Bab 30 : Pantai

14.8K 2.4K 26
                                    

13 Maret 2022.

Bismillahirrahmanirrahim.

Ambil baiknya buang buruknya. Bantu koreksi kalau ada salah ya 💗

 Bantu koreksi kalau ada salah ya 💗

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bab 30 : Pantai

***

Suara deru ombak yang menenangkan jiwa, ditambah semilir angin yang menyejukkan raga, serta pemandangan yang indah begitu memanjakan mata. Tisha tertegun sejenak memandangi pantai seluas ini, tapi sepi pengunjung.

"Ini pantai gak laku apa gimana? Kok sepi?" tanya Tisha mengutarakan keheranannya kepada Syam yang kini sedang menggeret tangannya memasuki wilayah pantai.

"Katanya, semua pengunjung disuruh pindah ke Bali." Syam menjawab asal membuat Tisha menoleh lantas menatapnya datar.

"Pak Syam kenapa suka bercanda terus, sih?" kesal Tisha melepaskan tangannya dari genggaman Syam, lalu mendongak dengan tatapan lelah. Lelah karena Syam selalu bercanda.

"Saya cuman mau bikin kamu ketawa, tapi gak pernah bisa. Apa iya saya harus pake brewok palsu dulu biar kamu ketawa?"

"Jangan," tolak Tisha cepat. "Pakaiannya aja yang dipertahanin, kalau brewoknya jangan."

"Kenapa?" Syam menautkan alisnya bingung.

"Nanti dikira saya kalau nyapu gak pernah bersih."

Syam tertawa lepas. Wajah perempuan itu sangat menjiwai jika sedang bercanda. Dari sini bisa terlihat bahwa selera humornya lebih rendah dibandingkan Tisha. Syam mengacak pucuk kepala istrinya yang tertutup hijab dengan gemas.

"Gemesnya kamu bisa dikurangin dikit gak?" Lama-lama Syam geregetan sendiri. Sejujurnya Tisha itu selalu menggemaskan meski tampil apa adanya.

"Enggak mau." Tisha memalingkan wajahnya sambil bersedekap dada, mulai berjalan menginjak pasir pantai.

"Gemesnya kalau bisa ditambah, biar nurun ke anak saya."

Mendengarnya, Syam memicingkan mata seolah bisa menebak apa yang Tisha pikirkan sambil tersenyum dengan maksud terselubung.

Syam menyamai langkah istrinya. "Enaknya mau dibuat kapan, hm?"

Tisha menoleh horor ke arah Syam. "Ngomongnya enteng banget tinggal buat, tapi saya yang suruh tanggung jawab."

Lagi-lagi Syam tergelak. "Terus maunya gimana, hm? Insyaallah, saya bakal tanggung jawab, kan, kita buatnya sama-sama jadi harus ditanggung sama-sama."

Tisha menyudahi topik pembahasan kali ini dengan mengibaskan tangannya tak acuh. Ia malas menanggapi celotehan Syam yang tidak berguna untuk sekarang.

Mengetahui ada keheningan dan hanya dimeriahkan oleh suara laut yang bergulung-gulung, lelaki yang memakai kaos oversize dengan celana bahan panjang itu merangkul wanitanya.

HISYAMWhere stories live. Discover now