EP.4 | Part 1

388 35 0
                                    

Setelah saling setuju untuk mengerjakan halte bus baru bersama, tim Teknik dan Arsitektur harus sering bertemu untuk membahas proses pembangunannya.

"Kami sudah memesan bahan untuk atapnya. Mereka memiliki timeline untuk proses pengirimannya. Kau tidak masalah dengan itu?" Pran dan Pat sedang duduk berhadapan di atas meja kantin, didampingi oleh teman-teman kelompoknya masing-masing.

"Tidak masalah. Aku sudah bicara dengan Profesor yang mengawasi proyek. Dia akan memeriksa kita dua kali seminggu." Kata Pat lalu mengalihkan tatapannya dari Pran ke teman-teman yang lain. "Kalian semua tidak masalah dengan itu?"

"Tidak, kalau begitu kita sudah siap. Mari kita bagi-bagi pekerjaannya." Kata Pran sambil berdiri.

"Kita harus membentuk tim yang terdiri dari Arsitektur dan Teknik, untuk memastikan tidak ada kesalahan."

"Apa maksudmu dengan kesalahan?" Wai tidak terima dengan yang baru saja Pat katakan. Ia sudah bersiap akan menghampiri Pat. "Kalian tidak percaya pada kami?"

"Halah. Kenapa kalian tidak melakukannya sendiri saja jika kalian sangat pintar?" Korn yang tak mau kalah segera mendekati Wai.

"Tidak ada yang meminta bantuan kalian. Kalian saja yang ikut campur dalam urusan kami." Wai mulai berdiri menghadap Korn sekarang.

"Apa katamu?" Korn dan Wai sama-sama saling menantang.

"Baiklah, tenang. Tenanglah." Pat langsung menarik Korn sementara Pran menarik Wai.

"Kau serius meminta kami untuk bekerja sama dengan mereka?" Protes Wai pada Pran yang masih memegang pundaknya.

Pran memandangi raut wajah para pemuda Arsitektur dan Teknik yang sama-sama tegang. Sepertinya mereka memang tidak akan bisa disatukan. "Tidak." Jawab Pran akhirnya. "Arsitektur dan Teknik tidak akan berada di tim yang sama." Tegasnya menutup perjumpaan siang itu.

***

"Mana? Waktu itu kau bilang teman-temanmu tak masalah untuk bekerja sama dengan kami." Protes Pat kepada Pran ketika mereka bicara malam harinya di asrama.

"Sial! Siapa yang tahu kalau mereka benar-benar tidak bisa mengendalikan emosinya hari ini?"

"Apa yang akan kita lakukan sekarang?"

***

"Arsitek bekerja pada tanggal genap. Teknik bekerja pada tanggal ganjil. Bagaimanapun kita tidak akan bertemu dengan mereka. Kalian bisa tenang sekarang." Pran menyampaikan kabar baik pada teman-temannya keesokan harinya di lokasi pembangungan halte baru.

Safe mencibir sementara Wai mengangkat bahu. "Kita bisa melakukannya seperti itu?" Tanya Louis tidak yakin.

"Tapi aku tidak berpikir mereka benar-benar akan bekerja. Bisakah kita mempercayai mereka?" Safe yang sedang melipat kedua tangannya di dada tak percaya pada konsistensi tim Teknik.

"Sial. Sekarang apa lagi? Kau terlalu memikirkannya." Entah bagaimana caranya Pran meyakinkan teman-temannya untuk menaruh kepercayaan pada tim Teknik.

"Iya. Mereka mungkin saja akan mengulur-ulur waktu dan tidak akan menyelesaikan apapun. Aku tidak mempercayai mereka sama sekali. Terutama dia!" Wai sedang membicarakan si ketua geng Teknik.

"Hei. Pat adalah pemuda yang bermartabat. Percayalah padaku!" Kata Pran berusaha memberikan citra baik tentang Pat di mata teman-temannya yang di kemudian hari tak bisa dibuktikan. Tim Teknik tidak datang saat giliran mereka yang mengerjakan pembangunan halte.

***

"Hei, aku minta maaf." Kata Pat penuh penyesalan dengan menangkupkan kedua tangannya dan merunduk di hadapan Pran. "Ada konser di Fakultas Sains hari ini. Teman-temanku mau datang sebentar."

BAD BUDDY SERIES (Hanya Teman)Where stories live. Discover now