BAGIAN 51 : JANGAN PERGI

4.7K 461 821
                                    

Sean tak tau harus berbuat apa selain memandang anak yang sangat ia sayang dari jarak yang cukup jauh, wanita itu menangis saat Intan sudah dibawa kedalam ruangan jenazah, akan ditunggu dua jam baru akan melakukan laksanakan penguburan, mata pria itu melihat Anna menggenggam tangan Intan berharap wanita itu akan bangun

"Boss—"perkataan anak buah itu terhenti saat pertama kalinya melihat Sean menangis

"Apa aku pantas dibilang seorang ayah yang baik untuknya?"ujarnya

Rasa sakit hatinya mengingat dimana dulu ia pernah meninggalkan dua wanita yang sangat ia cinta tak hilang-hilang,, dulu ia benar-benar ingin menikahi Intan tapi kedua orangtuanya mengancam dirinya untuk menikahi Sania, awalnya ia menolak tapi ayahnya sangat tega, dia akan melakukan hal yang tak terduga pada Intan kalo ia tak menerima menikahi Sania

"Sean---dia Sean bukan?"seorang wanita dan lelaki itu menghentikan jalannya dari jarak yang cukup jauh

"Tina kamu lihat siapa?"tanya pria itu

"Wiliam dia Sean bukan anak kita?"

Dua mata Wiliam langsung melirik sosok lelaki yang berdiri didepan ruangan jenazah, ia berdua melangkah maju mendekati anaknya tapi langkah mereka berhenti pas dibelakang Sean saat melihat seorang wanita menangis dalam ruangan jenazah itu

"Maafin saya, Intan"katanya pelan saat ia melihat Intan tak bernyawa lagi

"INTAN?"kejut mereka berdua yang membuat Sean melirik kebelakang

Sean tersenyum tipis melihat dua orang itu, bukankah mereka yang sudah membuatnya hancur? Karena keegoisan mereka dua orang yang sangat ia cintai menderita, apa lagi Anna putri kesayangan menderita karena ulahnya sendiri

"DIA INTAN, WANITA JALANG!"Tina masuk mendekati Anna lalu menarik tangan Anna sampai Anna makin emosi

Tapi Tina merasa bingung kenapa Intan berbeda, tapi tak lama ia melirik Sean yang ikut masuk bersama William. Anna makin tak percaya saat ia pertama kalinya melihat nenek dan kakeknya berada disini dan nyatanya mereka membenci Intan

"Dia wanita jalang itu!"tanya William dengan suara emosinya sambil menunjuk Intan yang sudah tidak bernyawa

Anna menjatuhkan air matanya apa yang baru saja ia dengar, wanita jalang? Anna menahan emosinya tak lama ia menatap Tina yang menatapnya seperti menatap dirinya adalah musuhnya, Anna tak peduli kini ia semakin menjatuhkan air matanya saat mereka berada disini

"Wanita jalang, siapa yang anda sebut?"tanya Anna dengan suara menahan emosinya

"Kamu siapa—"

"SIAPA!"teriak Anna hingga ia membanting alat yang ada di atas meja

Tina menatap Sean tak mengerti kenapa wanita itu sangat marah dan siapa wanita itu dan bisa-bisanya ia membentak seorang orang tua seperti itu. Tina melangkah maju lalu menampar wajah Anna tapi dengan cepat Anna menepisnya dan menatapnya dengan tatapan yang sangat benci

"KAMU—"

"TAMPAR SAYA ASAL JANGAN HINA MAMA SAYA!"murka Anna hingga air matanya terjatuh

"tampar saya sepuas anda, saya sudah kebal mendapatkan perlakukan seperti itu dari kecil, semua orang benci saya dan sekarang anda benci saya karena saya anak dari dia bukan!"tunjuk Anna pada Intan yang sudah tak bernyawa

Anna menundukkan kepalanya saat perutnya terasa sakit, seharusnya ia tak marah karena ia sedang mengandung tapi mau gimana lagi ia ingin sekali marah-marah saat ia tau kalo Sean adalah ayahnya, sekarang hidupnya semakin hancur ketika ia sudah bertemu dengan ayah kandungnya sendiri

married a childhood best friend(TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang