ADAPTATION - 8

4.5K 522 83
                                    



Gista menatap Harya dengan sorot penuh rasa curiga yang tak perlu repot-repot ia sembunyikan. Sedari tadi dia terus berusaha menahan rasa penasarannya akan apa yang dikatakan oleh Jaden sehingga mampu membuat ekspresi suaminya itu berubah menjadi sangat dingin tadi. Namun seolah seperti tidak terjadi apa-apa, Harya justru malah terlihat santai dan tak ada niatan sedikitpun untuk menceritakannya. Baginya itu bukanlah suatu hal yang penting.

"Kenapa sih ngeliatin gue mulu? masih laper?" tanya Harya iseng sembari tetap fokus dengan kegiatan menyetirnya.

"Gue nggak laper, Harya Al Ghazi! Gue cuma pengen tau Jaden ngomong apa sama lo tadi!" balas Gista gemas sebab sejak mereka pulang dari makan bubur hingga bersiap-siap berangkat kerja tadi, Harya masih belum mau memberitahu mengenai obrolan terakhirnya dengan Jaden.

"Kan gue bilang itu nggak penting, Agista Sasmaya," Harya cengengesan. "Lagian lo sendiri kan juga tau dan paham kalau Jaden tuh lebay banget orangnya. Omongan dia cringe parah tadi, makanya mendingan lo nggak usah tau aja daripada nanti muntah."

"Bohong ih!" Gista memberengut.

Harya tertawa lagi namun tetap bersikukuh untuk tidak memberitahu Gista soal apa yang Jaden katakan padanya dalam percakapan terakhir mereka tadi. Cukup hanya mereka dan Tuhan yang maha esa saja yang tahu dan kalau Tuhan menghendaki, Harya yakin cepat atau lambat omongan itu pasti akan sampai langsung ke Gista. Namun untuk saat ini, akan lebih baik jika Gista tidak mengetahuinya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di dalam hubungan mereka.

Tak lama kemudian mobil CRV silver itu pun berhenti didepan gedung kantor tempat dimana Gista bekerja. Perempuan itu masih memasang ekspresi kusut namun tetap mencium tangan Harya sebelum keluar dari mobil. Tapi sebelum dia benar-benar keluar, Harya menahan pergelangan tangannya.

"Marah?" tanyanya dengan penuh kelembutan.

"Nggak. Cuma badmood aja," balas Gista jujur sambil berusaha tersenyum. "Yaudah gue turun ya? lo hati-hati nyetirnya, jangan ngebut-ngebut. Jangan lupa makan. Jangan lupa sholat."

"Jangan lupa sayang sama gue nya mana?"

Gista memutar bola matanya malas. "Iya. jangan lupa sayang sama gue ya."

"Oh itu mah selalu, babe!" Harya mendaratkan kecupan kilat di bibir Gista sebelum akhirnya dia benar-benar melepaskan cekalan tangannya pada pergelangan tangan sang istri. "Agis."

"Ya?" Gista menyampirkan tas kerjanya ke bahu sedangkan tangan kirinya memeriksa tupperware berisi bekal buatannya, memastikan bahwa makanan itu tidak akan tumpah.

"Suatu saat nanti lo pasti bakalan tau sendiri soal apa yang gue obrolin sama Jaden. Tunggu aja ya? nggak usah di cari tau sekarang."

Gista terdiam sejenak lalu kemudian menganggukkan kepalanya. Dia mungkin memang masih merasa penasaran, tapi pekerjaan serta kegiatan mengurus Harya jauh lebih penting daripada itu. Jadi sebaiknya dia tidak perlu mencari tahu sendiri agar tidak membuang-buang waktunya yang berharga.

Setelahnya, Harya hanya bisa memandangi Gista yang berjalan perlahan memasuki gedung kantor yang mana disana sudah ada Nicole yang menyambutnya. Gadis setengah bule itu melambaikan tangan padanya dan Harya membalasnya dengan seulas senyum. Terkadang dia masih suka merasa takjub sendiri dengan cara Gista yang mampu berteman dengan hampir seluruh mantan-mantan pacarnya. Harya saja masih tidak bisa mempercayai matanya sendiri begitu melihat kerukunan yang terjalin antara Nicole, mantan pacar dan istrinya itu.

Harya kembali menyalakan mobilnya dan pergi meninggalkan kantor Gista menuju sebuah kedai kopi bernama La Reverie. Kedai kopi itu adalah hasil usaha kecil-kecilannya bersama ketiga sahabatnya, Naresh, Jerome dan Reksa. Awalnya mereka hanya iseng-iseng saja ingin membuka usaha kecil-kecilan setelah mendapatkan bonus besar dari kantor mereka masing-masing. Dan tak disangka, keisengan mereka itu benar-benar membuahkan hasil yang cukup baik. La Reverie berkembang cukup pesat dan pengunjungnya pun tak pernah sepi. Keempatnya pun sepakat bahwa setengah dari setiap keuntungan yang didapat oleh kedai kopi itu akan mereka sumbangkan ke panti asuhan dan orang-orang yang tidak mampu.

ADAPTATION (✔)Where stories live. Discover now