bab 16

404 57 10
                                    

"Alonaaa!" Seru sebuah suara dari arah belakang.

Alona kenal betul dengan suara ini, dengan cepat ia menoleh ke arah sumber suara, begitu pula dengan Sean.

"PAPA?" Sentak Alona terkejut, Sean tak kalah terkejut mendengar apa yang di katakan Alona.

Apa ini? Bagaimana bisa papa Alona menemukan mereka? Menjadi sebuah kesialan pula untuk Sean, karena ucapan nya tadi terpotong karena pria itu.

Papa Alona berjalan mendekati mereka, di cekalnya tangan Alona.

"Ke mana aja kamu? Papa udah sabar selama enam hari biarin kamu sembunyi dari papa, tapi kenapa kamu ga pulang pulang?" Tanya papa Alona dengan nada mengintimidasi.

Untung lah posisi mereka bertiga ini agak jauh dari keramaian, setidaknya tindakan papa Alona tidak mengundang rasa penasaran para pengunjung di sana.

"Lepas pah. Udah Alona bilang, Alona ga mau ikutin kata papa!" Sentak Alona mencoba melepas tangannya yang di cekal kuat oleh papa nya, namun nihil, papa nya jauh lebih kuat mengikat tangannya.

"Eummm, maaf om. Tapi Alona jangan di gituin juga, terlebih dia perempuan. Tangannya bisa sakit," Sean tak kuat untuk berdiam saja melihat Alona yang tampak meringis kesakitan karena tangannya di cekal kuat.

Papa Alona yang tak menyadari itu dengan segera melepas cekalan tangannya.

"Sekarang kamu pulang, ikut papah. Besok adalah acaranya! Jangan sembunyi untuk menghindar lagi Alona!" Ujar papa lagi.

"Gak? Alona ga mau pah," Tolak Alona yang hampir menangis saat itu juga. 

Sean yang melihat Alona sudah berkaca kaca mencoba mendekati Alona, namun di tahan oleh papa Alona.

"Mau ngapain kamu?" Tanya papa Alona menahan tubuh Sean yang hendak mendekati Alona.

"Oom, Alona merasa terintimidasi begitu. Ga bisa di biarin kalo orang tua bersikap seperti itu pada anaknya, setidaknya saya mau memberi rasa aman pada Alona," Sahut Sean dengan nada serius.

Papa Alona cukup terkejut dengan pengakuan Sean. Tak menyangka pemuda di hadapannya ini akan bertindak seberani itu.

"Kamu ga tau apa apa. Dan jangan pernah coba dekati anak saya lagi, karena dia sudah punya tunangan!" Ujar papa Alona keras dengan nada yang dalam.

Whattt? Sean yang terkejut merasa sekujur tubuh nya menerima efeknya, buktinya ia tampak habis tersetrum. Sean ingin tak mempercayai apa yang di katakan pria di hadapannya ini.

Apa tadi? Tunangan? Lalu mengapa gadis itu melarikan diri jika ia sudah memiliki tunangan, dan justru tinggal di rumah seorang pria lajang seperti dirinya ini.

Papa Alona tersenyum penuh kemenangan melihat Sean yang tampak terkejut setengah mati. Sedangkan Alona sudah terisak di belakang papanya.

"Al? Ini ga bener kan?" Tanya Sean menatap Alona dengan tatapan tak percaya.

Alona tak menjawab, ia justru semakin terisak. Sean kini merasa tubuhnya semakin lemas, bahkan ia sudah di tolak sebelum selesai mengungkapkan perasaannya.

"Jangan pernah temui anak saya lagi! Saya hargai tindakan kamu yang ingin melindungi Alona, terima kasih sudah menjaga anak saya, saya mengetahui semua nya. Tapi, kamu juga harus sadar akan satu hal. Alona sudah punya tunangan!" Ujar papa Alona dengan menambah nada serius dan penuh penekanan di akhir kalimatnya.

Sean masih diam mematung, tak bisa berkata kata lagi. Begini kah rasa nya gugur sebelum berperang?

"Pulang sama papah, ayo!" Ujar papa Alona kemudian kembali mencekal pergelangan tangan gadis itu, dan membawanya pergi dari sana.

1 Week With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang