dan aku hanya melongo

ΔΔΔΔ

Author POV

Seperti biasa kalau istirahat di kampus nya Olsa selalu menghabiskan waktu nya dikantin, dan karena kejadian kemarin Olsa akhirnya menghindari kantin dan memilih duduk di taman

Olsa sibuk membalik kertas-kertas novel mencari dimana cerita yang terakhir kali dia baca, bodohnya dia lupa menandai bagian itu. Setelah dirasa bentuk dan paragraf itu seperti yang terakhir dia baca, Olsa pun mulai membaca nya lagi

"GIA..!!!" Sahabat atau mungkin teman nya Olsa sengaja mengagetkan si pembaca novel

"ASTAGA~~" Olsa pun refleks kaget dan novel nya pun kembali tertutup, bodohnya dia lupa melihat halaman berapa tadi

"Ada apa?" Tanya Olsa sedatar mungkin

"Kau masih marah ya?" Tanya Salma

Olsa diam tidak menjawab, dan memilih untuk mencari lagi cerita terakhir itu di novel

"Kau ini! Kita sedang ingin berbicara padamu." Ucap Yasmin halus sambil menutup dan menarik novel Olsa dari tangan Olsa

"YASMIN!" bentak Olsa

"Sebenarnya kami kemari untuk meminta maaf atas kejadian kemarin karena telah menyakiti hati mu." Ujar Ulfah tulus yang kemudian mereka ber-3 duduk mengapit Olsa di bangku. Salma-Yasmin-Olsa-Ulfah

"Aku minta maaf." ujar mereka ber-3 sedih

"..."

Olsa tidak menjawab apapun, bagi nya dirinya masih sangat kesal.

"Yah, kau masih marah ya Gia?" Tanya Salma

"Kami tetap sahabatmu bukan? jadi ketika kami salah kami tetap akan meminta maaf seperti ini. Difikiran kami hanya satu, yaitu persahabatan kami tidak boleh runtuh hanya karena masalah sepele seperti kemarin, masalah seorang pria-" Tutur Yasmin tulus sambil menggenggam tangan Olsa

"Masalah sepele? yang benar saja! Aku, aku yang sendiri diantara kalian tanpa memiliki pasangan, itu sepele? Bagiku itu masalah besar. Masalah jika kalian terus membicarakan pasangan kalian, lalu aku bisa apa? Masalah jika kalian sudah akan memulai kehidupan berumah tangga, dan aku masih sendi-" Bentak Olsa, sebenarnya tadi dia sudah merasa luluh dengan penuturan Yasmin, hanya saja dia gengsi untuk luluh begitu saja dengan secepat itu

"Harus nya kau bercerita kepada kami tentang itu, bahwa kau tidak nyaman dengan cerita-cerita itu. Kami pikir kau sudah nyaman dengan kehidupan mu yang menyendiri seperti ini. Karena yang kami tahu, rasa itu rasa yang sekarang kami rasakan sulit sekali untuk memampir dihati mu. Harus nya kau cerita semua nya, dan kami akan membantu, kami bisa saja mencarikan pria yang baik untuk mu, atau setidak nya kita tidak akan bercerita tentang pasangan-pasangan kita. Kami butuh kau cerita." jelas Yasmin lagi kali ini dengan suara agak tinggi

"Pernahkah kalian mengerti ku hah? Mengerti bagaimana perasanku. Mengerti ku tanpa aku bercerita kepada kalian. Pernahkah kalian seperti itu? Tolong mengertilah dengan perasaan ku, aku sudah lelah melulu mengerti bagaimana perasaan kalian." Ujar Olsa lesu, air matanya kini pun sudah mengalir

"Itulah dirimu Gia, itulah kelebihan mu yang selalu mengerti kami, diantara kami hanya kau yang sempurna dalam hal mengerti perasaan kami. Kami selalu nyaman berada disisi mu. Kami menyesal baru mengetahui bahwa kau perlu rasa nyaman seperti itu juga. Mulai saat ini kami akan belajar untuk mengerti mu, membalas mu yang sudah mengerti kami selama ini. Tolong Olsaurellia Zezegiao, maaf kan kami" Tutur Yasmin lagi, yah sekarang mereka menangis sesenggukan, sebuah masalah sedang melanda persahabatan mereka

"Ya, aku memaafkan kalian." Ujar Olsa tersenyum sambil masih mengalirkan airmata

Lalu kemudian sahabat nya itu memeluk Olsa, memdekap nya erat. Akhirnya mereka melepaskan pelukan itu setelah sekian lama nya, masih-masih pun membersihkan air mata mereka yang tadi menetes

