ADAPTATION - 10

5.7K 483 34
                                    

"Kenapa lo? kok diem aja dari tadi?"

Lila melirik Gista yang masih sibuk mengaduk-aduk baksonya dengan tidak bersemangat. Dan meskipun masa pertemanannya dengan Gista tidak selama Harya, Lila bisa tahu jika sahabatnya sejak SMA itu sedang dirundung rasa gundah yang tak terkira. Dan biasanya Gista bersikap seperti ini jika sedang pusing dengan pekerjaannya atau sedang dalam masa PMS. Tapi karena jarak datang bulan mereka tidak terlalu jauh, Lila bisa memastikan bahwa hal yang membuat ekspresi Gista sendu seperti ini bukanlah opsi yang kedua.

Sejujurnya Lila memang baru bisa bertemu Gista lagi hari ini karena sejak hari Senin sampai Kamis kemarin, dia harus berangkat ke Italia untuk menghadiri acara Milan Fashion Week disana. Sebagai desainer muda yang sangat sukses, tentu saja salah satu hasil desain pakaian Lila akan ditampilkan juga disana. Jadi mau tak mau Lila terpaksa harus berpisah dengan suami bucinnya, Arjun serta sahabat sehati dan sejiwanya, Gista selama 4 hari.

Dan sekarang Lila benar-benar penasaran kenapa Gista terlihat tidak begitu bersemangat sekali di hari Jumat yang penuh berkah ini.

"Lagi pusing sama kerjaan lo ya? apa ada masalah lain? cerita sini sama gue." Lila menyesap kuah bakso yang baru selesai dia racik lalu kemudian bergumam riang akan hasil racikannya yang sesuai dengan lidahnya.

"Salah satunya itu," Gista menghela nafas lelah. "Sebenernya ada banyak hal yang terjadi selama lo lagi di Milan, La. Tapi gue nggak mau cerita karena gue tau lo lagi ribet banget disana."

"Dih! Seribet-ribetnya acara disana juga, gue nggak akan mungkin lupa buat dengerin keluh kesah lo kali!" bibir Lila mengerucut tidak senang sekaligus khawatir. "Makanya sini cerita sama gue sekarang. apa perlu gue tanya si Nicole aja nih? Informasi dia kan tajam dan terpercaya."

"Nggak usah! Nicole nggak tau apa-apa selain masalah gue yang reunian lagi sama Jaden di proyek baru kantor."

"What?! Lo sama Jaden satu proyek?! Seriusan?!"

Gista mengangguk pahit. "Lo tau soal proyek pembangunan rumah punya temennya pak Josh yang desainnya gue kerjain itu kan? nah perusahaan kontraktor yang bakal handle urusan di lapangannya tuh perusahaannya Jaden. Dan Jaden sendiri juga yang jadi kontraktor langsung untuk proyek ini. Jadi mau nggak mau gue bakalan sering banget ketemu sama dia, La."

Lila menggeleng-gelengkan kepalanya takjub. Dan tiba-tiba saja dia jadi tidak tertarik dengan bakso racikannya dan memilih untuk menginterogasi Gista. Walau bagaimanapun Lila sendiri masih tidak percaya bahwa baik Gista maupun Harya, keduanya sama-sama didatangi oleh seseorang dari masa lalu mereka, dan parahnya lagi mereka semua disatukan dalam satu perusahaan dan juga satu proyek yang sama. Luar biasa sekali ujian mereka ini.

"Ya ampun... baru juga 5 hari nikah, tapi ujian lo sama Harya bener-bener berat banget ya? bisa-bisanya kalian berdua dipertemukan sama mantan masing-masing di tempat kerja!"

Yah, ungkapan terkejut Lila berhasil membuat mood Gista semakin down. Pasalnya sedari pagi pun baik dia maupun Harya masih belum berbicara lagi setelah apa yang terjadi di antara mereka berdua tadi malam. Gista paham bahwa Harya mungkin sedang memberinya waktu untuk menjernihkan pikiran, tapi bukan dengan cara mendiamkannya seperti itu. Sungguh Gista paling tidak bisa melihat Harya dalam mode diam tak bersuara.

"Lo ribut sama Harya ya?" tanya Lila hati-hati membuat Gista langsung menatap sahabatnya yang cantik itu dengan pupil yang sedikit membesar. "Beneran ribut gara-gara para mantan? Emang lo berdua masih sama-sama belum move on?"

"Bukan masalah move on nya sih, La. Tapi..."

"Tapi?"

Gista menarik nafas dalam-dalam sembari berpikir apakah dia harus memberitahu Lila tentang alasan kenapa dia dan Harya akhirnya memutuskan untuk menikah. Selama ini gadis berkulit seputih susu itu menganggap bahwa pernikahan mereka berdua adalah sebuah takdir. Lila juga secara terang-terangan mengatakan bahwa dia telah memprediksi bahwa dia dan Harya pasti akan bersama dengan status yang lebih dari sekedar teman suatu saat nanti. Dan dia sangat bahagia bukan hanya karena prediksinya benar, tapi juga karena dia tahu bahwa Harya memanglah pria yang terbaik untuk bersanding dengan Gista.

ADAPTATION (✔)Kde žijí příběhy. Začni objevovat