EP.11 | Part 2

367 17 0
                                    

Keesokan paginya, sesuai janji yang telah disepakati, Pat dan Pran wajib bangun pagi untuk membantu teman-teman Paman Tong menangkap ikan di laut.

"Paman Pian." Junior berlari terengah-engah menuju sebuah pondok nelayan di pesisir pantai.

"Hai, ada apa Ju?"

"Saya membawakan Paman tenaga tambahan."

"Wadee khrap." Pran dan Pat muncul dari belakang Junior dan segera memberi salam kepada para nelayan.

"Oh, masuklah."

"Saya Pran, dan ini Pat." Pran memperkenalkan diri.

"Masuklah, nak." Sambut Paman Pian. "Kamu bisa membiarkan adik-adik itu yang melakukannya. Coba lakukan ini."

Paman Pian bicara pada salah satu nelayan yang membantunya menyiapkan jala. Pat segera berjalan mendekat dan mulai bicara.

"Paman, tolong ajari saya melakukannya, ya."

"Tentu saja. Cobalah untuk memegangnya seperti ini. Kemudian kita ulangi lagi. Jangan biarkan mereka terbelit. Cobalah untuk menyamakan panjangnya."

"Seperti ini? Mohon maaf, masih baru Paman."

"Tidak apa-apa, kamu akan menjadi profesional dalam waktu singkat."

Pat adalah orang yang mudah bergaul, dari caranya bicara yang lepas dan terbuka, tak heran jika ia bisa cepat akrab dengan orang yang baru dikenalnya. Berbeda dengan Pran yang lebih banyak diam sambil mendengarkan. Sembari belajar menyiapkan jala, sesekali Pat mencuri pandang ke arah Pran yang langsung tersenyum manis ketika bertemu tatap dengannya.

Setelah memastikan jaring tidak kusut atau ada sesuatu yang menyangkut, Pat dan Pran didampingi satu nelayan memulai pelemparan ke laut. Pengamatan dilakukan selama beberapa saat sampai terasa adanya tarikan yang memungkinkan jala sudah berhasil menangkap ikan.

Pat menarik jala sekuat tenaga dan benar saja, ikan besar sudah tersangkut di jala. Senyum mengembang di bibir Pran yang takjub akan kemampuan kekasihnya menangkap ikan.

***

"Nih anak muda, ini upah kalian." Paman Pian memberikan ember berisi seekor ikan besar hasil tangkapan kepada Pat dan Pran seusai kegiatan menangkap ikan selesai.

"Terima kasih." Pat dan Pran mengucapkannya hampir bersamaan.

"Kalau begitu Paman permisi dulu, ya."

"Tentu. Wadee khrap, Lung." Pat yang berdiri sambil memegang ember memberi salam.

"Wadee khrap." Pran pun memberi salam sembari duduk pada kayu rotan.

"Sampai ketemu lagi." Pat bahkan mengucapkan kata perpisahan dengan nelayang yang tadi membantu mereka.

"Meung, kita tidak dibayar dengan uang di sini." Pat segera berdiri di hadapan Pran dengan menunjukkan seember upah usai kepergian Paman Pian dan nelayannya. "Apa yang akan kita lakukan?"

"Tentu saja memasaknya lah. Atau kamu mau makan ikan itu mentah-mentah?"

Pat mengangkat seekor ikan dalam jaring biru dan memamerkan hasil kinerja mereka di hadapan Pran. "Benar-benar sebuah pencapaian terbesar kita. Kita menangkapnya sendiri. Kemudian kita memasakknya sendiri, lalu memakannya sendiri."

Pran terkekeh lalu menepuk lengan Pat. "Ayo, pergi."

"Nih, kamu yang pegang."

"Tidak."

"Ini berat."

"Tidak mau."

***

BAD BUDDY SERIES (Hanya Teman)Where stories live. Discover now