꧁☬Rasa Gejolak☬꧂

2.4K 418 116
                                    

Midoriya POV

"Aku tidak memiliki quirk, aku seorang quirkless," jawab (name) santai.

Ohh jadi quirk nya (name)-tu-tunggu... Seorang, quirkless... Katanya?

"HEEEE??!!"

"Tu-tunggu, seorang quirkless?! Apa maksud mu?" Tanya Kaminari yang sangat mewakili kami semua saat ini.

"Eee... Ahaha, anoo... Aku, tidak punya kekuatan super seperti kalian..." Jawab (name) kikuk.

"S-sonna..." Ucap beberapa diantara kami lirih. Sekilas, aku juga bisa melihat ekspresi Aizawa sensei yang terkejut.

"Mustahil, ia seorang quirkless sepertiku? Yang benar saja! Bagaimana cara ia masuk ke Yuuei jika tidak memiliki quirk?" Batinku.

"Ta-tapi, apa kau benar-benar tidak memiliki quirk? Kalau itu benar, bagaimana caramu bisa masuk ke sekolah ini?" Tanya Kirishima.

"Emm kalau itu, aku juga tidak tahu. Sebenarnya aku juga ingin menanyakan hal ini pada Nezu kōchō dan Aizawa sensei saat pulang sekolah nanti. Padahal saat tes waktu itu aku hanya memanjat robot hijau itu satu persatu dan memutus kabel intinya. Lalu di ujian tulis juga aku hanya menjawab sebisaku. Sungguh, saat ini aku masih tidak percaya bahwa aku bisa masuk Yuuei dengan mudahnya," jelas (name) panjang lebar.

"Benarkah kau hanya melakukan sebisamu? Jangan-jangan kau memiliki quirk tak terlihat lalu menerobos ruang penilaian dan mengubah nilai poin mu?" Tanya Aizawa sensei.

"Ha? Ti-tidak, sungguh! Aku tidak melakukan hal semacam itu. Aku benar-benar hanya memanjat robot dan memutus kabelnya, itu saja!"

"(name)-san, apa mungkin memanjat itu adalah quirk mu? Karena tidak mudah bagi manusia biasa untuk memanjat robot setinggi dan sebesar itu," sahut Yaoyorozu.

"Itu dia! Aku juga sempat memikirkan hal itu setelah tes kemarin! Saat pulang aku langsung mengajak ibuku ke rumah sakit untuk memeriksa. Siapa tau quirk ku baru saja muncul, aku terus berharap seperti itu sepanjang perjalanan. Namun lagi-lagi kata dokter quirk ku sama sekali tidak ada. Mungkin perihal memanjat itu hanyalah bakat alami semata," jawab (name) dengan tatapan sendu.

"Jika (name)-san benar-benar tidak memiliki quirk sepertiku, berarti dia pasti..."

"Ano, (name)-san," panggilku.

"Ha'i, Midoriya... Izuku..-kun?"

"Hah? Ba-bagaimana kau bisa tau namaku?" Tanyaku.

"Itu... Aku membaca nametag mu." jawabnya.

"Ah, sou ka," Jarak antara tempatku duduk dan berdirinya (name) di depan kelas sekitar 5 atau 6 meter. Berarti penglihatannya benar-benar baik ya...

"Jadi, apa ada yang mau kau tanyakan Midoriya-kun?"

"Oh iya, itu... Ma-maaf sebelumnya. Tapi saat (name)-san memeriksa ke dokter, apakah dokter mengatakan bahwa sendi di jari kelingking kakimu ada?"

"Ah iya, kau benar! Katanya ada dua sendi di kelingking kakiku. Bagaimana kau bisa tahu?" Tanya nya balik.

"A-aku hanya pernah membacanya di buku mengenai tanda-tanda tak memiliki quirk," jawabku asal sembari tersenyum.

Melihat (name) yang membalas senyumanku, tanpa sadar membuat semburat malu di wajahku mulai muncul. Aku ikut senang melihat dia yang terlihat sangat tegar menghadapi kenyataan pahit mengenai takdirnya. Andai aku bisa sekuat itu...

***

Todoroki POV

"Oh iya, itu... Ma-maaf sebelumnya. Tapi saat (name)-san memeriksa ke dokter, apakah dokter mengatakan bahwa sendi di jari kelingking kakimu ada?" Tanya Midoriya.

