Bab 20 : Tisha Khawatir

22.6K 2.9K 53
                                    

25 Februari 2022.

Bismillahirrahmanirrahim.

Bantu koreksi kalau ada salah ya. Ambil baiknya, buang buruknya.

 Ambil baiknya, buang buruknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bab 20 : Tisha Khawatir

***

"Kenapa Alif bawa tas sekolah? Bukannya hari ini libur?" tanya Tisha menunduk ke bawah melihat anak balita yang berjalan sambil menggandeng tangan kanannya.

Alif mendongak lalu menggeleng kecil. "Gapapa, Ma."

Tisha mengerut bingung dengan bibir yang berkedut menahan tawa melihat muka Alif yang menggemaskan.

"Kok gapapa?"

"Biar robot yang Mama kasih tadi gak rusak. Jadi Alif masukkin ke tas, deh."

Tisha menggeleng lucu. Alif memang mempunyai banyak tingkah unik yang kadang tidak terpikirkan olehnya.

"Oh gitu ...." Tisha mengangguk-angguk paham. "Berarti robot yang Mama kasih spesial dong buat Alif?"

Gantian balita itu yang mengangguk, Tisha menjadi terenyuh. Ternyata Alif sangat menyayangi barang yang diberikan oleh mamanya.

Setelah sarapan di rumah Alma, Tisha memutuskan untuk membawa pulang Alif ke apartemen. Lagipula selain Syam sibuk dengan pekerjaannya, Alma pun juga sibuk mengurusi toko kuenya.

Jadi, lebih baik Tisha menghabiskan waktu bersama Alif di apartemen yang sudah tersedia lengkap semua fasilitasnya, termasuk taman yang sekarang sedang ia kunjungi.

Setibanya di salah satu bangku taman bercat putih, Tisha merendahkan tubuhnya agar tingginya bisa sejajar dengan Alif. Perempuan itu memegang pundak putranya sambil tersenyum.

"Enaknya kita main apa ya?" tawar Tisha meminta pendapat seraya memikirkan permainan apa yang cocok untuk dimainkan di pagi hari ini bersama Alif.

Alif tak lantas menjawab. Ia malah tertunduk lalu menggeleng lemah menolak ajakan Tisha untuk bermain.

Perempuan bergamis hitam dengan kerudung segiempat itu jelas mengernyit bingung.

"Kenapa?" tanyanya hati-hati.

Alif memajukan bibir bawahnya lucu. Memegang tali tasnya kuat-kuat. "Alif kesel kemarin Mama sama Papa jalan-jalan tapi gak ngajak Alif."

Tisha lantas menekuk wajahnya sendu, ikut prihatin ketika Alif mengungkapkan isi hatinya. Padahal sejak tadi mereka bertemu Alif nampak senang, tapi kali ini balita tersebut mendadak cemberut.

Entah memang anak kecil sering berubah-ubah moodnya atau Alif yang pintar menyembunyikan perasaannya. Kalau begitu, Tisha harus lebih teliti lagi agar ia tak melewatkan apapun tentang Alif.

"Mama sama Papa minta maaf, ya? Alif mau, kan maafin kita?" Perempuan itu memohon dengan sungguh-sungguh. Wajahnya tampak melas yang tidak dibuat-buat.

"Mama janji ya, gak akan ninggalin Alif lagi?"

HISYAMWhere stories live. Discover now