[41] Sleep Well, Meg - END

3.6K 204 144
                                    


.....



"Kak Miura pergi dari rumah karena berantem sama Mama, Kak? Itu beneran???"

Pertanyaan dari Milo dengan gagap Megan jawab. Milo sendiri sudah menanyai langsung ke Mama, tapi ekspresi Mama langsung berubah dingin. Kak Mozza sudah lebih dulu menggeleng dan menolak membicarakan apa pun perihal Miura.

Milo menyayangkan kepergian salah satu kakaknya dengan raut wajah sedih. "Hh...! Dari dulu gue udah ngira sih. Kak Miura emang nahan diri."

"Lo udah duga?" tanya Megan.

"Kerasa, Kak. Dia sering kayak pura-pura seneng, senyum manis, nurut, tapi kerasa kok dia sebetulnya gak hepi," jelas Milo.

Oh hebat Milo sudah menyadari. Megan menggertakkan gigi. Kalau saja bisa dicegah, Megan lebih setuju kalau Miura langsung dikawinkan dengan laki-laki mana gitu, tidak usah pakai acara perkenalan segala. Barangkali Miura yang tidak diberi kesempatan untuk mempersiapkan diri bisa lebih menerima nasib. Tapi di satu sisi, kalau tidak berhasil, sama saja dengan siksaan batin.

"Sekarang Miura di mana?" Pertanyaan dari si bungsu Mario membuat mereka tersentak.

Betul. Miura pergi meninggalkan rumah tanpa pamit, tanpa meninggalkan pesan, tanpa informasi apa-apa. Seolah lenyap begitu saja. Kemana Miura? Tidak mungkin langsung terbang ke luar negeri, dia perlu waktu untuk mengurus visa dan paspor. Di mana dia tidur? Di rumah pacarnya? Entah. Megan tidak mau kepikiran.

.....

Awalnya Megan hanya mencoba-coba ketika memutuskan mengirim direct message ke akun instagram Miura yang tidak pernah update. Megan tidak menyangka kalau dewi fortuna berpihak padanya. Pesannya berbalas. Hanya berjarak satu jam dari waktu terkirim.

Mihaganmig : Lo dimana, Kak?
Me.you.raw : Kenapa? Mau ketemu?

Ya mau! Tentu saja mau! Megan bergegas, bersiap. Hatinya senang ketika Miura mengatakan bisa ditemui di sebuah lounge bar malam ini juga. Megan tidak berani pamit dengan jujur pada Mama.

"Mau ke mall, Mah."

"Sendiri?" tanya Mama.

"Ehmm... sama temen."

"Temen apa cowok?"

"Cowok gimana, Mah?"

Mamah tersenyum. "Cowok juga gak apa. Kan kamu udah cukup umur. Gak sekalian sama anak tetangga?"

Wah. Megan mulai risih kalau Mamanya mulai menggoda begini. Memangnya salah siapa kalau dirinya punya sejarah cinta monyet sama anak tetangga???! Siapa suruh bangun rumah di sebelah rumah Gilang. Ini salah Almarhum Pak Gani yang terlalu bestie dengan Pak Gastara.

"Yaudah, hati-hati di jalan. Jam sepuluh pulang. Telat paling maksimal setengah jam," pesan Mama.

....

Nyatanya Megan menyesali keputusannya. Lounge bar yang ia kunjungi bukan cuma menampakkan sosok Miura, tapi juga menampilkan Anetta. Perempuan berambut pendek yang katanya pacar kakaknya itu. Megan inginnya bicara berdua dengan Miura. Bukan seperti ini. Untunglah, Anetta pamit ke toilet agak lama.

"Kak, lo tidur di mana?"

"Di kost. Gue nge-kost sementara. Jangan tanya di mana."

"Kenapa?" tuntut Megan. "Kalau gue tau, gue gak akan bilang ke Mama."

Miura menatapnya tanpa berkedip. Kemudian tergelak. "Kalaupun beliau tau, gak akan nyusulin. Gue kan udah dicoret dari kartu keluarga."

"Yaudah sih, kasih tau dimana!"

My Not So Perfect CrushWhere stories live. Discover now