EP.12 | Part 3

456 21 0
                                    

Pat berbaring di atas tempat tidur dengan kedua tangannya diangkat ke atas. Senyum miring terukir di bibirnya, matanya tak lepas dari menatap Pran yang juga sudah mandi dan mengenakan kaos oblong dengan celana boxer seperti dirinya.

"Daerah ini masih dipenuhi asap dan debu seperti dulu, ya. Aku baru saja kembali dan kulitku kusam lagi." Pran mendudukkan dirinya di atas tempat tidur dengan membawa sebotol pembersih wajah dan kapas di tangannya.

Pat bangkit dan duduk sambil masih tersenyum melihat kekasihnya yang terus mengomel tanpa memperhatikannya.

"Kamu juga masih cerewet seperti dulu." Pat duduk di hadapan Pran sekarang. "Kalau kamu mau aku yang membersihkan wajahmu, katakan saja baik-baik padaku."

"Masih ingat caranya?"

"Nanti juga kamu tahu."

Pran hanya mencebik dan mulai menuangkan cairan pembersih wajah ke selembar kapas.

"Itu kebanyakan lah."

"Memangnya kenapa? Ini bukan punyaku kok."

Pran seolah tidak peduli, tapi ia menyerahkan kapas dengan cairan pembersih wajah itu ke tangan Pat yang dengan senang hati mulai membersihkan wajah putih Pran.

Pran mengangguk-angguk melihat hasil kerja Pat pada wajahnya. "Boleh, lah."

"Terus... Kamu masih marah sama aku ya, karena nggak jemput ke Bandara?"

"Aku tidak marah. Aku hanya sedang menunggu pacarku di Bandara Svarnabhumi, tapi pacarku di Bandara Don Mueang!"

Pat terkekeh. "Ya, kamu kan terbang dari Don Mueang nggak sih?"

Pran mengerutkan keningnya dan mengangguk-angguk lagi. "Oh, tentu lah! Kita sudah terlalu lama bersama. Kamu tidak peduli lagi denganku. Manis-manisnya kita sekarang telah hilang."

"Wuih. Awalnya kamu bilang Na Mong tapi sekarang kamu tetap yang paling Narak." Pat meletakkan telapak tangannya di bawah dagu Pran tapi kekasihnya itu berpaling dengan wajah kesal manja. "Coba letakkan dagumu ke telapak tanganku."

*Na Mong (Kusam), Narak (Lucu/imut)

"Ah, tidak mau! Sialan kamu!" Pran menepis tangan Pat lalu meraih Nong Nao untuk dibawanya berbaring ke atas tempat tidur. Ia lalu memiringkan badannya dan menyangga sisi kepalanya dengan satu tangan, sementara tangan yang lain memeluk Nong Nao. "Di pesta reunian itu, kita harus berpura-pura tidak berteman. Tapi aku masih ingat semua orang yang diam-diam kamu senyumin, ya." Pran menunjuk wajah Pat dengan geram.

Pat lalu tersenyum dan mendekatkan wajahnya ke wajah Pran. "Ya, kan mereka duluan yang senyum padaku." Pat lalu menyangga sisi kepalanya dengan tangan seperti Pran di hadapannya. "Seorang pria dengan lesung pipi mana sih yang menyuhku untuk berpura-pura? Hah? Aku harus menurutinya biar semua orang tertipu, kan?"

"Dan apakah itu berhasil?"

"Sangat. Teman-temanku benar-benar tertipu. Aku yakin mereka pikir kita masih saling membenci satu sama lainnya."

"Loh, mereka benar kok. Aku memang masih mem-ben-ci-mu..." Pran menekankan tubuh Nong Nao ke wajah Pat yang berjengit mundur.

"Aku tidak percaya padamu." Pat merebut Nong Nao dari tangan Pran dan melakukan hal yang sama ke wajahnya. "Orang yang saling membenci tidak akan melakukan apa yang kita lakukan."

"Melakukan apa?" Pran mendudukkan dirinya untuk memukuli Pat seperti anak kecil tidak dibelikan mainan. "Melakukan apa?"

"Kemarilah." Tapi Pat justru meraih tangannya ke dalam genggaman.

BAD BUDDY SERIES (Hanya Teman)Where stories live. Discover now