EP.3 | Part 3

290 29 0
                                    


"Pak, kami memiliki satu konsep lagi untuk diusulkan." Pran sama sekali tak mengerti apa yang sedang direncanakan oleh Pat dengan berkata memiliki satu konsep lagi. Mereka tak pernah membicarakan konsep apapun selain yang sudah Pran presentasikan sebelumnya. Dengan wajah bingung Pran kembali duduk dan memberikan Pat ruang untuk presentasi.

"Mari kita dengarkan." Kata pimpinan perwakilan pihak Logtech ramah.

"Sebenarnya saya mendengar bahwa kalian tertarik dengan proyek ramah lingkungan, benar kan?" Pat memulai dengan sangat tenang. "Bagaimana kalau kita mengubahnya menjadi halte bus ramah lingkungan 100%? Kami bisa menggunakan bahan daur ulang dan tenaga surya. Apakah itu akan lebih menarik?"

Keempat orang pihak Logtech tampak mulai tertarik mendengar penjelasan Pat. Mereka saling berpandangan dan semakin memperhatikan Pat dengan seksama.

"Dan juga, jika proyek ini dikabulkan, halte ini akan tersebar di seluruh institusi kami. Orang-orang yang lewat akan melihatnya, dan kalian semua kan memiliki kesempatan untuk mengiklankan Perusahaan Logtech." Pat menyelesaikan kalimatnya dengan sempurna, membuat pihak Logtech mengangguk-angguk dan saling tersenyum.

Senyum itu bahkan menular ke wajah Pran. Ia tak menyangka Pat bisa menyelamatkan presentasi mereka hari ini.

***

"Sudah kubilang aku adalah jimat keberuntunganmu." Kata Pat penuh percaya diri ketika mereka masuk ke lift untuk kembali turun ke lobby.

Pran tak menyangkal, karena faktanya memang Pat baru saja menjadi keberuntungannya. "Lalu, kau tahu dari mana kalau mereka mendukung proyek ramah lingkungan?"

Pat mendekatkan dirinya ke tempat Pran berdiri dan membawa pemuda itu hingga bersandar pada dinding lift.

"Apa?" Tanya Pran tak mengerti.

Diraihnya bagian belakang kepala Pran dan diputar ke arah poster yang menempel di dinding lift. "Nih! Lihatlah." Tegas Pat kemudian mundur kembali ke tempatnya semula.

Pran lalu membaca isi poster yang berbunyi, Logitech. Please join us, Ecolife, safe the planet.

"Hemmh. Kau anjing yang pintar juga, ya." Kata Pran kemudian.

"Kau harus belajar untuk melihat apa yang ada di sekitar. Aku lihat, kau selalu melihatku." Kata-kata Pat sukses melenyapkan senyum di bibir Pran. Pat lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Pran dan berkata sangat perlahan. "Cari masalah dengan menghinaku dengan memanggilku anjing dan kutukan."

Tapi Pran malah mencibir. "Lagian itu benar, kok."

Keduanya terjebak dalam keheningan selama beberapa saat lalu saling berpandangan.

"Terus, kau mau pergi kemana sekarang?" Tanya Pat memecah keheningan.

"Rumah." Jawab Pran singkat.

"Ya ampun, jadi kau akan membuangku setelah aku membantumu?" Pran hanya menanggapi dengan senyum. "Ayo temani aku, ya?"

"Kemana?"

Bukannya menjawab Pat malah menyunggingkan senyum tanpa melihat Pran.

"Kenapa kau senyum-senyum?!" Pran berseru cukup tegas sehingga membuat Pat melihat wajahnya. Mereka lalu terkekeh bersama.

Pat mengajak Pran ke Mall The Promenade yang terletak di jantung kota Bangkok untuk melihat-lihat alat musik. Pat sangat yakin Pran menyukainya.

"Hei, ayo kemari!" Ajak Pat dengan setengah berlari memasuki toko alat musik. "Toko ini, begitu banyak alat musik untuk dipilih. Aku berharap aku bisa memainkannya." Kata Pat sambil menggerakkan tangannya bak orang bermain gitar.

BAD BUDDY SERIES (Hanya Teman)Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα