PART 18

33.7K 6.1K 444
                                    

GRAYSON

What the hell was I thinking? Sudah jelas kalau menyangkut Melody tampaknya aku nggak berpikir. Melihatnya berdiri tadi di depan lobby hotel dengan matanya yang bening menatapku membuat kemampuan otakku dalam memilah mana yang benar dan mana yang salah lenyap tak bersisa. Mencium pipi Melody, menggandeng tangannya dan menggodanya habis-habisan di depan lobby hotel sudah pasti sebuah kesalahan. I mean, kenapa aku nggak bisa menunggu setidaknya sampai kami masuk ke dalam?

Beverly Hills hotel adalah sebuah hotel yang sangat menjaga privasi tamu-tamunya. Dan tamu-tamu di sini memang rata-rata para bintang Hollywood dan orang-orang kelas atas yang juga ingin menjaga privasi mereka. Apa yang terjadi dalam hotel biasanya tetap di dalam hotel. Tapi di depan lobby sudah pasti beda lagi ceritanya. Itu tempat terbuka for God's sake. Siapa saja bisa melihat.

Aku nggak pernah seceroboh ini sebelumnya. Selama ini rekam jejakku di media bersih dari skandal dengan wanita bukan karena hidupku bersih dari wanita. Aku hanya sangat berhati-hati agar jangan sampai fotoku berduaan dengan wanita bocor di media.

Hell, bahkan semabuk apa pun aku, nggak pernah sekali pun aku lupa meminta wanita yang berhubungan sex denganku untuk menandatangani NDA. Begitu juga dengan orang-orang yang datang ke pestaku, tim manajemenku selalu memastikan setiap tamu menandatangani NDA dan melarang mereka membawa handphone atau kamera.

Jadi aku termasuk selebriti yang sangat ketat menjaga privasi. Hingga hari ini tiba. Hari ini Melody membuatku lupa apa itu privasi. Aku menghela napas lalu melirik gadis yang tengah duduk di sebelahku.

Shit, bagaimana caranya menenangkan seseorang yang sedang mengalami mental breakdown? I have no clue. Aku hanya bisa menatap cemas pada Melody yang wajahnya kini sepucat kapas. Seoalah dia baru saja mendengar kabar kalau dunia sudah mendekati kiamat. Dan itu sama sekali nggak masuk akal. Bukannya aku bermaksud arogan, tapi digosipkan menjadi pacar Grayson King bukanlah hal yang seburuk itu. Ada banyak gadis yang bermimpi dan bahkan bersedia melakukan apa pun untuk ada di posisinya sekarang.

Sayangnya Melody tampaknya nggak menyadari keberuntungannya. Dia bahkan kelihatan sangat terpukul setelah tahu situasi yang kami hadapi. Seharusnya aku menghiburnya, mengatakan padanya kalau kami bisa mengadakan konferensi pers dan menjelaskan pada dunia kalau semua ini hanya salah paham. Sayangnya, aku nggak ingin melakukannya. Kalau mau jujur, setelah rasa kagetku reda dan aku bisa berpikir jernih, aku malah senang dengan adanya berita ini. Ada rasa lega karena Melody yang akhirnya jadi pacarku, walau hanya pura-pura. Fucked up, right?

Or maybe it's fate? Aku sedang mencari pacar pura-pura lalu tiba-tiba saja lowongan itu sudah langsung terisi tanpa aku perlu berusaha. Tampaknya semesta sudah mengaturnya untukku. Sekarang aku hanya perlu meyakinkan Melody agar mau mengikuti rencana semesta yang sudah sangat sempurna ini. Aku sedang memikirkan strategi yang tepat saat aku mendengar seseorang menyapaku.

"Grayson, man, nggak menyangka bisa ketemu kamu di sini." Aku menoleh dan melihat sosok jangkung bertopi hitam tengah melangkah mendekati kami. Chris Evans, salah satu sahabatku di dunia showbiz yang gemerlap ini. Aku langsung berdiri dan menyambutnya dengan pelukan satu lengan bro hug style

"Chris, wow, it's been a long time, how are you man?" Chris dan aku dulu bertemu di salah satu acara sosial Hollywood. Setelah itu kami jadi lumayan dekat karena aku terlibat dalam pembuatan soundtrack untuk film debutnya sebagai sutradara.

"I'm good. How about you? Oh, I've heard that you finally has a girlfriend. Congratulations." Chris meng-quote tagar yang sedang trending di twitter saat ini dengan binar menggoda di matanya.

Broken MelodyUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum