Eps 28 TERIMAKASIH SUDAH PERNAH ADA

23 7 0
                                    


       "Seandainya gue bisa memutar kembali, gue gak akan maksa Lo untuk menjauh dari gue tapi apalah daya gue sekarang dan gak mungkin juga gue melawan takdir."
Nadia sambil menatap foto yang penuh kenangan itu di jemarinya, membuat dia menangis terharu dengan kepergiannya begitu saja. Nadia mengelus wajahnya Adi di foto itu yang sedang tertawa dalam foto itu seakan dirinya masih ada disisi Nadia tetapi sayangnya itu hanya tinggal kenangan saja. Lalu Nadia meletakkan kembali bingkai foto itu di tempat semula, kemudian mencoba menghapus air matanya walaupun masih mengucur sedikit tetesan air mata tetapi Nadia harus kuat dan hidup terus berjalan dengan solusi terakhir mengikhlaskan kepergian dirinya.

        "Teteh, Nadia pulang dulu ya makasih ya teh sudah memberitahu isi perasaan Adi yang sebenarnya."

       "Nadia, sebenarnya itu perintah Adi sebelum dia pergi untuk meminta teh Nisa memberikan surat tersebut yang ditulisnya untuk dibaca sama kamu."

       "Jadi Adi pergi meninggalkan perasaan tulusnya teh?" Nadia menangis tersendu.

      ".... mungkin ada doa dibalik itu dari Adi suatu saat kamu bakal menemukan sosok yang lebih dari dia mencintai kamu."

     "Gak mungkin ada teh kesempatan gak kedua kalinya." Nadia menangis dipelukan teh Nisa.

