꧁☬Asrama☬꧂

Start bij het begin
                                    

"Hei, apa yang kau lakukan?! Apa 'dia' akan membiarkan mu melakukan ini?!" sahut ibu dengan nada sedikit panik.

"Biarkan saja, toh kita diberi wewenang untuk gadis non normal ini bukan?" jawab ayah santai.

(Name) benar-benar tidak mengerti. Hei, apa salahnya hingga diperlakukan seperti ini?

Nilai jelek? Berbuat nakal? Mengonsumsi narkoba? Tidak... tidak ada satupun yang (name) lakukan.

Lalu.... kenapa...??

(Name) mencoba melarikan diri dari posisi ini. Berlari dengan cepat menuju pintu keluar dengan langkah tertatih dan tangan yang setia menekan memar di perut.

Tangan kanannya terangkat, memegang knop pintu dan memutarnya dengan susah payah. Aneh... energinya terasa hilang semua dalam sekejap. Membuka knop pintu saja kesusahan.

Cklek

Pintu rumah terbuka, tidak--bukan (name) yang membukanya. Tapi orang lain dari balik pintu ini.

Krieett

Tampak lah seorang gadis bersurai putih selaku pelaku yang baru saja membuka pintu ini. Ya, dia Kanzaki Mirai...

"Are? (Name)??" beonya pelan.

"Mi-Mirai-chan!! Tolong, bantu aku ka--" Permintaan tolong yang hendak (name) lontarkan pada sahabatnya itu langsung terputus, dikala Mirai menyunggingkan seringai lebar penuh kemenangan disaat melihat kondisi (name) yang terluka.

"Ara ara, ternyata sudah dimulai ya??" Mirai tersenyum seraya mendekatkan kepalanya kearah (name).

"Wah, akhirnya Mirai-chan ku datang!" seru ibu (name) sembari berlari memeluk Mirai.

"Bermain mu lama sekali, jadi kami terpaksa bertindak duluan," -Ayah

"Tak apa, ini dapat memudahkan ku untuk memberinya pelajaran," ucap Mirai dengan sorot mata senang.

"He? K-kau--" Ucapannya tertahan sendiri dimulutnya. Sangat susah mencerna kejadian yang terjadi tepat di hadapannya saat ini bagi seorang (name).

Kenapa orang tua nya tampak sangat sayang kepada Mirai? Sedangkan dirinya diperlakukan kasar secara tiba-tiba tanpa penjelasan.

"Lagipula... (name) juga yang menjadi alasan di adakannya program asrama ini bukan?" Mirai berjalan menghampiri (name). "Ah, malas sekali harus tinggal disana bersama para cecung*k yang katanya calon hero itu. Kau membuatku jengah saja," ungkap Mirai seraya mendorong keras bahu (name).

"Tapi... disisi lain aku juga di untungkan sih..." Mirai bergumam pelan. "Karena dengan tinggal di asrama aku bisa menemui Shoto setiap hari~!!" serunya riang.

"Shoto? Apa yang dia maksud... Todoroki...??" batin (name) bertanya-tanya.

Sial, rupanya ia dan sahabatnya ini menyukai lelaki yang sama. Haruskah (name) merelakan nya untuk Mirai?

Oh tentu tidak, karena spek Todoroki di dunia ini jarang banget keberadaan nya (bagi nem)

"Nah, let's play the party~!!" seru Mirai sembari mengunci pintu rumah, dan menyiapkan permainan untuk (name).

Permainan yang didasari oleh alat berat....

***

Author POV

"Sudah berkumpul semua? Kalau begitu ayo masuk ke asrama. Bersemangatlah dan ikuti aku," Aizawa memimpin pengenalan program asrama pada murid kelas 1A.

 Bersemangatlah dan ikuti aku," Aizawa memimpin pengenalan program asrama pada murid kelas 1A

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.
Quirkless (Todoroki Shoto X Readers)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu