ADAPTATION - 28

5.5K 467 50
                                    



Ada satu alasan kenapa Gista ingin sekali mempunyai anak.

Yakni dia ingin agar rumah yang ditempatinya bersama Harya itu tidak terasa sepi. Gista ingin melihat dan mendengar suara anak kecil di rumahnya. Suara tangisannya, suara rengekkannya, dan kalau sudah bisa berbicara nanti, Gista ingin mendengar mereka memanggilnya 'mami'. Entah kapan hal itu akan terwujud, namun Gista masih tetap berharap meski terkadang dia merasa agak sedikit sedih dan kecewa dengan dirinya sendiri karena sampai sekarang dia masih belum dikaruniai seorang anak sementara teman-temannya sudah mendapatkan anugerah itu masing-masing. Ada yang sekarang sedang mengandung, ada juga yang sudah melahirkan.

Dan jujur, Gista merasa sangat terkucilkan karena dari semua teman-temannya hanya dia yang belum mengandung.

Gista memandangi langit yang nampak cukup cerah sekali malam ini. Bulan terlihat bersinar begitu terang bertemankan para bintang yang juga menampakkan cahaya mereka di setiap sudut langit meski terkadang sering terhalang oleh awan yang lewat. Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, dan seharusnya dia sudah tidur dalam dekapan Harya di atas kasur mereka yang super nyaman itu. Tapi untuk kali ini, Gista sama sekali tidak bisa tidur. Hatinya sangat gundah dan dia benci sekali dengan perasaan itu.

Dia benci dengan perasaan dimana dia merasa seperti ditinggalkan. Dia benci pada dirinya sendiri yang sampai sekarang masih terus meratapi kegagalannya sebagai seorang perempuan karena belum bisa menghadirkan seorang anak untuk Harya.

Ditengah kegelisahannya, tiba-tiba saja dia merasakan ada dua lengan kekar yang melingkari tubuhnya dari belakang. Harya memeluknya dengan begitu erat seraya mengecup puncak kepala sang istri dengan begitu lembut lalu kemudian menyembunyikan wajahnya di bahu mungilnya.

"Kenapa?" tanya Harya lembut namun Gista tetap bergeming. Pria itu kembali memanggilnya dengan nada yang sama. "Agis?"

"Apa ada yang salah sama diri aku ya?" tiba-tiba saja Gista balik bertanya tanpa menoleh ke arah Harya sedikitpun. Matanya masih menatap lurus ke langit. "Kenapa cuma aku yang belum dikasih kesempatan untuk hamil ya, Har? Apa ini hukuman karena selama ini aku selalu bersikap egois?"

Harya tidak menjawab. Bukan karena dia lelah atau muak karena mendengar keluhan yang sama itu berkali-kali, tapi karena dia ingin Gista terus meluapkannya agar tidak terus terpendam di dalam hati yang mana hal itu bisa membuatnya sakit. Dan sepertinya Gista paham, karena itu dia terus melanjutkan curahan hatinya kepada sang suami.

"Khansa sama Jira anaknya udah lahir, Winna sebentar lagi mau melahirkan, kehamilan Lila udah jalan 5 bulan, dan barusan..." Gista terdiam sesaat. "Barusan aku dapet kabar kalau Sadine positif hamil lagi... kenapa semua orang berhasil sedangkan aku nggak, Har? aku ada salah apa ya?"

"Sst kamu kenapa ngomong kayak gitu? Nggak ada yang salah sama diri kamu kok. Emang timing nya aja belum tepat sayang." Harya mengusap-usap kedua tangan Gista. Bahkan dari bahasa tubuhnya saja, Harya bisa merasakan betapa beratnya beban yang sedang Gista pikul sekarang ini meskipun tak ada seorang pun yang meminta apalagi memaksanya untuk cepat-cepat mengandung. "Jangan nyalahin diri kamu sendiri kayak gitu. Nggak baik tau."

"Tapi aku—"

"Nggak semua hal di dunia ini bisa dan harus kamu dapetin, Agis," potong Harya tegas membuat mulut Gista langsung bungkam seketika. "Inget apa yang kita bahas waktu itu? Terlalu banyak menggunakan perasaan dalam menghadapi suatu masalah akan bikin orang jadi gampang putus asa. Sekarang hal itu sedang terjadi sama kamu dan aku nggak mau kamu terus tenggelam dalam rasa putus asa itu."

Mulut Gista terkatup rapat-rapat dan tak lama setelahnya dia menundukkan kepalanya dalam-dalam, membiarkan air mata yang sedari tadi mendesak ingin keluar terjatuh satu persatu menuruni kedua pipinya. Jujur, Gista memang sudah sangat putus asa soal ini. Sepulangnya dari Hokkaido beberapa bulan yang lalu, Gista langsung mencari-cari informasi seputar kehamilan di internet. Dia juga banyak berkonsultasi dengan Hemma serta dokter kandungan yang lain mengenai hal itu namun sampai sekarang dia belum mendapatkan hasilnya. Padahal setelah dia dan Harya menjalani pemeriksaan untuk program itu, keduanya dinyatakan sehat dan mampu memiliki keturunan.

ADAPTATION (✔)Where stories live. Discover now