT JELEK!!"

"B-Bakugou?!!" seruku tak percaya. Mendapati bahwa anak tak sopan satu ini menolongku, ini merupakan hal yang langka!!

"(name)-san! Kuatkan peganganmu pada kami!!"

"T-Todoroki-kun juga?!"

Tidak mungkin! Seorang lelaki kasar dan lelaki cuek berusaha menolongku?! Oh tidak! Rasanya ingin pingsan saja! Ta-tapi jangan sekarang! Aku pun membalas genggaman tangan mereka dan menarik paksa tubuhku sendiri dari kabut hitam tak berakhlak ini.

Tarikan tanganku semakin menguat. Bahkan Todoroki dan Bakugou sampai menutup matanya rapat-rapat untuk memusatkan kekuatan. Sedangkan Midoriya, Kaminari, Kirishima, dan yang lainnya pun ikut membantu menarik badanku kembali.

"Ugh, pinggang ku sakit!" batinku lirih.

Tapi sayangnya, genggaman kami tidak cukup kuat untuk mengalahkan cengkeraman kabut ini pada pinggang ku. Jika ditarik lebih kuat lagi, bisa-bisa tubuhku terbelah jadi dua bagian!

Karena tidak kuat dengan sensasi perih yang berasal dari pinggang ku, dengan terpaksa aku melepaskan genggaman dari teman-teman dan terhisap begitu saja ke dalam kabut. Membuat beberapa temanku berteriak histeris.

Vote nya ya kawaan, makasii~

Cie, yang di pegang duo cogan

Quirkless (Todoroki Shoto X Readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang