64.

982 47 11
                                    

🌹𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠🌹

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🌹𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠🌹
.
.
.
𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐚𝐧𝐝 𝐜𝐨𝐦𝐦𝐞𝐧𝐭 𝐧𝐲𝐚-!!
.
.
.
Sorry klo misalkan part ini bakal mengandung sedikit bawang hehe..
.
.

Dokter terdiam beberapa saat. Beliau menghela nafas panjang sebelum akhirnya kembali berbicara.

"Maaf kami sudah berusaha semaksimal mungkin.. tapi nyawa pasien tidak bisa kami selamatkan " ucap sang dokter

Deg..

Dunia mereka benar benar runtuh saat ini. Kenyataan pahit apakah ini? Apa dokter itu sedang main main?!

"Dokter bohong.." lirih Vreya hampir tak terdengar tubuhnya ambruk begitupun Rival dan Rayan

"Ve dokter bohong kan?" Ucap Rayan pelan dengan suara yang serak menahan tangis

"Gak mungkin Radit pergi. Dia udah janji buat sama kita terus.." lirih Rival

Bara dkk pun terkejut. Bahkan Dirga kini sudah menangis tanpa suara. Dia kembali teringat masa dimana dia kehilangan kedua orang tuanya

Hanya suara tangisan yang terdengar sekarang. Rayan , Rival , dan Vreya saling berpelukan satu sama lain. Mereka tentu masih tidak percaya dengan ucapan sang dokter

"Ini hanya sebuah kecelakaan dok. Saya tau kemungkinan terbesar hanya koma. Kenapa sahabat saya bisa kehilangan nyawa? APA KALIAN TIDAK BEKERJA DENGAN BENAR HAH?!!" Ucap Rival diakhiri bentakan

"Ada hal yang membuat beliau meninggal selain karena kecelakaan ini." Ucap sang dokter yang membuat Vreya dkk terkejut

"Apa?" Tanya Vreya berusaha bangkit dari duduknya dibantu Bara

"Leukimia atau kanker darah stadium akhir." Ucap sang dokter

Deg...

Kenyataan apalagi ini Tuhan? Kenapa bisa mereka tidak tau sama sekali tentang penyakit mematikan yang di derita sahabat mereka?

"Dokter bercanda kan? Gak mungkin adek saya punya penyakit sebahaya itu. Dia tidak pernah cerita apa apa pada saya!!" Sentak Vreya yang tentu tidak percaya pada ucapan dokter itu

"Apa dokter bisa mengatakan kira kira sejak kapan Raditya menderita penyakit ini?" Tanya Bara sambil berusaha menenangkan Vreya yang masih terus menangis.

"Saya tidak bisa mendiagnosis nya dengan tepat. Tapi menurut saya sudah sekitar 6 bulan. Karena kanker ini cepat sekali menyebar dan sangat berbahaya. Hanya butuh waktu singkat agar kanker ini bisa menyebar" ucap dokter menjelaskan

*Maaf ya kalo misal informasi nya salah. Aku juga gak tau pasti ini bener apa enggak. Thankyouu

"Kenapa dit? Kenapa lo bohongin kita semua hiks. HARUSNYA LO BILANG KALO SAKIT. LO GAK BOLEH MENDERITA SENDIRI DIT!!" teriak Vreya sambil memukulkan kepalanya ke tembok

Bara yang melihat itu pun langsung menghentikan kegiatan Vreya yang melukai diri sendiri

"Sayang.. hei.. stop. Jangan kayak gini. Kamu gak boleh nyakitin diri kamu sendiri." Ucap Bara lalu membawa Vreya ke dekapannya

"Put.. kenapa Tuhan ambil lagi orang yang aku sayang? Apa Tuhan belum puas udah ambil papah dan mamah ku? Kenapa Tuhan sekarang ambil sahabat yang paling berarti buat aku?" Ucap Vreya sambil menatap ke arah Bara dengan mata merah dan tatapan yang sangat kosong menyiratkan luka yang dalam

"Dengerin aku. Kita semua disini kehilangan. Aku dan yang lain tau kamu , Rival , sama Rayan yang paling kehilangan. Tapi tolong jangan kayak gini. Ini semua udah takdir Ya.." ucap Bara berusaha memberi kata kata penenang untuk Vreya

Vreya langsung menghempaskan tangan Bara yang mendekap tubuhnya. Dia nampak tak terima Bara mengucapkan kata kata itu

"PUTRA. RADITYA ITU BELUM PERGI. DIA MASIH ADA DISINI. DIA GAK MUNGKIN NINGGALIN AKU. RADITYA UDAH JANJI GAK BAKAL NINGGALIN AKU PUT!!" Sentak Vreya dengan penuh emosi.

