24

1.9K 234 6
                                    

Alfaraby menoleh demi mendapati sosok Raga Wilendra yang berjalan cepat ke arahnya. Berbeda dengan Syana yang tampak tidak terusik  karena mengira Andhika adalah orang yang datang. Bahkan tak ingin repot-repot melongokkan kepala mencari tau.

Alfaraby berdiri berniat menyalami Raga sekaligus meminta maaf karena tidak menepati janjinya saat tadi meminta ijin untuk mengantarkan Syana pulang.

Tapi yang terjadi selanjutnya benar-benar di luar dugaan Alfa. Saat dengan kecepatan kilat Raga menerjang rahangnya dengan tinjunya yang sangat keras. Ia tidak siap tentu saja hingga membuatnya seketika jatuh tersungkur.

" Bangsat! Mana cewek gue." Sergah Raga marah sembari menarik kerah Alfa kencang. " Harusnya emang gue nggak boleh percaya sama manusia kayak lo. Sekali bajingan tetap bajingan." Lalu kembali melayangkan bogemnya.

Syana yang mendengar keributan itu segera beranjak dari duduknya. Sesaat matanya sempat terbelalak melihat adegan film action di depannya.

" Mas kamu kenapa?" Seru Syana panik sembari berusaha melerai.
" Aku di sini. Kamu kenapa emosi?"

Mata Raga yang tadi menyalang merah seketika melunak menangkap keberadaan Syana dalam jangkauan pandangannya. Dia menarik Syana ke pelukannya dengan kalut melepaskan cengkeramannya pada Alfaraby yang masih terbatuk-batuk.

" Kamu nggak apa-apa kan?" Tanya Raga dengan napas terburu.

Syana yang berada dalam rengkuhannya semakin mengernyit heran. " Aku nggak apa-apa. Kamu yang kenapa panik begini?"

" Aku panik. Kamu belum selesai ngomong telponnya udah mati. Aku kira kamu lagi dalam bahaya."

Setelah Raga melepaskan Syana, perempuan itu beringsut membantu Alfaraby untuk berdiri lagi memastikan pria itu baik-baik saja.

" Lo kenapa sih anjir. Tanya dulu makanya jangan asal nonjok." Protes Alfaraby kesal.

Syana ikut meringis kala melihat darah segar di sudut bibir Alfaraby, mungkin robek. Raga pernah bercerita bahkan mantan atlet badminton sekelas Kevin Sanjaya yang dijuluki si tangan petir saja pernah mengumpat bangga saat mereka bermain bersama ketika Raga berhasil membuatnya harus berganti raket setelah menghalau smash dari Raga. Jadi tidak usah ditanya lagi seberapa bertenaga kekuatan bogemnya.

" Gue nggak sengaja. Sorry." Kata Raga acuh sembari berusaha mengalihkan pandangannya ke arah lain dengan kikuk. Mempertahankan gengsi.

Alfaraby tidak lagi menjawab untuk menghindari pertikaian. Hingga membuat suasana hening beberapa waktu. Sementara Syana berdiri canggung di antara dua pria itu. Posisi yang benar-benar sulit karena kesalahpahaman tidak berguna.

Namun tak lama kemudian orang yang ditunggu telah tiba. Siapa lagi kalau bukan Andhika Reksa Gunawan yang baru saja turun dari mobil Porsche miliknya dengan tengil.

" Wuidih rame amat. Nggak ada yang mau mutualan apa? Hehe." Kata Andhika menghampiri mereka, tentu saja langsung dihadiahi tepukan keras di bahunya dari Syana.

" Aduh. Kenapa sih kayanya tegang amat?" Tanya Andhika yang belum mengerti situasi.

" Awakmu telpon jasa marga gih. Temenin Alfa sampe bengkel." Ujar Syana sembari memberi kode dengan matanya yang melirik pada Raga dan Alfa secara bergantian.

Meski baru datang dan tidak tau situasi yang kini dihadapi, Andhika hanya butuh tiga detik untuk mengerti maksud Syana. Percayalah, dalam sebuah pertemanan yang telah terjalin lama, kemampuan telepati seringkali muncul dengan sendirinya tanpa dilatih.

" Eh iya deh siap. Awakmu cepetan pulang. Yang di sini biar tak beresin."

Syana mengangguk lega lalu buru-buru menarik Raga menuju mobilnya.

Fit Perfectly Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora