Bab 7

517 119 18
                                    


Waktu masih menunjukkan pukul 06:03, Sean dan Alona masih tertidur pulas di ranjang Sean. Hingga akhirnya, Sean mulai membuka mata perlahan.

Sean hampir terjungkal ketika mendapati Alona yang tertidur di samping nya.

"Ini anak ngapain tidur di kamar gue, anjir," Gumam Sean heran mendapati pemandangan tidak menyehatkan di depan matanya.

Bagaimana tidak? Alona tidur dengan cara yang berantakan sekali, bajunya tersingkap hingga perut rata nya sebagian terlihat, mulut nya menganga, rambut nya kusut berantakan. Tampak nya Alona kepanasan saat tertidur.

Sean menyunggingkan senyum nya, ketika otak nya telah mampu mengingat kejadian tadi malam.

Flashback on

"WHUAAAAA!!! Itu anak lu cepetan di samperin, keburu di tangkep jombiiii-!!!" Seru Sean terkejut, sambil menutupi wajahnya dan ketakutannya, namun tetap saja berusaha menikmati film itu.

"UANJIRRRR!" Seru Sean terkejut kembali sambil menutupi wajahnya dengan telapak tangan nya lagi.

Alona yang berkali kali melihat itu, berhasil tertawa lepas.

"BHAHAHAHA! Gitu doang, masa takut," Ujar Alona.

"Bukan takut, tapi kaget," Sean membela diri.

"Hallah, di mana mana orang kalo kaget, dada nya yang di pegang bukan muka nya yang di tutupin," Alona menjawab.

"Bodo amat,"

"Udahan ah, ga seru film nya," Ujar Sean.

"Bilang aja takut," Sindir Alona.

"Kata siape?"

"Sean takut nonton film horor, huuuuuu," Ledek Alona.

"Diem lu anj-"

Alona menahan tawa nya, melihat Sean yang tampak kesal karena di ledek. 

Film itu sudah selesai, Sean benar benar akan menghabisi Alona yang tampak nya memang sengaja mengajak nya menonton film horor. Namun, ia harus mengurungkan niat nya ketika melihat Alona yang sudah tertidur dengan posisi tengkurap.

"Al," Panggil Sean sambil mengguncang pelan lengan Alona.

Tampak nya Alona sudah tertidur pulas. Sean mematikan TV dan membereskan semuanya. Kemudian, meperbaiki posisi tidur Alona dengan pelan agar tak mengganggu tidur gadis itu.

Sean membaringkan dirinya di samping Alona, dengan posisi menghadap ke gadis itu.

"Kasian kalo di bangunin. Lagian gue juga capek mau turun tangga sambil gendongin ni anak. Biarin aja dah nginep di kamar gua semalam." Ujar Sean pelan.

('Kesempatan dalam kesempitan mah ini😏' kata author)

Mata Sean menyusuri setiap inci wajah gadis itu. Begitu sempurna! Kekurangan apa lagi yang di miliki gadis itu? Mungkin ada, hanya saja Sean belum mengetahuinya.

Sean mengulurkan tangannya, hendak mengusap surai gadis di hadapannya itu. Namun urung, karena pergerakan nya tiba tiba terhenti ketika melihat perban yang melilit di tangannya.

Perban itu? Sean tampak menerawang. Pikirannya melayang pada kejadian tadi, saat di dapur dengan lancang nya dirinya memeluk gadis itu.

Ia sendiri tak mengerti, entah dorongan dari mana yang membuatnya berani melakulan tindakan seperti itu.

"Arghhhh," Sean mengacak rambutnya frustasi.

Akhirnya setelah berkali kali mencoba untuk tertidur, akhirnya Sean benar benar tertidur. Tertidur untuk malam itu, bukan untuk selamanya:)

1 Week With You [END]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora