EP.10 | Part 2

240 21 0
                                    

Malam hari di asrama, saatnya Pat dan Pha curhat sebelum tidur. Pat duduk bersila di tempat tidur bagian bawah, sementara Pha memeluk bantal ke dadanya di tempat tidur bagian atas.

"Kak, bagaimana kakak tahu seseorang benar-benar menyukai kita, bukan hanya karena itu adalah tugas mereka?"

"Siapa lagi yang kamu bicarakan?" Kali ini Pat sedang mendengarkan curahan hati adiknya di kamar mereka. "Ada seseorang yang sedang mendekatimu, ya?"

"Uh. Entahlah. Pha bahkan tidak tahu apakah Pha sedang didekati atau tidak."

"Kalau begitu gunakan saja empat tandamu itu untuk mengujinya seperti yang pernah kamu katakan kepada kakak. Empat tanda yang kita uji ke Ink itu."

Pha menaikkan alisnya. "Empat tanda?"

"Iya."

"Iya juga, ya. Kak Ink tidak menunjukkan pertanda apapun itu, dan kak Ink tidak menyukai kakak seperti itu. Tanda-tanda itu benar-benar berfungsi."

Pat menyeringai mengingat saat-saat Ink sama sekali tidak menghiraukan perasaannya saat itu.

"Iya, ya. Kalau begitu Pha akan mengujinya." Pha beranjak pergi meninggalkan kakaknya.

"Tunggu! Bagaimana dengan cerita kakak? Ini tentang orang tuamu loh."

***

Setelah perbincangan dengan kakaknya tadi malam, pagi ini Pha benar-benar akan menguji tanda-tanda apakah seseorang memiliki perasaan untuk kita atau tidak. Mereka sedang duduk di atas tikar di area taman samping lapangan kampus.

"Maaf, ya. Pha tiba-tiba menghubungi kakak."

"Tidak apa-apa. Kakak selalu ingin melatih Pha cara menggunakan kamera film, tapi tidak pernah mendapat kesempatan."

"Iya, ya."

"Oke. Pertama, kita buka dulu ini. Lalu tekan ini untuk membuka dan melepasnya." Ink membuka tutup pada satu sisi kamera untuk memasang gulungan film. "Bisakah Pha mengambilkan kakak gulungan film-nya?"

Pha memberikan gulungan film dengan tangannya. Ketika Ink mengambilnya, kulit mereka bersentuhan.

Tanda nomor satu : Saat kalian berdua bersentuhan, respon fisik akan memberi petunjuk.

"Oke, ketika Pha sudah selesai mengambil fotonya, Pha harus memutar yang di sini ini. Nih, lalu Pha bisa melanjutkannya."

"Oke, kha."

"Bisa kita mulai?"

"Tentu." Kamera sudah berada di tangan Pha. "Kalau begitu, Pha mau mengambil beberapa foto mode potret. Bisakah P'Ink menjadi modelnya?"

"Apa kamu yakin?" Ink masih duduk di atas tikar melihat Pha yang sudah bangkir berdiri lebih dulu.

"Iya, ayo."

"Baiklah, kakak berdiri di sini."

Pha mulai merapikan rambut Ink dengan kedua tangannya.

Jika masih belum yakin, mari kita beralih ke tanda nomor dua. Mata tidak bisa berbohong, lihatlah ke dalam matanya.

Pha menatap Ink tepat di matanya. Aksi ini sukses membuatnya mulai tersipu malu.

"Oke, ayo mulai." Ink membuyarkan tatapan itu. "Mundur sedikit."

"Oke, kha." Pha mulai memotret.

Sementara itu di sisi lain taman, Pat dan Wai sedang lari pagi untuk melihat Pha.

"Dimana Nong Pha? Apa kau yakin dia akan berada di sini?"

"Ya, Pat memberi tahuku kalau Pha ada di sini. Jika kau tidak percaya padaku, kita bisa pergi saja." Pran berhenti berlari dan bertolah pinggang.

BAD BUDDY SERIES (Hanya Teman)Where stories live. Discover now