GUNDUKAN TANAH

23 9 1
                                    

Anyelir

.
.
.

Seorang gadis remaja tengah berdiri memandang sendu kearah laki-laki yang sedang memberi bunga kepada kekasihnya. Setiap akhir pekan Dia selalu menemaninya, bunga berwarna merah itu selalu diganti dengan yang baru diatas gundukan tanah yang sama.

Baron, tengah mengusap sayang sebuah nisan yang bernamakan kekasihnya. Tidak pernah bosan untuknya membawakan bunga kesukaannya.

"Lihatlah cantik, sampai sekarang namamu masih menjadi tahta tertinggi." lirihnya seraya menatap batu nisan itu dengan perasaan rindu yang tertahan.

Vanda Melissandre.

Dua nama tersebut terukir diatasnya, setiap membacanya Baron seperti memutar kaset didalam otaknya. Melihat kembali saat Dia masih bisa tertawa dan menggenggam tangan gadisnya.

Jasmyn membalikkan badan dan melangkahkan kakinya menjauhi area pemakaman, meninggalkan laki-laki yang diam-diam Dia sukai.

Perlahan cairan bening keluar dari sepasang manik coklatnya. Menyukai seseorang yang belum selesai dengan masa lalunya bukanlah hal yang mudah.

Jasmyn berhenti disebuah kursi diluar area pemakaman, Dia berniat menunggu Baron diluar. Dalam hal ini menjauh adalah hal yang terbaik yang bisa dilakukan.

Bersandar pada bangku dan memejamkan mata untuk meredam kesedihannya. Sejenak Jasmyn merasa tenang dengan angin sepoi-sepoi yang membelai paras cantiknya.

"Jes, tidur lo?" tiba-tiba suara Baron masuk menerobos indera pendengaran Jasmyn, membuat tubuhnya sedikit terlonjak kaget.

Jasmyn menegakkan tubuhnya, mendongak menatap tubuh besar yang menjulang berdiri dihadapannya.

"Ngga ko, cuma merem doang. Eh kamu udah selesai Ron?"

"Udah, lo mau langsung pulang atau mau kemana dulu?"

"Langsung pulang aja, aku mau bantu Mama di toko bunga soalnya" jawab Jasmyn. Jika akhir pekan seperti ini Jasmyn lebih suka menghabiskan waktunya membantu Mamanya yang memiliki toko bunga sendiri, Language Flowers.

"Oke."

Mendengar jawaban singkat dari Baron membuat Jasmyn tertawa sumbang dalam relung hatinya. Baron akan berbicara panjang dengannya jika itu menyangkut hal penting. Sering Dia berharap bisa melihat sisi Baran seperti saat Dia berbicara dengan makam Vanda.

Baron mulai menaiki motor hitamnya, memakai helm full facenya dan menyalakan mesin motor. Dia menengok kearah Jasmyn, memberi kode lewat gerakan kepala agar Ia segera naik.

"Udah, jangan ngebut-ngebut ya." pinta Jasmyn.

Baron hanya merespon dengan anggukan kepalanya. Setelah memastikan Jasmyn duduk dengan benar, Baron mulai menarik gas motornya dengan kecepatan sedang.

***

Languange Flowers

Mesin motor itu berhenti tepat berada disebuah toko dengan tulisan Language Flowers.

Jasmyn turun dari motor besar Baron, melepas helm yang Ia pakai dan memberikannya kepada Baron.

"Makasih Ron, mau mampir dulu ngga? Ketemu sama Mama didalem." tawar Jasmyn.

Entah kenapa setelah mereka duduk di bangku SMA Baron jarang sekali mengunjungi toko untuk sekedar menyapa Mamanya. Dulu setiap akhir pekan Baron selalu menyempatkan waktunya untuk singgah.

"Sorry Jes, gua kaga bisa."

"Mau kemana? ada job ngeband yaa?"

Jasmyn tahu kalau Baron memiliki anggota Bandnya sendiri, yang terkadang juga tampil di Cafe. Sudah dari kelas 11 Baron memulai hobinya bersama dengan kelima temannya.

Baron mengangguk menyetujui pertanyaan Jasmyn.

"Okee, have fun! Jangan sampai kecapean."

"Thanks, gua pamit dulu."

Jejak Baron sudah tidak terlihat, Jasmyn melangkahkan kakinya menuju toko.

krincing krincingg

Bunyi lonceng yang dipasang tepat berada diatas pintu masuk, menandakan seseorang memasuki toko bunga.

Jasmyn berjalan menuju dimana Mamanya berada. Dia melihat seorang wanita cantik yang tengah berbicara dengan pelanggannya. Namun, Jasmyn mengurungkan niatnya dan memilih untuk duduk ditempat biasa Dia duduk.

Mairie membuatkan Jasmyn tempat dipojok depan tepat disamping jendela untuk Jasmyn, karena Dia tau anak perempuannya itu suka membaca.

Jasmyn duduk, mengeluarkan sebuah buku dan pena dari tas kecilnya. Sebuah buku yang menyimpan rahasia didalamnya.

Tangan Jasmyn mulai menari diatas kertas putih itu, bercerita tentang apa yang sudah Dia alami hari ini.

To Love You
Hari ini aku kembali memenanimu
Melihatmu yang begitu mencitainya
Caramu berbicara dengannya membuatku iri
Kenapa duniamu seakan berporos hanya untuk Vanda?
Kau tau? mungkin aku adalah wanita bodoh yang mencintai laki-laki yang sudah jelas belum selesai dengan masa lalunya.

Selesai dengan tulisannya, Jasmyn mengangkat kepalanya dan menatap kosong bunga-bunga yang berbaris cantik diluar. Bunga merah itu kembali menarik perhatiannya. Dia tahu makna dari bunga tersebut, Anyelir bunga dengan kelopak bertumpuk yang sangat indah.

Sebagai anak dari seorang penjual Bunga, Jasmyn kerap kali belajar nama dan arti Bunga dari Mamanya.

Bunga anyelir berwarna putih menyimpan arti sweet and lovely, sedangkan makna bunga yang berwarna merah adalah "aku tidak akan pernah melupakanmu".

Sementara itu, bunga anyelir dengan dua warna diartikan sebagai "aku tidak dapat bersamamu".

Jasmyn jelas tahu alasan dibalik Baron yang tidak pernah absen untuk memberi Bunga Anyelir merah untuk Vanda.

Jasmyn kembali terdiam, menerawang bunga apa yang cocok untuk mengartikan perasaannya. Apakah Bunga Anyelir dengan dua warna? Karna Dia tahu, Jasmyn tidak akan pernah bersama Baron.

Menyukai Baron adalah sebuah tusukan jarum yang selalu menghujami hatinya. Bukan, bukan Baron yang salah. Namun, ekspetasi Jasmyn lah yang membuatnya merasakan sakit. Harapan demi harapan selalu Dia lantunkan kepada Sang Tuhan, perasaan yang sama dan do'a yang sama.

.
.
.
Tekan ☆ & tinggalkan jejakmu.

Hey, (Three Six Five) 365! Enjoy buat kalian yang lagi baca cerita ini. Ikuti "@buayamiow" on Wattpad agar kalian tahu updatean terbaru tentang Baron.
Sempatkan waktumu untuk meninggalkan jejak disetiap part Baron ya, sengkyuuu:333

BARONWhere stories live. Discover now