Bab 33 : Jatuh dari Motor

15.8K 2.1K 12
                                    

24 Maret 2022.

Bismillahirrahmanirrahim.

Ambil baiknya buang buruknya ya. Bantu koreksi kalau ada salah💗

 Bantu koreksi kalau ada salah💗

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bab 33 : Jatuh dari Motor

***

"Kenapa ya, tiap kali Kakak ngeliat wajahnya Alif kayak lebih adem, gitu? Kayak auranya, tuh, positif banget."

Pagi ini Tisha dan Tara tengah berkumpul di rumah orang tuanya, tentu setelah mendapatkan izin dari suami masing-masing. Hasan sedang bekerja jadi ia tidak ada di rumah, sementara Kiran baru saja keluar membeli sayur di warung dekat rumah mereka.

Mendengar Tara berbicara membahas Alif membuat Tisha yang asik mengupas apel segera mendongak. Perempuan berkerudung yang duduk di ruang makan bersama kakaknya itu mengusung senyum, setuju dengan perkataan Tara barusan.

"Anak penghafal Al-Qur'an emang punya vibes yang beda, Kak," balas Tisha kembali fokus mengupas apel yang ada di tangannya.

"Makanya itu, dari awal aku pengen deket terus sama Alif."

"Iya, deketin anaknya dapet juga bapaknya," cibir Tara membuat Tisha mendengus sebal karena sindiran itu sengaja ditujukan padanya.

Lebih baik perbincangan kali ini tidak diteruskan, daripada nanti Tisha terkena getahnya. Ia harus bersikap baik dan sopan dengan wanita yang sedang mengandung itu.

"Ya Allah ... Hamba pengen juga punya anak penghafal Al-Qur'an," doa Tara penuh harap sambil mengelus perut buncitnya 

"Aamiin Ya Allah."

Barulah Tisha merespon dengan semangat, Tara yang mendengar doanya diaminkan tersenyum senang. Sambil melahap potongan buah apel yang sudah disiapkan oleh adiknya, Tara kembali menyambung obrolan.

"Ternyata gak semua ibu tiri itu jahat, ya?"

"Alhamdullilah, di dunia masih banyak orang baik."

Tara mengangguk setuju, kembali bersuara dengan mulut penuh makanan. "Kakak gak habis pikir sama ibu kandung yang menelantarkan anaknya sendiri, padahal anak adalah investasi akhirat."

"Apa doa ibu yang seperti itu mustajab ya? Apa surga masih ada di telapak kakinya?" lanjut Tara yang langsung ditegur oleh Tisha.

"Kakak kalau ngomong jangan ngelantur, deh." Tisha menyenggol lengan Tara tapi tidak kuat. "Terlepas dari itu semua, mereka tetap aja udah berjuang mengandung dan melahirkan anaknya."

"Kakak ngomong gini karena kejadiannya ada di depan mata Kakak, ya."

Tisha menurunkan bahunya, menatap bingung Tara. "Maksudnya?"

Tara memutar bola mata seraya menoleh jengah ke arah adiknya yang duduk di sebelah kanan. "Masa gak paham, sih? Kakak lagi bahas kejadian yang kamu hadapi sekarang."

HISYAMWhere stories live. Discover now