"Ve.. jangan teriak ini rumah sakit.." ucap Kia lembut. Dia tau Vreya sangatlah terpukul begitu pula dirinya. Tapi dia harus kuat demi menguatkan Vreya dan dua sahabatnya

"Ki.. Radit gak ninggalin gue kan? Dia masih ada kan Ki?" Ucap Vreya menatap Kia dalam

"Ikhlasin ya.. Nanti Radit sedih liat lo kayak gini.." ucap Kia sambil memghapus air mata Vreya

Vreya tak mengucap apa apa. Lalu tak lama tiba tiba Vreya lari dan memaksa masuk ke UGD dimana Raditya di rawat.

Dia terdiam melihat tubuh kaku yang di tutupi kain. Yang seharusnya sudah di pastikan jika itu adalah tubuh Raditya karena hanya ada satu pasien disini.

Vreya menggelengkan kepalanya kencang. Dia masih tidak percaya jika Raditya pergi meninggalkan diri nya

Vreya langsung menerjang tubuh kaku itu dan membuka kain nya. Dan..

Deg.

"Gak mungkin.. lo bohong kan Dit? Lo gak ninggalin gue kan? Iya kan? Lo sayang sama gue , ayo bangun.. Buka mata lo , gue bakal luangin banyak waktu buat lo. Ayo bangun.." lirih Vreya sambil mengusap usap wajah Raditya yang pucat dan dingin

"Bangun yuk.. gue tungguin ya. Jangan tinggalin gue" ucap Vreya tambah lirih lalu menjatuhkan kepalanya ke dada Raditya

"Hiks hiks.. bangun Raditya bangun.. gue gak mau kehilangan lo hiks" isak Vreya kencang

"BANGUN RADITYA WIRATAMA!! LO GAK BOLEH NINGGALIN GUE!! BANGUNNN!! GUE LARANG LO PERGI. BANGUN DITT!!" Teriak Vreya sambil menggoyang goyangkan tubuh kaku Raditya

Melihat tak mendapat reaksi apapun dari Raditya membuat Vreya frustasi. Dia terduduk dan memeluk lututnya erat. Dia menangis dan menjambak rambutnya kencang.

"Bangun Dit bangun hiks. Gue gak mau kehilangan lo hiks. Tuhan kembalikan Raditya pada ku. Aku belum siap kehilangan dia. Tolong kembalikan hiks" Isak Vreya yang terdengar sangat memilukan

"Bangun Dit bangun.. ayo main lagi.. kita manjat pohon lagi , kita motor motoran lagi. Ayoo" lirih Vreya sambil membayangkan Raditya ada di hadapannya

"Kita ke sungai lagi yuk.. kita nyari ikan lagi. Terus kita bakar bareng bareng. Sama Rayan sama Rival juga haha.. ingat gak lo jatuh terus narik gue pas lo mau jatuh haha.. ayo kita ulangin itu semua lagi.." ucap Vreya sambil sesekali tertawa hampa

Vreya bangun dengan sekuat tenaga. Lalu dia memegang tangan dingin Raditya. Dia mengatahkan tangan dingin Raditya ke arah pipinya.

"Bawa gue Dit.. bawa gue bareng lo.. kita pergi bareng bareng.. lo gak boleh ninggalin gue sendiri.. lo kan belum izin sama gue kalo mau pergi" ucap Vreya benar benar frustasi dan putus asa sekarang

Masih dengan tangisannya. Kini tiba tiba terdengar suara pintu di buka. Dan yang membuka itu langsung menuju ke arah Vreya dan Raditya

Vreya menatap dua orang yang datang kearahnya. Tatapannya yang tadi terlihat kosong dan sangat hampa , kini berubah menjadi kilatan amarah

"NGAPAIN KALIAN KESINI HAH?!!" Sentak Vreya penuh amarah

.
.
.

Hallo.. selamat malam minggu semua.. Sorry kalo part ini mungkin akan ngecewain beberapa diantara kalian. Tapi semoga feel nya dapet ya

Thankyou buat yg udh mampir baca.

See you in next part-!!
Byebyee<33

My Girl Is A Gang Leader (END)Where stories live. Discover now