bab 5

592 134 34
                                    

Alona yang melihat ada taman di seberang sana ingin sekali dirinya segera berada di sana. Saat hendak menyeberang sebuah motor tengah melintas namun Sean lebih dulu bertindak.

"AWAS ALONA!!!" Teriak Sean melepas kantong belanjaan di tangan kanannya dan segera menarik lengan Alona ketika motor itu hampir saja mengenai badan Alona.

Motor yang hampir saja menabrak Alona tadi langsung saja berhenti, sang pengendara pun menoleh ke arah mereka.

"Woi cari mati lu? Kalo mau bundir jangan di tengah jalan, ga mikir nanti gue yang repot di tuduh udah ngelakuin pembunuhan," Pengendara motor itu mengomel.

Alona hanya membungkuk sambil mengucapkan kata maaf berkali kali pada orang itu. Namun, berbeda dengan Sean.

"Woilah, udah sono. Pergi lu, tukang ojek belagu amat sih." Sean menyolot.

"Anj, gue bukan tukang ojek bangsat!" Umpat pengendara motor itu.

"Hallah, udah lah siapa pun lo, dah cabut sono. Muak gua liat muka buluk lo," Ujar Sean tak mau kalah.

"Sean udah, gue juga yang salah kok," Ujar Alona pelan.

"Bilangin tuh ama temen lo, jalan pake mata. Muka di tutupin masker ama topi lagi. Udah tau penglihatan jelek, pake nutup-nutupin muka lagi," Ujar pengendara motor sebelum melaju pergi meninggalkan Sean dan Alona.

"Sialan, jalan pake kaki bukan pake mata tolol," Umpat Sean sambil melihat orang tadi yang telah jauh melaju meninggalkan mereka.

"Udah Se, sensi bener lu hari ini, lagian juga gue yang salah" Ujar Alona.

"Ah, au ah. Di belain bukan nya terima kasih lo. Mau ke taman kan? Yaudah ayo," Ujar Sean mengambil kantong belanjaan tadi, dan berjalan menyeberangi jalan yang tengah lenggang saat itu.

Alona hanya diam sambil mengekori Sean yang menyeberang. Di pikirannya begitu banyak pertanyaan bergelayut di sana. Hari ini Sean benar benar tampak berbeda dari hari kemarin. Entahlah, mungkin hari ini Sean sedang tidak mood, masih untung Sean masih mau menemani nya keluar hari ini.

-

Sean sudah duduk di salah satu kursi di taman itu. Taman yang cukup ramai diisi oleh anak anak sebagian besarnya, karena memang taman itu juga menyediakan fasilitas bermain anak anak. Siang itu tak begitu terik, mungkin menjadi salah satu alasan taman ini cukup ramai dipenuhi pengunjung.

"Lama amat si Alona," Gumam Sean.

Alona memang tengah membeli eskrim, ketika dirinya melihat ada sebuah gerobak eskrim di taman itu. Dan ia meminta Sean untuk menunggu saja di tempat.

"Lama ya?" Ujar Alona tiba tiba yang membuat Sean terkejut.

"Anjim," Umpat Sean.

"Mulutnya," Alona memperingatkan, sambil menyodorkan eskrim pada Sean.

Alona membuka maskernya dan mulai menikmati eskrim nya. Sama hal nya dengan Sean, namun ia menikmati eskrim sambil memperhatikan wajah Alona, yang justru membuat Alona salting kembali.

"Cantik banget sih," Gumam Sean tanpa sadar.

"Hah?" Alona menoleh ke arah Sean.

"Eh, e-enggak," Jawab Sean terbata bata.

"Ck, bocah banget si, sampe belepotan begini," Ujar Alona mengacuhkan jawaban Sean sambil mengusap sudut bibir Sean.

Sean tertegun mendapat perlakuan seperti itu dari Alona. Kini mereka saling bertatapan, dengan posisi tangan Alona masih menyentuh sudut bibir Sean.

1 Week With You [END]Where stories live. Discover now