13

2.2K 270 9
                                    

Suara pekikan Syana diiringi seringaian tidak berdosa Raga yang sembarangan membuka pintu kamar perempuan itu masih terlalu pagi untuk diperdengarkan. Pria itu berdiri dengan santai menyandarkan diri di ambang pintu sembari menenteng tas raket berlogo Yonex miliknya.

Bibir Raga bersiul pelan melihat Syana mengenakan pakaian olahraga yang membungkus tubuh seksinya dengan sempurna.

" Cantik amat, mbak." Raga mengerlingkan matanya menggoda.

" Saya belum mandi, pak. Jangan dilihatin begitu dong nanti jatuh cinta." Balas Syana cengengesan.

" I already am. Gimana sih."

Bukannya membalas ucapan Raga.
" Dalam rangka apa nih bangun sepagi ini?"

" Dalam rangka nggak mau jauh-jauh dari lo dua hari ini, soalnya lusa gue udah mulai nggak bisa ketemu lo setiap saat lagi. Hitung-hitung gantian kan biasanya lo yang pagi-pagi buta masuk kamar gue."

Kenapa Raga jadi lebay sekali, toh Syana yakin setelah ini mereka akan masih sering bertemu.

" Olahraganya di lapangan aja yok. Gue ajarin main badminton biar lo nggak cuma yoga melulu." Tangan Raga terulur mengajak Syana segera beranjak.

Benar saja, tangan itu diraih oleh Syana sambil menyengir lucu. " As your wish, boss."

Mereka turun menuju lapangan badminton dan memulai sesi olahraga pagi ini dengan melakukan gerakan stretching ringan kemudian berlari-lari kecil keliling lapangan.

Sesekali dengan jail Raga membasuh keringat dengan jemarinya dan menyipratkan pada Syana.

" Iseng banget, astaga." Keluh Syana.

" Hahaha."

" Sini minum dulu, capek."

Raga menyusul duduk di samping Syana, merebut botol yang baru saja diminum oleh Syana.

" Payah lo, baru berapa putaran udah capek."

" Jangan disamain dong energinya sama kamu."

" Setelah ini main badminton yah."

Raga membuka tasnya dan mulai sibuk memeriksa raketnya.

" Saya boleh tanya sesuatu nggak?"

" Boleh banget dong."

" Selama kamu sakit, kenapa saya nggak pernah lihat teman-teman kamu yang fotonya kamu pajang di Instagram?"

Pria itu menghela napas berat. " Gini deh, minggu depan gue ada undangan buat dateng ke acara salah satu bos TV. Lo mau kan gue jemput jam tujuh?"

Ajakan itu direspon Syana dengan mengerutkan dahi heran.

" Serius. Nanti lo akan dapet jawabannya." Ucap Raga meyakinkan.

" Deal."

|
|
|

" Udah semua nih?"

Mata Raga mengitar ke penjuru ruangan lalu kembali terfokus pada Syana yang telah menyelesaikan pekerjaannya mengemas barang-barang yang akan ia bawa pindah ke kosnya yang baru.

Fit Perfectly Where stories live. Discover now