"Ah iya, kau benar! Bagaimana kau bisa tahu?" Tanya (name) balik.

"Aku pernah membaca mengenai hal itu di buku." batinku.

Dan rupanya Midoriya juga mengetahuinya dari buku yang ia baca. Hal itu memang sudah menjadi pengetahuan umum.

"Tokoro de, Aizawa sensei. Bisakah aku mendapat tempat duduk? Aku sangat lelah berdiri sedari tadi," pinta (name) sembari tersenyum kaku.

Aizawa sensei tampak memandangi kami satu persatu. Sepertinya ia tengah mencari meja kosong untuk (name) duduki. Namun Sayang sekali, di kelas ini semua kursi dan meja sudah penuh.

"Di kelas ini semua meja dan kursi sudah penuh," ujar sensei.

"Ja-jadi?" Tanya (name).

"Untuk sementara duduklah satu kursi berdua dengan salah satu yang ada disini sampai jam istirahat. Nanti akan kumintakan bangku tambahan pada kepala sekolah, sekian." lalu Aizawa sensei meninggalkan kelas begitu saja. Itu sudah menjadi hal biasa bagi kami.

"(name)-san, kau bisa duduk bersamaku jika kau mau," tawar Yaoyorozu.

"Sebagai ketua kelas, aku menyarankanmu untuk duduk di bangku ku. Aku akan duduk di lantai sampai bangku mu diambilkan," tawar Iida juga.

"Emm gomen Yaoyorozu-san, Iida-kun. Tapi sepertinya aku akan duduk dengan Mineta-kun saja," tolak (name). Sepertinya ia sangat berusaha agar Yaoyorozu dan Iida tidak tersinggung.

Namun pernyataannya mengenai duduk bersama Mineta juga membuatku terkejut. Mengingat fakta bahwa ia seorang gadis, tampaknya kali ini ia sangat salah dalam mengambil keputusan.

"Wooaahh!! Su-sungguh?!" Seru Mineta.

"(name)-san, apa kau serius? Kenapa kau memilih untuk duduk bersamanya?" Tanya Kyoka.

"Begini, menurutku kalau duduk satu kursi bersama Mineta akan lebih nyaman karena badan Mineta yang kecil. Sedangkan kalau aku duduk bersama Yaoyorozu-san ataupun Iida-kun aku takut kalian merasa tidak nyaman karena sempit," jawab (name). Aku akui itu memang penjelasan yang masuk akal.

"Tapi (name)-san, Mineta itu-"

"Tidak usah dengarkan dia (name)-san!! Aku senang bisa duduk denganmu, kemarilah!!" Seru Mineta lagi.

Ah, kali ini dia benar-benar dalam bahaya. Tapi biarlah, dia sudah memutuskan.

(name) berjalan menghampiri Mineta dengan senyum yang terukir jelas diwajahnya. Apa hanya aku yang jarang tersenyum dalam menanggapi sesuatu?

***

Readers POV

"Yoroshiku ne, Mineta-kun," ucapku sesaat setelah duduk tepat disebelahnya.

"Ha-Haa'iii!!!" Ini perasaanku saja atau memang Mineta terlalu bersemangat? Ngomong-ngomong, bulatan di kepalanya sangat lah lucu.

Aku pun melepas tas ku untuk mengeluarkan buku pelajaran di jam kedua hari ini. Saat melepas tas, badanku tak sengaja bersentuhan dengan Mineta. Tenang, hanya sedikit kok. Seperti orang yang berdesakan pada umumnya.

Tentu aku tidak memusingkan hal itu karena memang hanya 'tersenggol'. Tapi Mineta sepertinya sangat se-akhh!

A-ada apa ini? Kenapa tubuhku terasa aneh? Ba-baru saja aku merasa seperti ada yang bergejolak mengalir begitu saja di dalam tubuhku. Gejolak itu seperti bergerak mengikuti aliran darah. Entahlah, aku susah mendeskripsikannya.

Tapi yang jelas, aku belum pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya.

Vote nya ya kawaan, makasii~

Awokawok, di akun sebelumnya banyak yg hujat nem gegara duduknya sama Mineta

Quirkless (Todoroki Shoto X Readers)Where stories live. Discover now