25

1.9K 211 2
                                    

Kejuaraan All England telah memasuki babak enam belas besar. Sektor ganda putra Indonesia telah mengantongi empat tim yang sudah dipastikan lolos melenggang ke perempat final. Masih ada satu tim ganda putra lagi yang akan bertanding melawan wakil dari negara India untuk memastikan diri ikut lolos ke perempat final. Sementara dari sektor lain Indonesia baru mengamankan dua posisi dari tunggal putra dan tunggal putri.

Double R baru saja memenangkan pertandingan mereka melawan wakil dari Tiongkok melalui rubber game yang cukup alot.

Raga mengusap keringatnya berkali-kali saat membiarkan Ryan menjawab setiap pertanyaan dari wartawan yang menanyai mereka pada sesi wawancara ini.

Moodnya berantakan sekali, bahkan kemenangan hari ini tak cukup membantu memperbaikinya. Ia tidak siap ketika tiba-tiba seorang jurnalis melempar sebuah pertanyaan kepada dirinya. Sebuah pertanyaan sederhana, namun ekspresi kaget saat moodnya berantakan berhasil tertangkap kamera seolah dirinya sedang marah. Meski kemudian Ryan dengan sigap menyahut pertanyaan itu dengan jawaban retoris seperti biasanya.

Setelah itu Ryan berusaha secepatnya menyelesaikan sesi wawancaranya demi segera menggeret Raga untuk kembali ke hotel.

" Lo yakin nggak mau cerita sesuatu ke gue?" Tanya Ryan cemas. Sejak pertama kali mereka menginjak Eropa Raga tampak sayu dan tak bergairah.

Jelas ada yang tidak beres mengingat ini adalah kejuaraan All England yang sangat Raga prioritaskan untuk menjadi salah satu target besarnya tahun ini. Ryan tidak berani menerka-nerka penyebabnya sebelum Raga sendiri yang membuka suara.

" Nanti malem kita latihan ya mas." Ujar Raga.

Ryan semakin heran. " Besok pagi kan udah latihan lagi. Malem tuh waktunya istirahat, ngapain malah latihan."

" Besok kita lawan Jepang. Dua bulan yang lalu kita kalah dari mereka pas Korea Open."

Benar kan, ada yang tidak beres.

" Kita istirahat dulu sekarang. Nanti jam tujuh kita makan terus latihan." Lanjut Raga kemudian lalu melenggang pergi tanpa menunggu persetujuan Ryan.

Ingin rasanya Ryan menjitak kepala batu itu berkat kelakuan tidak sopannya setiap kali mengambek seperti bayi beruang tanpa alasan yang jelas.

Sementara Raga yang baru saja masuk ke kamar hotel segera membanting diri ke ranjangnya tidak peduli meski tubuhnya masih bersimbah keringat.

" Harghhh." Erangnya meraup wajah frustrasi.

Mengagetkan Kafka yang tidur satu kamar dengannya namun berbeda ranjang.

" Kon umpomo gak ngageti ngono opo o se?" Sentak Kafka kesal karena tidurnya terganggu.

" Hmmmm." Balas Raga tidak peduli.

Dengan dongkol Kafka bangkit dari tidur sambil mengemasi selimut dan gulingnya.

" Adus, goblok. Jorok!" Seru Kafka sebelum kemudian keluar membanting pintu kamar. Tadi kakinya sempat menendang tulang kering Raga hingga pria itu meringis.

|
|
|

Raga baru saja keluar dari kamar mandi setelah menyelesaikan ritual membersihkan dirinya cukup lama. Tangannya masih sibuk menggosokkan handuk pada rambutnya yang basah. Tubuhnya terasa lebih segar setelah berlama-lama berdiam di bawah kucuran air.

Saat mendudukkan diri di tempat tidur, matanya tak sengaja menangkap keberadaan benda pipih persegi panjang yang ia hindari akhir-akhir ini tergeletak begitu saja di atas bantal.

Sejujurnya ia ingin menghubungi Syana, tapi selalu ia urungkan karena seringkali rasa ingin tahunya sulit dikendalikan hingga terkadang tiba-tiba jemarinya sudah menekan aplikasi yang berbeda.

Fit Perfectly Where stories live. Discover now