"Gia, aku juga ingin menyampaikan sesuatu." Ujar Ulfah takut-takut

"Apa?" Tanya Olsa penasaran

Ulfah menatap gantian para sahabatnya. Olsa juga heran dan mengikuti menatap gantian para sahabat nya. Olsa melihat Yasmin dan Salma mengangguk kearah Ulfah

"Apa Ulfah hamil?" Gumam Olsa dalam hati

"Ini. Undangan ke pesta pernikahan ku. Kau datang ya, Gi." Ujar Ulfah agak takut. Takut kalau Olsa akan marah dan tersinggung lagi, bukan kah kini dirinya harus belajar mengerti perasaan Olsa

"Baiklah, aku akan datang, aku akan berdandan dengan cantik." Ujar Olsa sambil tersenyum

"Kau tidak marah kan?" Tanya Ulfah meyakinkan

"Tidak. Setidaknya aku tidak boleh egois. Aku harus senang ketika sahabat ku akan menata masa depan nya dengan sebuah pernikahan. Bagaimana pun kau memerlukan seorang pria untuk menjadi pendamping hidup mu. Dan aku sebagai sahabatmu hanya cukup memastikan kau bahagia bersama nya." Ujar Olsa kali ini dengan perasaan tulus

"Ahh.. kau membuat ku menangis kedua kali nya dengan kelebihanmu yang mengerti ku." Ujar Ulfah sambil menangis sesenggukan -lagi-

Olsa lalu memeluk Ulfah, menenangkan. Sedangkan Salma dan Yasmin hanya bisa tersenyum melihat Ulfah yang mudah sekali tersentuh dengan hal seperti itu

ΔΔΔΔ

Olsa POV

Aku langsung membuka pintu mobil dan duduk disamping kursi pengemudi. Ya, mobil nya Galih. Galih lalu menjalankan mobil nya pulang mengantarkan ku. Sebenarnya aku agak kagum dengan dia, dia CEO yang begitu sibuk tetapi mau saja disuruh orang tua nya mengantar jemput ku

"Harus nya kau bercerita kepada kami tentang itu, bahwa kau tidak nyaman dengan cerita-cerita itu. Kami pikir kau sudah nyaman dengan kehidupan mu yang menyendiri seperti ini. Karena yang kami tahu, rasa itu rasa yang sekarang kami rasakan sulit sekali untuk memampir dihati mu....." Aku teringat kembali kata-kata Yasmin yang tadi

Ya benar apa katanya, aku memang masih terlihat 'nyaman' dengan kondisi ku sekarang ini. Karena aku tidak berusaha untuk mencari pria. Aku juga terlalu mensyaratkan pria idaman ku terlalu perfect. Sampai-sampai aku tidak tau bahwa rasa itu, rasa yang sekarang sulit sekali untuk ku rasakan. Sekian lama nya aku rindu dengan rasa itu. Yaitu Cinta.

Aku kemudian melihat undangan itu, yang membuatku menatap itu ditangan ku dengan lirih. Aku tahu, walaupun mereka bahagia dengan pasangan nya tapi tetap saja mereka akan sungkan dengan ku, dan akan merasa kasihan padaku karena terus menyendiri. Sebaiknya aku segera mencari pria ku, supaya tidak membuat mereka khawatir. Dan kalau bisa aku membawa nya di resepsi pernikahan Ulfah, supaya mereka bahagia bahwa aku bahagia bisa menemukannya.

Tapi untuk waktu 4 hari lagi, mana mungkin aku mendapatkan pria ku secepat itu. Haruskah aku menyewa pacar bayaran? Ah, itu konyol sekali. Walaupun aku seperti ini, tetap saja aku ingin punya pacar yang 'saling' mencintai

"Kau habis menangis ya?" Tanya Galih disamping ku sambil matanya tetap fokus ke jalanan

Aku menoleh kearah nya

"Apa kelihatan sekali?" Tanya ku lirih

"Hmm.. Habis ada masalah dengan pacar?" Tanya nya mengejek sambil tetap fokus menyetir

"Yang benar saja!" Ujarku kesal

"Tadi ada sedikit masalah dengan persahabatan ku." Ujarku sambil menyandarkan tubuh ku kasar ke kursi mobil dan menghela nafas kasar

"Terimakasih banyak. Duluan ya." Ujarku basa-basi untuk keluar dari mobil sesampainya dirumah

Triangle by Riani ✔Where stories live. Discover now