SCaF - 8

1.4K 68 1
                                    

Budidayakan membaca, supaya paham 😊, jika belum paham baca kembali di Bagian 7 😉

Tolong bantu Vote, Komen, and Like.

Dengan demikian Aku semangat Update, karena menunggu itu sangat tidak enak.✌️🙂

.
.
.

💜💜💜

💜💜💜

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

* * *

Saat Lista keluar kamar Ia melihat temannya sudah duduk anteng disofa yang tersedia.

"Nina kenapa, teriak?" Tanya Bunga penasaran

Lista mengedikkan bahunya cuek, kemudian duduk di sofa yang masih kosong.

"Ada ada aja kelakuannya, pasti baru bangun kan tuh anak?" Tanya Dewi tepat sasaran

Lista mengangguk mengiyakan ucapan Dewi. Dimenit ke 20 orang yang ditunggu akhirnya muncul.

"Lista. Gue masih marah ya sama lo, seenaknya main ngerjain, untung gue gak punya riwayat jantung dan untungnya gue gak jadi cium lantai, tau gak." Geram Nina berkacak pinggang tidak lupa dengan nafas yang naik turun

"Nggak." Ucap Lista singkat
Mendengar itu Nina dibuat darting jika di versi anime pasti kupingnya keluar asap dan kepalanya keluar tanduk. Benar gak? Benerin aja lah biar cepat.

Temannya saling tatap kemudian langsung tertawa ngakak melihat penderitaan Nina, kapan lagi coba lihat Nina sefrustasi begitu karena kejahilan Lista.

"Wah, ternyata Lista diam-diam seram ya, jangan sampai kita nasibnya kaya Nina," batin semuanya bergidik melihat kelakuan Lista yang kelewat cuek

Tok tok tok

Suara pintu diketuk terdengar tidak santai.

Kila berdehem meredakan tawanya "Gue, aja yang bukain," ujar Kila
Cklek

"Ya. Kenapa lama banget si buka pintu doang. Kalian juga masih kumpul disini, cepetan keluar Pak Noval udah nungguin di bawah kita harus check out kalian gak mau pulang apa." Semprot Fikram dalam satu tarikan nafas

Kila menutup kupingnya saat mendengar teriakkan Fikram tidak lupa matanya yang terpejam.

"Udah ngomelnya. Kita juga mau keluar, cepat tua tau rasa lo." Ucap Kila bersedekap dada

Fikram berdecak "makannya jangan lelet, berasa dirumah kali." Ucap Fikram tanpa melihat situasi

"Maksud lo apa, ngomong gitu." Ucap Dewi mendengar ucapan Fikram tadi
Nina melototkan matanya "Tau, cabut guys." Ucap Nina melangkah duluan

"Awas. Ngalangin jalan lo." Ketus Kila sengaja menabrak bahu Fikram

Lista hanya menghela nafas lelah, pagi-pagi udah ribut mereka dan untungnya koridor hotel sepi, kalo nggak bisa diseret satpam dan makin panjang urusannya.

Story Calista and FamilyWhere stories live. Discover now