    "Percaya Nad ini pelajaran, suatu saat kamu bakal menemukan yang lebih indah didepan." Teh Nisa menguatkan Nadia yang menangis dipelukannya.
Kedua sahabatnya menghampiri Nadia yang sedang dipelukan teh Nisa untuk menguatkan dirinya Nadia yang sedang rapuh kehilangan sosok yang ia paksa menjauh dan Semesta pun menyetujui untuk mereka saling menjauhi selamanya.
"Sudah Nad, ayo kita pulang sudah mau petang." Ajakan Angel.
Nadia pun menghapus deraian air matanya lalu mereka pulang dari rumah Adi, didalam mobil mata Nadia hanya melihat rumah Adi seakan masih ada sosok Adi disini.
    "Sudah Nad, nanti tatapanmu kosong." Saran Angel yang melirik ke kiri Nadia dibelakang kursi Caca.
    "Kenapa Adi pergi begitu saja?"
    "... mungkin sudah jalannya Nad." Tutur Angel.
    "Sudah Nad jangan sedih lagi, kembalikan ceriamu dulu." Semangat dari Caca.
Nadia menghela nafas perlahan mengusap air matanya dengan kedua sapuan jarinya dan mencoba senyum pelan-pelan walaupun senyum tidak seperti dulu saat masih ada Adi disini. Memang benar-benar Nadia merasakan hal ini semua kebahagiaannya yang akan jelas untuk Nadia semua hilang dan usai selamanya tanpa bersama dia lagi yang sudah selalu berusaha membuat Nadia bahagia tetapi perbuatan Adi kemarin belum cukup meluluhkan perasaan campur aduk Nadia diantara asmara dua pilihan, namun akhirnya tidak ada daya lagi untuk disesali sekarang karena kemarin sudah lebih dari cukup pembuktian perbuatan Adi kepada Nadia tapi bukan tidak terlihat namun hanya karena egois yang lebih didepan dibandingkan hati.
Sampai di rumah pukul 7 malam, Nadia lemas langsung duduk dimana posisi waktu Adi datang ke rumah saat bermain bersama adik Nadia si Vio lalu dimana disaat Nadia ingin menanyakan isi hatinya Adi ditepi kolam renang, namun Adi hanya terdiam membisu lalu menggenggam kedua jemari Nadia dan ternyata dibalik seseorang yang diam itu bukan berarti tidak punya kata untuk mengungkapkannya tetapi diam itu berarti sesuatu yang ingin diungkapkan dari hati tetapi itu sulit diungkapkan seketika karena bila hati sudah berbicara mungkin tidak akan terjadi kehilangan dan yang namanya hati sudah ada kata baru yaitu menjaga. Di ruang tamu Nadia hingga termenung atas sikapnya yang tidak layak pada orang yang benar-benar tulus mencintai Nadia kini disia-siakan dan orang tersebut telah menghilang selamanya yang hanya tersisa dirasakan oleh Nadia hanya sebuah rasa yang tertinggal, rasa yang pernah ada dan segala kenangan yang dia tinggal disini begitu sangat indah yang membuat Nadia tidak bisa melupakan hal-hal kemarin dan kini sudah terjadi.
Dibawah menungan Nadia diselingi tetesan air matanya yang sungguh tidak bisa dihentikan air mata ini saat mengingat hal-hal kemarin dan meminta pada waktu untuk memutar kembali lalu kembalikan dia lagi didekat Nadia lalu menarik kembali permintaan Nadia kemarin yang membuat Adi menjauh selamanya. Namun apalah daya Nadia yang hanya membasahi pipinya dengan air matanya yang sulit dibendunginnya hingga membuat Nadia menangis histeris sembari melempar semua bantal kursi yang ada di ruang tamu sebagai lampiasan Nadia belum siap merelakan kepergian Adi saat-saat Nadia belum siap dengan permintaan terakhir Nadia kemarin ke Adi. Seketika bunda pun datang menenangkan putri sulungnya itu.
"Nadia, sayang tenangkan diri kamu."
Nadia pun menoleh kearah bundanya yang menghampiri dirinya.
"Bunda... Nadia ingin Adi kembali lagi." Menangis dipelukan bundanya.
"Sayang tenangkan diri kamu, tarik nafas lalu buang lepas itu hapus air mata kamu dan lihat bunda sekarang."
Nadia pun melihat bundanya dengan mata Nadia yang sudah lebam dengan air matanya tadi.
"Nadia kembalikan senyum kamu yang dulu, ceria kamu, bahagia kamu dan berikan senyum kamu yang dulu ke orang di sekitar kamu."
"Orang di sekitar Nadia kurang Adi bun." Bergetar karena masih menahan tangisnya.
"Sayang, Adi cuman pergi berbeda tempat dan kita juga akan ke tempat Adi disana nantinya. Jadi jangan sedih lagi ya, hapus air matanya."
"Tapi bunda, Nadia gak bisa."
"Nadia, bunda mengerti apa yang kamu rasakan tapi kamu gak boleh begini dan bunda yakin Adinya sudah bahagia mendengar suara hati kamu yang sebenarnya dari sana dimana kamu kemarin sedang berada diantara dua pilihan yang keduanya mencintai kamu hingga sulit kamu memilih."
"Jadi apa yang harus Nadia lakukan sekarang bunda?"
"Kembalikan senyuman kamu karena kamu berhak bahagia."
Nadia menghela nafas perlahan, menghapus air matanya dengan kedua sapuan jarinya, mencoba perlahan menarik tali bibir untuk kembali senyum seperti dulu, menghela nafas kembali perlahan dan merelakan kepergiannya secara perlahan karena bunda meyakinkan lagi suatu saat Nadia akan bertemu seperti sosok dia mencintai dan mengerti Nadia dengan tulus.
Nadia pun naik ke lantai dua menuju ke kamar dan menyimpan foto-foto kenangan bersamanya didinding disimpan di kotak perkakas yang isinya semua kenangan bersama Adi termasuk hadiah-hadiah kecil yang tidak terlalu berguna tetapi pemberiannya menjadi kenangan termanis. Setelah menyimpan semua kenangan dikotak perkakas, lalu Nadia simpan kotak tersebut di laci bawah boped lampu tidur. Kemudian semua buku-buku diary yang isinya kenangan semua bersamanya, Nadia menyusun buku-buku diary itu dilaci nomor dua dari bawah boped lampu tidur. Lalu Nadia menyimpan semua file di handphone bersama kenangan dirinya, Nadia pindahkan semua file tersebut di Google drive selepas itu di album galeri Nadia menghapus semua foto dan video bersama Adi waktu kemarin. Hingga selesai semuanya sampai jam 11 malam, Nadia kembali menenangkan dirinya dengan cara salah satunya tidur supaya kesedihan tadi segera tergantikan yang lebih indah dihari esok dan seterusnya.
Nadia tertidur dengan pulas lalu Adi datang kedalam mimpinya Nadia memberikan kabar dan doa untuk Nadia.
"Assalamu'alaikum Nadia, gue sudah bahagia disini dan lo jangan sedih lagi ya disana. Semoga kita bisa bertemu disini bersama pasangan baru Lo yang mencintai Lo dengan tulus, I Love you Nadia sahabat hidup terbaik gue."
Tidak lama kemudian Adi hadir di mimpi Nadia, Nadia terbangun dan mengucap lalu dia berdoa semoga ini hanya mimpi dari Adi menyampaikan kabar dirinya disana lalu mengirimkan doa buat Nadia bisa bertemu dengan pasangan baru yang benar-benar mencintai Nadia dengan tulus. Kemudian Nadia tidur kembali hingga pukul 5 subuh, selepas itu semua ia bersiap-siap untuk menjalankan aktivitas seperti biasanya tanpa dia lagi dengan merangkai cerita baru tanpa dia dan kenangan lagi.
    

DUA PILIHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang