EP.7 | Part 1

443 31 0
                                    

Memasuki tahun kedua, Pat mendapatkan hadiah mobil Toyota CHR berwarna merah dari Ayahnya. Hari ini adalah hari pertamanya mengendarai mobil sendiri ke kampus. Melenggang santai memasuki mobil baru, Pat segera meletakkan tas kuliahnya dan mengangkat ponsel untuk melakukan selfie. Ia lalu mengirimkan fotonya di bangku kemudi itu untuk Pran.

Pat : Mau duduk di kursi penumpang mobil barunya kakak nggak, sayang?

Uhuk! Uhuk!

Pran hampir tersedak ketika membuka pesan dengan foto selfie dari Pat saat sarapan. Ia segera meraih segelas air mineral dan menelan beberapa tegukan.

"Ada apa, Pran?" Ibu bertanya.

"Ini panas, bu." Jawab Pran beralasan. Ia meneguk segelas air ditangannya sekali lagi sebelum menepuk-nepuk dadanya.

"Ibu sudah menyuruhmu untuk meniupnya terlebih dahulu. Jangan terburu-buru saat makan." Ujar Ibu menasehatinya dengan sayang. "Udang ini sangat segar."

"Ayah sepertinya mau satu lagi," kata Ayah menimpali.

"Boleh, Ibu membuat banyak."

Selagi kedua orang tuanya berbincang sambil menikmati sarapan pagi, Pran diam-diam memotret ayahnya untuk membalas Line Pat.

Pran : Bagaimana kalau kakak bertanya kepada supirku dulu, kak?

Pat sedang tersenyum membaca balasan dari Pran ketika pintu mobil terbuka. Pha muncul dengan penampilan yang sangat berbeda, ia melepas kacamatanya, serta kuncir kuda yang biasanya ia kenakan.

"Tutupnya pelan-pelan." Kata Pat setelah adiknya masuk dan duduk di sebelahnya.

"Apa?"

"Jangan tinggalkan goresan di mobil kakak."

"Astaga! Kakak terlalu terobsesi dengan mobil kakak. Sangat menyenangkan menjadi seorang putra. Kamu selalu mendapatkan segalanya lebih dulu." Penampilan Pha boleh berubah, tapi caranya mengomeli kakaknya masih sama.

"Ayolah. Kamu anak kuliahan sekarang. Menurut kakak, sebaiknya kamu berhenti menjadi tukang ngeluh!"

"Apa yang kakak bicarakan? Trus tadi kakak chattingan sama siapa? Mana, biar aku lihat." Pha mulai menggoda kakaknya.

"Tidak ada." Pat menepuk tangan adiknya yang hendak mengambil ponselnya. "Dan kapan kamu melihat itu?"

"Aku melihatnya dalam perjalanan ke mobil."

"Tidak ada, mari kita bicarakan tentangmu. Tidak mau lagi pakai kacamata?" Pha mengangguk dengan memasang senyum genit di wajahnya. "Memakai contact lens juga sekarang?"

"Um."

"Menurut kakak nih, ya. Segerombolan cowok-cowok akan mengantre hanya untuk mendekatimu. Bersiaplah untuk menangani itu."

"Apa? Kakak pun juga memakai lensa kontak. Berapa banyak cowok yang mendekatimu?"

"Tidak. Kakak baru saja melakukan lasik."

"Tunggu sampai Pha seusia kakak dan Pha akan melakukannya juga."

"Jangan menyentuh itu, kamu membuatnya basah." Pat tidak menghiraukan kata-kata adiknya, ia justru memperhatikan mobil barunya. Pha terus menggosokkan tagannya ke bagian yang Pat maksud untuk menggoda kakaknya. "Pha....!"

***

"Pran."

Pran sedang asik dengan ponselnya sampai-sampai tidak bisa mendengar panggilan Ibunya di meja makan.

"Pran."

"Khrap."

"Kamu lagi chatting sama siapa?" Sang Ibu mulai curiga melihat tingkah anaknya yang tidak seperti biasanya. "Kenapa kamu harus senyum-senyum juga?"

BAD BUDDY SERIES (Hanya Teman)Where stories live. Discover now