Sembilan Belas - Jajanan Murah

Začít od začátku
                                    

Dara mengangkat box itu. "Ini cilor, Kak."

"Serius? Aku mau, dong."

Kejora dan Dara saling pandang karena tidak percaya.

"Lho, kan, ini gorengan. Nanti suara Kak Kevin rusak gimana?" tanya Kejora.

"Ya, nggak bakal. Orang aku makan gorengan nggak sering."

Selanjutnya, Kevin menggiring Kejora dan Dara duduk di kursi kayu. Sepertinya aktor itu tidak sabar mencicipi jajanan itu. Ia juga mengajak beberapa kru untuk istirahat sebentar sambil makan cilor.

"Hampir dua minggu di sini, baru kali ini, lho, makan cilor enak banget," ujar salah satu kru dengan mulut penuh.

"Siapa dulu yang bikin." Dara menyenggol bahu Kejora. "Aku cuma bantu doa aja. Liat minyak panas, tuh, serem."

Kejora menahan senyum. Siapa yang tidak suka ada orang yang memuji masakannya? Kejora tidak munafik, kok. Pujian itu selalu bikin semangat, asal tidak terlena.

"Makan besar nggak ngajak-ngajak gue."

Suara Pasha mengalihkan perhatian Kejora. Dua orang kru menyingkir agar Pasha bisa masuk. Mata sang aktor menyipit tatkala melihat bulatan yang mirip cilok, tapi ditusuk dan warnanya kuning kecokelatan.

"Ini apa?"

Kevin mengigit satu bulatan. "Cilor, Sha. Coba makan, deh. Enak."

Kening Pasha mengernyit. "Cilor? Bedanya sama cilok kemarin apa?"

"Beda, lah. Kalo cilok cuma bulatan gini. Kalo cilor, ditusuk dulu pake tusuk sate, terus digoreng sambil diputer-puter bareng telur. Makannya namanya cilor, aci dibalur telur."

"Kak Kevin, kok, bisa tau cara buatnya?" Kejora takjub.

Alis Kevin terangkat. "Tau, dong. Pas masih sekolah sering beli terus liat proses pembuatannya di gerobak pedagang. Dulu murah. Satu tusuk harganya lima ratus. Beli lima ribu bisa kenyang."

Mendengar itu, Pasha makin bingung. "Sekolah mana yang ada jajanan kayak gini?"

Giliran Kejora dan Dara mengernyitkan dahi. Lho, memang di sekolah Pasha tidak ada jajanan seperti ini?

Kevin mengambil satu tusuk lagi. "Sekolah gue, lah. Jangan-jangan di sekolah lo dulu nggak ada, ya?"

Pasha menggeleng.

"Serius, lo baru liat ini sekarang?"

Kini kepala Pasha mengangguk sebagai jawaban. Sungguh, seumur hidupnya baru tahu ada jajanan bernama cilok dan cilor. Padahal dirinya dan Kevin sebaya, tapi kenapa Kevin bisa tahu banyak hal? Dulu Kevin sekolah di mana?

"Fix, Sha, masa kecil lo kurang bahagia."

Kejora menahan bibirnya yang berkedut begitu melihat raut wajah Pasha yang berubah setelah mendengar ucapan Kevin.

"Cobain, deh. Rasanya hampir sama kayak cilok kemarin. Cuma bedanya ini digoreng." Kejora mengambilkan satu tusuk untuk Pasha.

Pasha menerimanya, lalu menggigit satu butir. Matanya melebar setelah butiran itu masuk ke mulutnya. Kejora benar, rasanya mirip seperti cilok, tapi yang ini lebih enak.

"Enak." Pasha mengambil satu tusuk lagi.

"Baru tau, ya, kalo enak?" celetuk Kevin yang sudah habis sepuluh tusuk. Pasha mendengkus.

Kejora makin senang ketika Pasha mengambil beberapa tusuk dan berebutan dengan Kevin. Gadis itu bersyukur sebab menjadi orang pertama yang mengenalkan Pasha dengan jajanan murah.

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.


Cilor bikinan Kejora

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.


Cilor bikinan Kejora.

Apa ada yang kayak Pasha, baru tau ada jajanan enak dan murah?

Sky Full of Stars - [END] Kde žijí příběhy. Začni objevovat