ADAPTATION - 2

5.9K 638 31
                                    



Sejak kecil Gista selalu dibiasakan untuk tidak tidur lagi setelah melaksanakan sholat subuh. Dan kebiasaan itu terus melekat padanya hingga dia beranjak dewasa. Dan kebiasaan itu juga tetap ia terapkan bahkan setelah dia resmi menikah dan memiliki suami yang gemar sekali tidur kapanpun dan dimanapun.

Gista yang sedang memainkan ponselnya selama hampir setengah jam itu menolehkan kepalanya ke arah Harya yang masih sibuk tenggelam di alam bawah sadarnya. Nafasnya naik turun dengan teratur, matanya pun terpejam dengan begitu rapat seolah menandakan bahwa prianya itu benar-benar tertidur nyenyak. Diam-diam Gista pun iseng menyentuh pipi gembil Harya dan mulai mengusapnya dengan gerak lambat agar tidak membangunkan sang suami.

Tapi tiba-tiba saja Harya meraih tangan Gista dan meletakkannya di dada masih dengan mata terpejam. Untungnya Gista sudah mempersiapkan diri kalau-kalau Harya memang tidak benar-benar tidur karena terkadang laki-laki itu memang sangat jahil sekali.

"Ada beruang lagi bobo." ledek Gista iseng.

"Siapa yang beruang?" balas Harya dengan suara serak khas bangun tidurnya. Tangan Gista masih berada dalam kungkungan lengannya dan dia tampak enggan untuk melepaskannya begitu saja. "Bisanya ngelus doang, cium kek sekali-sekali."

Gista mengecup pipi Harya sekilas. "Lo pura-pura tidur lagi tadi ya? Kok tau kalau gue bakalan ngelus-ngelus?"

"Tau nih. Tumben banget gue gak ngantuk lagi abis sholat subuh. Mungkin gara-gara ada lo kali ya?"

"Dih, korelasinya apa ya?"

Harya terkekeh pelan seraya menyembunyikan wajahnya di area leher Gista yang wangi. Sebelum menikah pun Gista memang sudah tahu dan mengerti bahwa Harya adalah tipe pemuda yang sangat manja dan gemar melakukan skinship dengan siapapun yang sudah ia anggap teman dekat. Tapi Gista sering mendengar dari ketiga sahabat Harya sejak SMA, Naresh, Jerome dan Reksa, bahwa Harya tidak pernah sekalipun melakukan skinship dengan lawan jenis yang bukan pacarnya kecuali Gista.

Padahal bisa dibilang, Harya itu yang paling banyak mantannya dibandingkan ketiga sahabatnya yang lain. Bahkan dengan mantan-mantannya pun Harya juga tidak terlalu banyak melakukan sentuhan-sentuhan afeksi sebanyak saat dia melakukannya dengan Gista.

"Gis." panggil Harya yang kini kembali sibuk dengan ponselnya sambil tangan kirinya sesekali membelai rambut tebal Harya.

"Hm?"

"Gue tuh love language nya physical touch loh."

"Lah, emang kan? Terus kenapa?"

"Nanti kalau tiba-tiba gue meluk, nyium atau pegang-pegang badan lo, lo jangan kaget ya?"

Gista menundukkan kepalanya untuk menatap Harya yang berbicara dengan mata terpejam. Tentu saja Gista tahu sekali soal kebiasaan Harya yang satu itu. Bahkan sebelum menikah pun, Harya sudah sering menyentuhnya meski hanya sekedar memeluk atau mengacak-acak rambutnya. Gista juga mengetahui sepak terjang Harya bersama mantan-mantannya terdahulu walaupun pria itu tidak pernah mau mengaku setiap kali ditanya soal itu.

Harya bisa menceritakan segala hal dan kegiatan yang dilakukannya bersama para mantannya dengan mudah pada Naresh, Jerome dan Reksa. Tapi dia tidak pernah bisa melakukannya pada Gista. Harya bahkan bisa uring-uringan sendiri kalau Gista sudah mulai menggodanya dengan kesimpulannya soal kegiatan yang sering dia lakukan bersama para mantannya itu. Padahal Gista sendiri merasa bahwa hal itu sangat lucu, tapi entah kenapa Harya justru malah berpikir sebaliknya.

"Ngapain kaget? Kan udah halal." Gista tertawa.

"Yakin? Nanti kalau gue lepas kontrol, lo panik lagi." Harya membuka matanya dan kini mereka berdua saling beradu pandangan.

ADAPTATION (✔)Where stories live. Discover now