S2 choose

1.9K 188 12
                                    

Hemmm banyak juga yah tim Louisevian 🥴

....

"Ouy"panggil seseorang yang mengalihkan perhatian Dika yang sedang bermain game.

"Apaan"balas Dika tanpa melihat ke arah Nata yang langsung tiduran di kasur tanpa ijin.

"Kenapa kok tiba tiba jadi pengen deketin phi Louise dengan phi Vian"kata Nata melihat ke atas.

"Kenapa emang, kau tak tau saja tadi phi Louise melihat Vian dengan wajah berseri-seri"balas Dika yang masih menatap gamenya.

"Ayok kalahkan dia, aiss Serang!"marah Dika pada game nya.

Alex sendiri hanya tiduran saja di kasur Alex sembari memejamkan mata.

"Tapi Dika.. apa tidak papa mereka saudara lohh"Nata.

Dika menghiraukan Nata dia masih tetap melihat ke gamenya.

"Jika kita coba mungkin hasilnya 50:50 jadi di coba saja dulu maka akan tau hasilnya, dan Yapp MENANGGG WUHUUUUU"seru Dika senang bahkan ia sampai jingkrak jingkrak.

Nata termenung sesaat mendengar penuturan Dika,"tapi...."ragu Nata.

"Sudahlah kita coba saja dulu hasilnya akan tau nanti"yakin Dika.

"Baiklah, jika ini gagal aku akan diam saja setuju?"tanya Nata. Dika pun berpikir sebentar dan lalu mengangguk.

.....

"Iya aku tak apa dan maafkan aku"tak enak Vian dengan terlihat tangan yang berada di tengkuknya.

"Tidak papa sayang aku akan berusaha membujuk ayah mu untuk merestui hubungan kita"

Vian yang mendengar pun seketika bersemu merah di pipinya. Tanpa menghiraukan jika ada Louise di sana sedang mengerjakan sesuatu yang tiba tiba saja berhenti sejenak.

Bukan bermaksud menguping tapi percayalah suara itu lah yang terdengar di telinga nya jadi itu bukan salah dirinya kan?

"Ahh..iya, baiklah sampai nanti"Vian pun mematikan telepon itu sepihak. Vian langsung saja memutar tubuhnya menatap Louise di sana.

Louise yang merasa Vian memperhatikannya mulai mengambil pulpen nya dan mengerjakan kembali tugas dari dosen.

Vian sendiri memandang sendu ke arah Louise entahlah ia merasa sakit di dadanya di lain sisi ia senang di sisi lain dia merasakan sakit yang teramat.

"Phi aku akan pergi keluar,apa kau ingin menitip sesuatu?"tanya Vian.

"Tidak ada, pergilah"jawabnya acuh.

"Emm"dan lalu Vian pergi dengan menutup pintu secara perlahan. Louise langsung saja menaruh pulpen nya kasar kala Vian sudah tak di sana.

Ia mengusap wajahnya gusar,"AGHK"teriaknya yang untung saja tak ada orang di sana.

Tapi siapa sangka Vian masih berada di depan pintu dengan memegangi dadanya.

Wajah nya terlihat ragu, khawatir,sesak,menyesal menjadi satu di sana.

Dengan rasa yang tak seberapa Vian dengan gontai pergi dari sana.

...

"Kau ingin kemana sayang?"tanya Gulf yang tiba tiba saja melihat Vian turun dari atas.

"Aku..akan pergi sebentar"menundukkan wajahnya ragu.

"Baiklah hati hatilah, pergilah dengan supir"Vian mengganguk mendengar ucapan Gulf segera saja ia pergi keluar.

..

"Maaf apa aku lama"kata seseorang yang sudah duduk di depan Vian.

"Tidak.. aku baru saja sampai tidak perlu merasa bersalah"kata Vian yang mengaduk aduk minuman nya.

Entah lah ia tak selera akan minuman menggiurkan di depannya ini.

"Hey apa aku baik baik saja?"tanya Lian. Vian pun menatap ke depan dan mengangguk dengan memberikan senyuman tipisnya.

"Jika ada yang menggangu pikiran cerita kan saja padaku, akan ku bantu sebisa mulai"katanya memegang tangan Vian yang berada di atas meja.

"Emm, terima kasih Vian"memberikan senyuman manisnya.

"Ah iya aku ada sesuatu untuk mu"Lian mulai mencari sesuatu dari sakunya dan terlihat lah sebuah kotak dengan desain yang sempurna.

Dengan perlahan pula Lian membuka kotak elegan itu dengan perlahan membuat Vian terheran heran dengan Lian.

Sampai di mana kotak itu terbuka sempurna di depan mata Vian.

Dan terpampang lah cincin di dalamnya yang mana itu membuat mata Vian melebar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dan terpampang lah cincin di dalamnya yang mana itu membuat mata Vian melebar.

"Aku tahu ini terlalu cepat tapi.. Will you marry me, aku akan membahagiakan mu dan mari kita memiliki 10 anak"kata Lian mantab.

Vian merasa pipinya sudah panas dia yakin pasti Lian melihat pipi nya memerah.

"Jadi bagaimana?"tanya Lian masih menunggu jawaban dari Vian.

"Aku.."Vian menunduk tak yakin akan hal ini ia masih ragu untuk menerima.

Tetapi saat melihat tatapan Lian yang begitu tulus rasanya ia tak tega dan langsung saja Vian mengangguk kan kepalanya setuju.

Lian langsung saja memeluk Vian dengan eratnya yang membuat beberapa pengunjung di sana bertepuk tangan.

Suasana haru itu Vian rasakan, tetapi aneh ia merasa kurang bahagia entahlah tapi apa itu hanya perasaan nya saja? Atau Karna ada hal lain? Entahlah.

.
.
.

"Hey kalian ingin kemana?"tanya Gulf yang melihat ketiga bocah itu pergi keluar begitu saja.

"Aku akan pergi mom sebentar saja tidak lama!"teriak Nata dan menyusul kedua saudara kembarnya.

"Dasar anak anak itu"Gulf hanya bisa geleng-geleng kepalanya merasa sedikit pusing.

"Ada apa sayang?"tanya Mew memeluk pinggang ramping Gulf seraya menaruh dagunya di bahu Gulf.

"Lihatlah anakmu membuat aku pusing saja"omel Gulf.

"Tapi itu kan anak mu juga sayang"Mew mendusel dusel kan kepala nya di perpotongan leher Gulf.

"Diamlah phi aku sedang tidak ingin"Gulf berusaha melepaskan diri dari Mew.

"Ayoklah sayang sebentar saja ayoklah~"rengek Mew tak tertahankan.

"Aku bilang tidak ya tidak!"entah dapat darimana kekuatan Gulf langsung saja lari dari cengkeraman Mew.

Mew hanya bisa menunduk ia memandangi ke bawah.

"Untuk kali ini sepertinya kamu harus puasa little mewwww"














TBC...

Okeh jangan lupa votenya kakak~~

Jangan pada koar koar yawww😂

Btw author ultah loh sekarang~🤭🤭




Protect Me S1 & S2 EndWhere stories live. Discover now