[15] Patah Yang Sesungguhnya

1.8K 278 91
                                    





Mohon vote dan komentarnya sebagai bentuk dukungan kepada yang menulis. Share cerita ini ke teman-teman kalian ya 😉

Sama dengan part sebelumnya, semoga bengek kalian berganti sesak 🙂


▐░░░░░░░░░░░░░░░░▌

"Diam tidak menyebabkan masalah

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.


"Diam tidak menyebabkan masalah. Tapi diam juga tidak akan menyelesaikan masalah." — Patrick Star.






"Megan, boleh Mama minta waktu sebentar?"

Langkah Megan berhenti. Mama. Dan dari sorot matanya, sepertinya beliau memintanya dengan serius. Lebih serius dari yang sebelumnya. Tapi entah kenapa, firasat Megan tidak nyaman. Megan mencoba tetap tenang, ia hampiri Sang Mama.

Megan duduk. Dengan ketenangan yang rentan pecah, ia mencoba mengabaikan firasat buruknya. Masih dengan ransel di punggung dan sekotak susu di tangan.

"Kamu gak cerita, soal kamu udah kerja sekarang–"

"Iya, aku udah dapet kerja sekarang," potong Megan. Menghentikan prolog Mamanya, ia ingin segera mendengar apa yang sebenarnya ingin dikatakan Sang Mama.

"Mama mau tau kamu kerja apa. Bagaimana. Dimana."

Dari nadanya, Mama seakan curiga dan berpikir yang bukan-bukan tentangnya. Segitunya buruknya kah Megan di mata Mama?

Megan tipikal manusia yang tidak akan memaksa orang lain untuk menilainya baik. Megan tidak peduli dengan penilaian orang lain, tapi jika itu orangtuanya, Megan selalu berharap tentunya harapan yang sama seperti anak-anak lain di dunia ini. Dipercaya. Dihargai. Dinilai yang baik-baik.

"Aku juga gak paham kerjaku apa. Cuma nyiapin dekorasi sesuai permintaan. Untuk keperluan cinematography."

Megan yakin pasti Mamanya tidak paham sama sekali. Tapi Megan terlalu malas untuk menjelaskan secara rinci. Dan Megan tidak menyesali keputusannya sebab....

"Begini Megan, situasi di rumah memang jadi kurang nyaman karena kejadian tempo hari. Tapi bukan berarti kamu jadi keluyuran keluar rumah dan gak jelas gini."

Nah kan! Lagi-lagi!!! Mama bahkan tidak repot-repot bertanya pekerjaannya secara spesifik seperti apa, tidak minta dijelaskan bagaimana Megan bisa mendapat pekerjaan pertamanya, tidak sama sekali! Mama langsung menuduhnya yang bukan-bukan.

"Megan gak keluyuran!" sentak Megan.

"Megan, kemarin Papa sudah bicara sama Gilang dan Miura. Semua masing-masing bersalah, tapi Mama gak mau ada anak Mama yang gak betah di rumah. Gak mau makan semeja. Padahal selama ini kita baik-baik aja," tutur Mama, "dan sebentar lagi kan... kamu ulang tahun. Kita biasanya makan sama-sama. Kamu jangan lagi–"

My Not So Perfect CrushWo Geschichten leben. Entdecke jetzt